Kabar Duka
Innalillahi! Kabar Duka Datang dari Hidayat Nur Wahid, Ketua PW Muhammadiyah Meninggal
Hidayat Nur Wahid berduka dan berdoa untuk Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Jateng, Prof DR KH Abu Su'ud yang meninggal dunia
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Kepada Tribunjateng.com, Jumat (5/7/2019), mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) Periode 2003-2007 tersebut sebelumnya akan dilepas secara seremonial sebagai penghormatan terakhir di kompleks kampus Sekaran, Gunungpati Semarang.
"Sebelum dimakamkan, akan ada upacara pelepasan di Unnes sekitar pukul 09.30. Setelah itu menuju pemakaman. Lokasinya tak jauh dari kampus Unnes," terangnya.
Burhan, sapaan akrab Muhamad Burhanudin itu menambahkan, saat ini almarhum disemayamkan di rumah duka Jalan Tampomas Selatan Nomor 3 Semarang.
"Disalatkan di Masjid At Taqwa Petompon Semarang sekitar pukul 08.30," terangnya.
Mengenal Hidayat Nur Wahid
Mengutip wikipedia, Dr H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, M.A. (lahir di Kebon Dalem Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, 8 April 1960; umur 59 tahun) adalah seorang dosen, politikus dan legislator Indonesia.
Ia merupakan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat yang ke-11, menjabat dari Oktober 2004 hingga Oktober 2009, dan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat dari tahun 2004 hingga kini.
Ia juga merupakan salah satu deklarator dan presiden kedua Partai Keadilan Sejahtera.
Lahir dari lingkungan keluarga Muslim taat di Jawa Tengah, ia belajar di Pondok Modern Darussalam Gontor dan kuliah di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta sebelum menempuh studi magister dan doktor di Universitas Islam Madinah.
Karier politiknya dimulai setelah ikut mendeklarasikan berdirinya Partai Keadilan (PK) pada tanggal 20 Juli 1998.
Kemudian, ia menjadi ketua partai tersebut sejak bulan Mei 2000, dan ikut berperan dalam mentransformasikan PK menjadi PKS pada bulan Juli 2003.
Mundur dari jabatan presiden pada Oktober 2004 setelah terpilih menjadi wakil rakyat di DPR, ia kemudian terpilih pula menjadi Ketua MPR untuk periode 2004-2009.
Pada tahun 2012, ia turut serta dalam pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta sebagai calon gubernur dengan menggandeng Didik J. Rachbini dari Partai Amanat Nasional; namun pada putaran pertama, ia hanya menempati peringkat ketiga di bawah Joko Widodo dan Fauzi Bowo, sehingga gagal lolos ke putaran kedua.
Menjelang pemilihan umum presiden Indonesia 2014, ia menjadi salah satu kandidat calon presiden dari PKS.
Memimpin PK dan PKS (2000-2004)