Satwa Endemik, Kura-kura Leher Ular Punah di Pulau Rote, Ini Penyebabnya
Satwa Endemik, Kura-kura Leher Ular Punah di Pulau Rote, Ini Penyebabnya
WCS-IP adalah sebuah lembaga yang berdedikasi menyelamatkan hidupan liar serta tempat-tempat liar dengan cara memahami masalah-masalah kritis, menemukan solusi berbasis ilmu pengetahuan, dan mengambil tindakan konservasi yang menguntungkan alam dan manusia.
4. Fasilitas tempat transit untuk kura-kura leher ular
Timbul Batubara mengatakan, fasilitas koloni asuransi merupakan tempat transit koloni satwa kura-kura yang lebih lengkap.
"Ini menjadi tonggak bagian sejarah dalam rangka upaya penyelamatan kura-kura leher ular rote. Fasilitas ini ada tempat karantina, ada pengembangbiakan, ada tempat habituasi, sebelum dilepasliarkan," ungkap Timbul kepada Kompas.com, Jumat (28/6/2019).
Timbul menjelaskan, satwa di NTT ini merupakan satu-satunya kura-kura leher ular genus Chelodina yang berada di luar dataran Papua-Australia dan masuk dalam daftar CITES.
"Kura-kura leher ular rote adalah satwa endemik ikonik Pulau Rote yang perlu untuk diperjuangkan kelestariannya dan dikembalikan kehabitat alaminya," ujar Timbul.
5. Kura-kura didatangkan dari Singapura, ini alasannya
Dalam beberapa bulan ke depan, kura-kura leher ular asal Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur ( NTT), akan dipulangkan dari Singapura.
"Inisiasi repatriasi kura-kura leher ular asal Rote Ndao dari Singapura ke Indonesia sudah dimulai dari sekarang," ungkap Timbul kepada Kompas.com, Sabtu (29/6/2019).
Batubara menjelaskan, jumlah kura-kura leher ular Rote di Singapura berdasarkan catatan WCS IP Singapura, berjumlah 26 ekor.
Satwa-satwa tersebut merupakan hasil dari program breeding di Amerika dan Austria. "Diharapkan pemulangan kura-kura kepala ular bisa dilakukan paling lambat akhir tahun ini, mengingat proses administrasi yang harus dilewati akan cukup memakan waktu," ujarnya.
6. Minta dukungan masyarakat dan pemerintah
Timbu mengakui, usaha penyelamatan kura-kura leher ular tak akan berhasil tanpa dukungan masyarakat, khususnya masyarakat Rote Ndao.
Sementara itu, Timbul menuturkan, fasilitas tempat transit berfungsi sebagai tempat asuransi (menjaga) untuk koloni kura-kura rote yang nantinya akan direintroduksi ke alam liar.
Selain sebagai supply untuk reintroduksi ke alam, kura-kura yang ada akan difasilitasi dan tetap dijaga untuk mempertahankan eksistensi populasinya.
"Fasilitas ini merupakan yang pertama di Indonesia sebagai fasilitas untuk koloni asuransi spesies reptil yang keberadaannya sudah punah di alam," kata Timbul. (Kompas.com/Michael Hangga Wismabrata)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Fakta Kura-kura Leher Ular Punah di Pulau Rote, Akibat Perburuan Liar hingga Dipulangkan dari Singapura",