Kematian Nimrod Tameno Masih Misterius, Keluarga Minta Polisi Serius karena Ada Kejanggalan

Kematian Nimrod Tameno Masih misterius, Keluarga Minta Polisi Serius karena ada kejanggalan

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Kematian Nimrod Tameno Masih Misterius, Keluarga Minta Polisi Serius karena Ada Kejanggalan
POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru
Isak Tameno, salah satu anak almarhum Nimrod Tameno menunjuk lokasi jenazah ayahnya ditemukan di Besmetan,Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat,Kabupaten Kupang. Gambar diambil, Kamis (25/7/2019).

Dia mengatakan, ada beberapa kejanggalan, Pertama, bahwa almarhum selama hidup tidak pernah memanjat pohon yang ketinggiannya lebih dari tiga meter.

"Sementara pohon yang diduga sebagai pohon yang almarhum panjat itu sekitar enam meter. Begitu juga bekas dahan pohon yang dipotong ,sesuai penglihatan atau pengamatan bahwa yang potong dahan itu dengan tangan kanan bukan kidal atau kiri. Almarhum adalah orang kidal," ujarnya.

Isak mengatakan, informasi dari warga di sekitar kebun almarhum,bahwa pada Minggu (28/10/2018) malam atau sehari sebelum kejadian, mereka mendengar lolongan anjing di rumah kebun milik almarhum hingga pagi, Senin (29/10/2018).

Kejanggalan lain, lanjut Isak, apabila almarhum dinyatakan meninggal akibat terjatuh dari pohon, maka harus ada tetesan darah di sekitar jenazah,tetapi yabg ditemukan tidak ada darah atau bercak darah di TKP.

"Padahal, kepala bagian atas dan belakang almarhum mengalami luka sobek,tetapi tidak ada ceceran darah di samping jenazah. Ini yang kami nilai ganjil dan kami duga almarhum bukan meninggal di bawah pohon lamtoro," ujarnya.

Isak meminta penyidik yang menangani kasus kematian almarhum Nimrod Tameno agar bisa mengusut tuntas kasus itu.

"Kami punya data dan bukti yang bisa menguatkan bahwa ayah kami mati bukan karena jatuh dari pohon,tetapi dianiaya.
Jika sampai saat ini belum temukan pelakunya, maka kami minta agar jujur sampaikan kepada kami agar kami menempuh jalan lain," kata Isak.

Istri Almarhum, Taroci Tameno yang ditemui di kediamannya mengatakan, suaminya setiap hari pergi ke kebun untuk memotong untuk diberi kepada ternak.

"Tiap hari almarhum ke kebun sekitar pukul 05.00 atau pukul 06.00 wita. Biasa pulang sekitar pukul 08.00 wita atau pukul 09.00 wita," kata Taroci.

Oma Taroci juga mengatakan, almarhum adalah orang kidal dan tidak pernah memanjat pohon yang tingginya lebih dari tiga meter.

Yada salah satu cucu korban mengatakan, opanya sebelum ditemukan meninggal masih beraktivitas dan sehat.

"Saat kami temukan, parang milik opa masih di dalam sarung. Posisi opa tidur kepala menghadap ke bawah atau tengkurap dan ada daun di atas tubuh opa," kata Yada.

Dia mengakui, saat ditemukan, tidak ada darah di sekitar lokasi penemuan jenazah. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved