Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Protestan 11 Juli 2019:Apakah Benar Anda Punya Cinta?
Tuhan Yesus sendiri mengingatkan agar murid-murid dan kita semua untuk saling mengasihi dalam Injil Yohanes 13:31-35.
Orang Yunani mengenal model cinta yang lain yang disebut dengan eros, yaitu relasi atau hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan yang dilandasi pada rasa tertarik dan suka satu dengan yang lain.
Rasa tertarik karena senyumannya, rasa suka karena cara bicaranya, cara duduk atau berdirinya, suka pada tatapan matanya, suka pada rambutnya yang panjang, etc.
Cinta seperti ini bisa membuat orang jadi gila dan lupa daratan. Seringkali cinta seperti ini bisa mengubah seseorang dari biasanya. Coba lihat kalau seseorang sedang jatuh cinta pada seseorang.
Tingkahlakunya pasti berubah dan rada-rada aneh. Itu namanya gejala jatuh cinta, lama-lama jadi korban cinta.
Mencintai pacar kita, mencintai pasangan kita, maka kita harus rela menerima kelebihan dan kekurangan pasangan kita.
Banyak kebiasaan aneh pasangan kita yang bisa saja pada waktu pacaran tidak nampak, tetapi setelah menikah baru mulai ketahuan satu-satu. Betul tidak? Hanya Tuhan dan pembaca yang budiman yang tahu.
Ada cerita lucu yang saya kutip dari http://bersasi.blogspot.com/2013/02/1001-cerita-lucu-banget-ngakak.html).
Alkisah suatu hari ada dua sejoli yang lagi bermalam mingguan di teras rumah sebut saja namanya Udin dan Icih.
Udin : Cinta, kamu kentut ya?
Icih : upss...iya sayang, soalnya udah gak bisa ditahan lagi, kenapa gitu?
Udin : baunya kaya parfum import Cina
Icih : wangi banget ya?
Udin : bukan wangi cinta, tapi baunya itu yang tahan lama !!!
Icih : hehe
Kadang-kadang rasa percaya pada pasangan kita penting, tetapi kewaspadaan dan kehati-hatian juga perlu dijaga. Contohnya dari cerita dibawah ini.
Alkisah suatu kali cucu tanya pada Opanya: "Opa ni, tiap kali panggil Oma selalu dengan panggilan darling, sayang, honey.
Darling su makan ko? Sayang ada bekin apa? Atau kalau mau ajak Oma, Opa bilang Honey mau ikut ko? Opa pung romantis lai", kata cucu pada Opanya.
Sang kakek cepat-cepat berbisik pada cucunya: sssst kau diam-diam ee, jangan bilang-bilang sama Oma ee
"Ko kenapa Opa?, tanya sang cucu.
"Opa selalu panggil oma dengan darling, sayang, honey itu karena Opa sudah lupa Oma punya nama yang sebenarnya". Astaga Opa sudah pikun!!!
Kembali kepada pemahaman cinta orang Yunani. Pada prinsipnya kedua model cinta orang Yunani berkisar pada mencintai sesama dan mencintai diri sendiri.
Kita dituntut untuk tidak hanya mengasihi diri sendiri saja, tetapi juga mengasihi orang lain.
Tetapi dalam wacana Yesus mengasihi diri dan mengasihi orang lain harus punya makna keteladanan yang bersumber pada Kristus sendiri. Dan untuk itulah Yesus mengatakan:
"..Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.." (Yohanes 13:34-35).
Yang bisa menjembantani cinta pada sesama dan cinta pada diri sendiri adalah apa yang orang Yunani sebut dengan cinta Agape, yaitu yang menunjuk kepada kasih Allah kepada UmatNya dan dunia,
atau secara sederhana kasih Yesus kepada murid-muridnya dan dunia ini. Segala bentuk perwujudan cinta kita harus dibangun atau dijembatani oleh cinta agape.
Injil Yohanes mengungkapkan makna terdalam dari kata Agape ini dalam Yohanes 3:16
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (*)