Kematian Nimrod Tameno Masih Misterius, Keluarga Minta Polisi Serius karena Ada Kejanggalan

Kematian Nimrod Tameno Masih misterius, Keluarga Minta Polisi Serius karena ada kejanggalan

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Kematian Nimrod Tameno Masih Misterius, Keluarga Minta Polisi Serius karena Ada Kejanggalan
POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru
Isak Tameno, salah satu anak almarhum Nimrod Tameno menunjuk lokasi jenazah ayahnya ditemukan di Besmetan,Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat,Kabupaten Kupang. Gambar diambil, Kamis (25/7/2019).

Kematian Nimrod Tameno Masih misterius, Keluarga Minta Polisi Serius karena ada kejanggalan

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kematian Nimrod Tameno, Warga Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang hingga saat ini masih misterius. Keluarga menduga Nimrod meninggal akibat dibunuh bukan karena jatuh dari pohon.

Anak kandung korban, Isak M. Tameno kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (25/7/2019) mengatakan, korban ditemukan meninggal di kebunnya di Besmetan pada Senin (29/10/2018) lalu.

Ditangkap KPK dan Jadi Tersangka Kasus Suap, Ini Harta Kekayaan Bupati Kudus

Kasus kematian ayahnya itu sudah dilaporkan ke Polda NTT pada 23 Januari 2019 dan sampai saat ini belum ada titik terang.

Menurut Isak, keluarga menilai kematian almarhum tidak wajar sehingga keluarga melaporkan ke Polda NTT agar diselidiki penyebab kematian.

"Kami keluarga besar merasa ada kejanggalan kematian almarhum, sehingga kami percayakan penegak hukum untuk usut. Namun, sejak kami laporkan hingga saat ini belum ada perkembangan," kata Isak.

Dua Putranya, Gibran dan Kaesang Masuk Bursa Pilkada Kota Solo, Begini Tanggapan Jokowi

Dia menjelaskan, kematian ayahnya itu berawal pada Senin (29/10/2019) sekitar pukul 05.00 wita, almarhum pergi ke kebun untuk memberi makan ternak sapi. Hingga pukul 10.30 wita, ayahnya tak pulang dari kebun.

"Padahal biasanya, almarhum sudah kembali ke rumah sekitar pukul 08.00 wita atau pukul 09.00 wita. Karena itu, ibunya menyuruh dua orang cucu ,Yada dan Rio untuk mencari ke kebun di Besmetan," kata Isak.

Dijelaskan, saat Yada dam Rio menyusul almarhum ke kebun, namun tidak menemukan,sehingga mereka pulang ke rumah memberitahukan kepada ibunya bahwa almarhum tidak ada.

"Saat itu hanya ditemukan pakaian korban di dalam rumah kebun. Begitu juga ternak sapi nampak belum diberi makan," jelas Isak.

Saat itu, ibunya meminta agar kedua cucunya mencari Okto Tameno agar bersama ke kebun untuk mencari almarhum.

"Sesampainya di kebun Okto Tameno langsung menemukan almarhum yang sudah tidak bernyawa," katanya.

Dikatakan, saat itu dilaporkan ke Polsek Oekabiti dan polisi ke TKP dan menanyakan soal kondisi jenazah apakah diotopsi atau tidak.

"Kami iklaskan, karena suasana duka yang mendalam sehingga tidak ingin diotopsi. Jenazah kami makamkan pada 31 Oktober 2018," katanya.

Usai pemakaman, lanjut Isak ,pihak keluarga ke TKP dan menemukan sejumlah kejanggalan. Bahkan, di TKP ada pohon lamtoro/petes yang menjadi tempat korban memanjat untuk mengambil daun sebagai pakan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved