Headline News Hari Ini
Pendekar Aristektur Nusantara Rebranding Labuan Bajo
Pria yang akrab disapa Yori Antar ini bertugas membuat citra brand kembali dengan tujuan semula agar lebih sukses.
Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Alfons Nedabang
Pemerintah pusat berniat menjadikan Pulau Komodo sebagai zona ekslusif. Presiden Joko Widodo mengisyarakan hal ini setelah mengunjungi Pulau Rinca. Meski baru wacana, rencana tersebut langsung disetujui Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dulla.
Menurut Bupati Dulla, gagasan itu berasal dari Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Dia mengaku baru memahami setelah mendapat penjelasan yang lengkap dan detail.

"Awalnya saya belum mengetahui secara detail. Tetapi setelah dijelaskan secara lengkap, saya mengerti dan setuju dengan itu," tandas Bupati Dulla, Kamis malam (11/7/2019).
Bupati Dulla tak bisa menyembunyikan rasa bangganya setelah Jokowi dan Ibu Negara, Ny. Iriana mengunjungi Labuan Bajo.
"Kami menyampaikan rasa bangga dan hormat atas Kunker (kunjungan kerja) RI 1 ke Kabupaten Mabar, terbang langsung ke Labuan Bajo. Kali ini pesawat Kepresidenan langsung mendarat dan nginap," ucap Bupati Dulla di Labuan Bajo, Kamis malam (11/7/2019).
• NTT Kebut Tiga Terminal Barang Internasional, Dorong Ekspor Impor
Menurut Bupati Dulla, pada tahun 2012, Presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengunjungi Ruteng, Kabupaten Manggarai. Namun, SBY menggunakan pesawat lewat Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) ke Labuan Bajo lalu ke Ruteng. "Pak SBY tahun 2012 lalu datang mengikuti Yubilium Gereja Katolik di Ruteng," ujarnya.
Mengenai penataan total Labuan Bajo oleh Presiden Jokowi, Bupati Dulla menegaskan, rencana itu tidak datang begitu saja tetapi karena besarnya potensi pariwisata yang dimiliki Mabar.
"Rencana Presiden menata Labuan Bajo tentu tidak datang begitu saja kalau tidak ada awalnya. Awalnya tentu dari potensi pariwisata yang bakal sebagai sumber devisa besar selain Migas," tandas Bupati Dulla.
• Pembangunan Terminal Barang Internasional di NTT Telan Rp 37 M
Presiden Jokowi, katanya, sudah melihat sejak lama tentang besarnya potensi pariwisata di Mabar. "Presiden melihat itu sejak Komodo menjadi The New 7 Wonder On The World. Lalu disusul kebijakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Selanjutnya kebijakan 10 kabupaten destinasi prioritas dari 514 kabupaten di Indonesia," sebut Bupati Dulla.
Jokowi bertekad menjadikan Bandara Komodo sebagai bandara internasional karena melihat pariwisata Labuan Bajo bakal menyedot wisatawan asing terbesar dan bakal lama tinggal di Indonesia.
"Demikian pun dengan pelabuhan peti kemas harus ditata lebih baik untuk menjamin wisata bahari yang lebih baik dan nyaman bagi wisatawan dengan datangnya kapal wisata dari seluruh dunia ke Labuan Bajo," ujarnya.
• Tiga Kepala Daerah NTT Dukung Penuh Pembangunan Terminal Ekspor Impor
Menurut Bupati Dulla, penataan Labuan Bajo menjadi urgen karena sebagai kota pariwisata internasional dengan peningkatan pembangunan dalam tiga hal utama yaitu aksesbilitas, amenitas dan atraksi pariwisata.
Bupati Dulla juga menyampaikan bahwa pihaknya masih mencari lokasi pemindahan pembangunan pelabuhan peti kemas atau kargo. "Sampai saat ini kami masih mencari lokasinya. Tetapi yang sudah siap yaitu di Bari, Kecamatan Macang Pacar," katanya.
Selain penatahan Labuan Bajo, Jokowi melakukan pembenahan kawasan Taman Nasional Komodo (TNK). Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengemukakan bahwa pembenahan kawasan dan pembangunan fasilitas-fasilitas Pulau Komodo harus terintegrasi dengan Pulau Rinca.
• Ini Bocoran Susunan Kabinet Kerja, Presiden Jokowi Ungkapkan Banyak Menteri Lama Bertahan
Saat ini di Pulau Komodo kurang lebih ada 1.700 komodo dan di Pulau Rinca kurang lebih ada 1.040 komodo. Untuk itu, Presiden meminta agar betul-betul dihitung daya dukungnya.