Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Protestan 11 Juli 2019:Apakah Benar Anda Punya Cinta?
Tuhan Yesus sendiri mengingatkan agar murid-murid dan kita semua untuk saling mengasihi dalam Injil Yohanes 13:31-35.
Renungan Harian Kristen Protestan
11 Juli 2019
Oleh : Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA
Apakah Benar Anda Punya Cinta?
KATA Polisi, cinta sulit ditangkap, kata pendeta cinta itu anugerah, kata dokter cinta itu sulit diobati, kata guru cinta tidak bisa dipelajari, kata hakim cinta tidak bisa dihukum, kata petugas asuransi cinta itu penuh risiko,
kata pemain bola cinta sulit ditebak arah larinya, kata penyelam cinta terlalu dalam untuk diselami, kata penyanyi cinta tak punya logika, kata raja gombal kata-kata dunia tanpa mampu menampung makna cintaku pada mu,
karena tidak ada kata kata yang mampu mengungkapkan rasa ini; karena berjuta mawar masih terlalu sedikit untuk mengungkapkan perasaanku;
karena lautan api rela ku seberangi; karena jika kau mau akan ku petik satu bintang di langit untukmu; karena kaulah segalanya bagiku.
Jadi kesimpulannya orang bisa omong, lakukan, janjikan apa saja tentang cinta karena Alkitab sendiri bilang cinta bahkan kuat seperti maut dan nyala apinya seperti nyala api Tuhan (Amsal 8:6). Wao luar biasa!!!!!
Betapa pentingnnya cinta kasih antar sesama manusia Tuhan Yesus sendiri mengingatkan agar murid-murid dan kita semua untuk saling mengasihi dalam Injil Yohanes 13:31-35.
Mengapa Yesus memberi perintah, karena kasih itu mahal. Murid-murid mungkin belum saling mengasihi. Mereka mungkin saling membenci, saling curiga, saling dengki satu sama lain, saling menjatuhkan satu sama lain.
Bisa saja dalam kehidupan para murid, masing-masing mempertahankan ego, dan masing-masing mementingkan dirinya sendiri.
Untuk itulah Yesus mengingatkan mereka untuk saling mengasihi. Dalam Yoh 13: 34 Yesus mengatakan:
34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Menurut Yesus Cinta kita pada sesama didasarkan pada pemikiran bahwa Yesus telah lebih dahulu mengasihi kita. Model cinta Yesus adalah dasar dan ukuran cinta kita kepada sesama kita.
Dan dari situ kita membuktikan bahwa kita adalah murid-murid Kristus. Dalam Yohanes 13:35 Yesus katakan: 35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Perintah Yesus ini menjadi dasar bagi kita untuk menabur kasih bagi dunia ini. Kita bertanggung jawab menciptakan dunia yang aman dan damai,
yang bebas dari kebencian, dendam dan perseteruan di rumah tangga kita, di tempat kerja kita, di masyarakat di mana kita tinggal dan di negara dimana kita mengabdi.
Kita adalah kita dari apa yang kita buat dan dari apa yang kita katakan. Kita harus menjadi contoh bagi sesama kita dalam menyampaikan kasih Tuhan Yesus bagi dunia ini.
Hari demi hari, dalam setiap tutur kata, setiap perbuatan dan tindakan kita. Karena Kristus telah mengasihi kita, tanpa membeda-bedakan kita. Ia membuka pintu bagi semua orang.
Setiap rumah tangga dibangun atas dasar cinta. Setiap persekutuan juga dibangun dari rasa cinta yang sama.
Sebuah vokal grup atau paduan suara atau persekutuan atau komunitas tertentu bisa hidup karena orang punya rasa cinta padanya.
Orang harus rela mengabaikan kesibukannya, bahkan berkorban supaya persekutuan atau komunitas dapat terus eksis dan dapat terus memuliakan Tuhan.
Tanpa berkorban, tanpa meluangkan waktu persekutuan atau komunitas apapun yang kita buat akan bubar.
Kita semua bisa berkumpul di gereja pada setiap hari minggu juga karena cinta, cinta kita kepada Kristus. Tanpa cinta itu, maka tentu pada hari minggu bangku-bangku gereja akan kosong.
Kita semua ada urusan dan tugas masing-masing. Ada begitu banyak kesibukan dan hal yang bisa saja kita kerjakan pada hari minggu, tetapi kita tingggalkan itu semua karena cinta kita kepada Kristus.
Kita semua berbeda dalam berbagai hal, umur, hobby dan kebiasaan, pekerjaan, tetapi kita tinggalkan itu semua, dan bersatu untuk memuliakan Tuhan.
Buktinya giliran menyanyi semuanya menyanyi, giliran duduk semuanya duduk, dan seterusnya.
Atau jangan sampai ada yang berbeda dalam ruangan dalam ruang kebatian minggu, giliran duduk malah ada yang berdiri atau malah tidur. Giliran menyanyi malah menangis. Giliran dengar khotbah malah ada asik dengan chating dan sms.
Sebetulnya seluruh hidup manusia dipenuhi dan dipengaruhi oleh cinta. Dari lahir sampai masuk lobang kubur itu juga karena cinta.
Waktu kita lahir, mama kita menangis karena cinta, waktu kita mati, dan keluarga mengurus jenazah kita dan menguburkannya dengan iringan air mata, itu karena cinta juga.
Kalau omong kematian begini, beta ingat istri saya pernah tanya saya begini. Bapak, kalau mama mati, apakah bapak kawin lagi atau tidak? Tanya istri saya ingin tahu: dengan cepat dan tegas saya jawab dengan taktis:
"Mama jujur saja, tentu saja bapak kawin lagi, tetapi itu demi anak-anak, nanti siapa yang urus mereka".
Itu yang terutama. Tetapi sampingan saja adalah biar ko ada orang yang urus bapak. Apakah mama tega biarkan mama pung cinta merana sebatang kara ko? HEHEHEHEHEH!!!!!!
Kembali ke point tadi, kita semua membuhtukan cinta dan itu semua kita rasakan pertama-tama dalam keluarga kita. Dalam istilah orang Yunani cinta semacam ini disebut cinta philia.
Cinta orang tua pada anak-anaknya, cinta antar keluarga. Sifat dari cinta semacam ini adalah rasa aman dan terlindung. Orang tua mengasihi dan melindungi anaknya.
Orang tua memelihara dan merawat anaknya dalam segala kekurangan dan keterbatasan yang ada. Cinta philia seperti ini penting karena dengan itu kita menjadi kuat.
Kasih persaudaraan antar anggota keluarga tentu sangat penting, dan masing-masing orang punya kenangan tersendiri waktu masih kecil.
Saya kutip kata-kata istri saya yang bilang begini (yang sebetulnya dia kutip dari kata-kata bijak orang Rote Purba):
hubungan kasih dan tali persaudaraan antar keluarga atau saudara bagaikan air yang mengalir, walau dipotong dengan parang, dia tidak akan pernah putus.
Jadi kalau Anda punya saudara kasihilah dia, janganlah membuang dia. Orang bijak bilang tidak ada yang lebih penting dari pada seorang manusia untuk merasakan rasa aman dan damai selain di dalam keluarganya sendiri.
Saya rasa dalam hubungan dengan ini benar kata mutiara orang Jerman "Nichts ist wichtiger für einen Menschen als die Geborgenheit in einer Familie zu spüren"
(tak ada yang lebih penting dari seseorang untuk merasakan keamanan dan kenyamanan selain dalam keluarganya).
Model cinta yang mirip dengan ini adalah kasih persahabatan dengan sesama kita.
Persahabatan terjadi karena mungkin memiliki hobi yang sama, kesukaan yang sama, sifat yang sama, tempat kerja yang sama, tujuan yang sama, etc.
Ciri dari cinta kasih seperti ini karena adanya rasa saling hormat dan percaya satu sama lain, ada tenggang rasa satu dengan yang lain, ada rasa suka membantu satu dengan yang lain.
Sebuah persahabatan tanpa saling percaya dan saling menolong adalah hampa dan sia-sia.
Orang Yunani mengenal model cinta yang lain yang disebut dengan eros, yaitu relasi atau hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan yang dilandasi pada rasa tertarik dan suka satu dengan yang lain.
Rasa tertarik karena senyumannya, rasa suka karena cara bicaranya, cara duduk atau berdirinya, suka pada tatapan matanya, suka pada rambutnya yang panjang, etc.
Cinta seperti ini bisa membuat orang jadi gila dan lupa daratan. Seringkali cinta seperti ini bisa mengubah seseorang dari biasanya. Coba lihat kalau seseorang sedang jatuh cinta pada seseorang.
Tingkahlakunya pasti berubah dan rada-rada aneh. Itu namanya gejala jatuh cinta, lama-lama jadi korban cinta.
Mencintai pacar kita, mencintai pasangan kita, maka kita harus rela menerima kelebihan dan kekurangan pasangan kita.
Banyak kebiasaan aneh pasangan kita yang bisa saja pada waktu pacaran tidak nampak, tetapi setelah menikah baru mulai ketahuan satu-satu. Betul tidak? Hanya Tuhan dan pembaca yang budiman yang tahu.
Ada cerita lucu yang saya kutip dari http://bersasi.blogspot.com/2013/02/1001-cerita-lucu-banget-ngakak.html).
Alkisah suatu hari ada dua sejoli yang lagi bermalam mingguan di teras rumah sebut saja namanya Udin dan Icih.
Udin : Cinta, kamu kentut ya?
Icih : upss...iya sayang, soalnya udah gak bisa ditahan lagi, kenapa gitu?
Udin : baunya kaya parfum import Cina
Icih : wangi banget ya?
Udin : bukan wangi cinta, tapi baunya itu yang tahan lama !!!
Icih : hehe
Kadang-kadang rasa percaya pada pasangan kita penting, tetapi kewaspadaan dan kehati-hatian juga perlu dijaga. Contohnya dari cerita dibawah ini.
Alkisah suatu kali cucu tanya pada Opanya: "Opa ni, tiap kali panggil Oma selalu dengan panggilan darling, sayang, honey.
Darling su makan ko? Sayang ada bekin apa? Atau kalau mau ajak Oma, Opa bilang Honey mau ikut ko? Opa pung romantis lai", kata cucu pada Opanya.
Sang kakek cepat-cepat berbisik pada cucunya: sssst kau diam-diam ee, jangan bilang-bilang sama Oma ee
"Ko kenapa Opa?, tanya sang cucu.
"Opa selalu panggil oma dengan darling, sayang, honey itu karena Opa sudah lupa Oma punya nama yang sebenarnya". Astaga Opa sudah pikun!!!
Kembali kepada pemahaman cinta orang Yunani. Pada prinsipnya kedua model cinta orang Yunani berkisar pada mencintai sesama dan mencintai diri sendiri.
Kita dituntut untuk tidak hanya mengasihi diri sendiri saja, tetapi juga mengasihi orang lain.
Tetapi dalam wacana Yesus mengasihi diri dan mengasihi orang lain harus punya makna keteladanan yang bersumber pada Kristus sendiri. Dan untuk itulah Yesus mengatakan:
"..Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.." (Yohanes 13:34-35).
Yang bisa menjembantani cinta pada sesama dan cinta pada diri sendiri adalah apa yang orang Yunani sebut dengan cinta Agape, yaitu yang menunjuk kepada kasih Allah kepada UmatNya dan dunia,
atau secara sederhana kasih Yesus kepada murid-muridnya dan dunia ini. Segala bentuk perwujudan cinta kita harus dibangun atau dijembatani oleh cinta agape.
Injil Yohanes mengungkapkan makna terdalam dari kata Agape ini dalam Yohanes 3:16
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (*)