Istri Punya Utang Rp 1,8 Juta, Pria Ini Emosi Banting Anak Kandung hingga Tewas, Kronologis
Aripin yang merupakan warga Desa Kalimaro, Kecamatan Kedungjati, Grobogan, Jawa Tengah ini nekat melakukan hal tersebut lantaran mengetahui sang istri
POS KUPANG.COM - Aripin (28) nekat membanting anak kandungnya sendiri, ZT yang masih berusia dua tahun, Sabtu (22/6/2019).
Aripin yang merupakan warga Desa Kalimaro, Kecamatan Kedungjati, Grobogan, Jawa Tengah ini nekat melakukan hal tersebut lantaran mengetahui sang istri, yakni Nofiyanti (26) mempunyai utang Rp 1,8 juta pada tetangganya.
Dikutip dari Kompas.com, anak pelaku, ZT meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit PKU Muhammadiyah, Kecamatan Gubuk, Grobogan, Minggu (23/6/2019).
• Mayat Perempua Ditemukan Tertelungkup di Semak Leher dan Tangan Terikat, Ini Kronologisnya
Dijelaskan oleh Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Agus Supriyadi, kejadian nahas tersebut terjadi Sabtu (22/6/2019) sore.
• Terseret Ombak, Celana Legenda Pemain Persis Solo Ferry Anto Ditemukan Tim SAR di Pantai
Pelaku bersama istri dan mertuanya Dodo (60) mendatangi tetangganya, Lasmanah (48) untuk membayar utang.
Dodo turut datang bersama Aripin dan Nofiyanti karena sanggup membayar utang mereka pada Lasmanah.
Suasana rumah duka di di Desa Kaliwenang, Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan, Jateng, Minggu (23/6/2019) (Dokumen Polres Grobogan)
Saat ketiganya datang, Lasmanah sedang melakukan arisan bersama dengan ibu-ibu lainnya.
Sampai di tempat acara, pelaku langsung membabi buta dan mengamuk di depan ibu-ibu arisan.
"Utang segitu banyaknya saya tidak (tahu) dan tidak menyuruhnya. Saya bunuh kalian semua dan saya banting anak saya. Begitu kata pelaku," ujar Agus Supriyadi Senin (24/6/2019).
Setelah omongannya itu, pelaku langsung menarik sang anak yang sedang bermain tak jauh darinya. (*)
Di Kota Kupang Ibu dan Anak Bunuh Bayi, tak Dengar Tangisan Bayi Saat Lahir, Diduga Dicekik Saat Ditarik
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Dugaan kasus pembunuhan bayi kembali terjadi di Jalan Amanuban Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Sabtu (27/4/2019).
Kasus ini melibatkan dua orang yang berstatus ibu dan anak yakni JM (17) yang masih berstatus pelajar dan ibunya, MT (42) seorang ibu rumah tangga.
Demikian disampaikan oleh Kapolsek Oebobo Kompol I Ketut Saba saat dihubungi POS-KUPANG.COM pada Sabtu malam.
Dijelaskannya, menurut keterangan saksi, JS (45) kepada pihak kepolisian, sekitar pukul 07.00 Wita pihaknya mendapat informasi dari warga yang melaporkan bahwa ada kejadian miskram atau keguguran yang dialami oleh salah satu warga.
Lebih lanjut, JD memastikan kejadian tersebut dan setelah dipastikan kebenaran informasi yang disampaikan selanjutnya saksi menghubungi Bhabinkamtibmas Kelurahan Oebufu, Bripka Samri Nenotek.
"Sebelum melaporkan kasus ini ke anggota saya, saksi JS sudah memastikan kejadian ini, lalu JS dan anggota saya ke tempat kejadian perkara," kata Kapolsek Oebobo.
Dijelaskannya, JM dalam keadaan hamil, pada Jumat (26/4/2019) sore JM mulai mengeluh sakit perut, kemudian pada malam hari sekitar pukul 21.00 Wita memanggil Ibunya, MT (42) untuk menemani dirinya yang mengalami sakit pada bagian perut.
"Saat itu korban (JM) memanggil ibunya dan mengatakan bahwa dirinya sudah mau melahirkan, kemudian korban meminta tolong kepada ibunya untuk menggosok punggung belakang," jelasnya.
Selanjutnya, MT meminta anaknya untuk membuka celana, setelah membuka celana selanjutnya JM mengejan dan selanjutnya bayi yang dikandung oleh JM keluar.
Namun, JM tidak mendengar suara tangisan dari bayi yang baru saja dilahirkannya.
"Sewaktu kepala bayi keluar pelaku (MT) bantu tarik dengan cara mencekik leher bayi sambil menariknya," jelas Kapolsek Oebobo.
Usai membantu proses persalinan anaknya, JM diajak oleh ibunya ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan menggunakan pembalut.
Setelah membersihkan diri selanjutnya JM masuk ke dalam kamar dan beristirahat, sedangkan sang ibu membawa bayi yang diketahui telah meninggal tersebut ke bagian belakang dapur rumahnya dan menguburkannya.
MT menguburkan bayi tersebut di bagian dapur rumah dengan kedalaman setengah meter.
Atas laporan ini, pihak Polsek Oebobo dan Unit Identifikasi Polres Kupang Kota melakukan olah TKP dengan menggali dan mengeluarkan jenasah bayi yang telah dikubur MT untuk dibawa ke RSB Drs Titus Ully guna proses otopsi.
Pihak kepolisian telah menetapkan MT dan JM sebagai tersangka dalam kasus ini dan keduanya telah diamankan pihak Polsek Oebobo.
"Para pelaku sudah kami amankan," kata Kapolsek Oebobo.
Melahirkan Bayi
Seperti dikutip dari wikihow.com, berikut cara membantu melahirkan dalam kondisi darurat.
Bimbing si ibu untuk mengejan. Jangan menyuruh si ibu mengejan sampai ia merasakan tekanan tak tertahankan untuk melakukannya; tidak perlu membuang energi ibu dan memicu kelelahan yang terlalu dini.
Saat si ibu benar-benar siap mengejan, ia akan merasakan tekanan yang semakin meningkat dekat punggung bagian bawah, perineum, atau dubur.
Rasanya bahkan hampir sama seperti ingin buang air besar. Ketika ia sudah siap, kemudianAnda dapat membimbingnya mengejan.
Minta si ibu untuk melengkungkan tubuh ke depan dan menurunkan dagu. Posisi melengkung ini akan membantu bayi melewati tulang panggul. Ketika mengejan, sebaiknya ibu memegang lutut atau kaki dengan tangan dan menariknya ke belakang, ini akan membantu.
Area di sekitar vagina akan menonjol keluar, sampai Anda melihat bagian atas kepala bayi (mahkota). Setelah mahkota bayi terlihat, ini saatnya bagi si ibu untuk mengejan dengan sungguh-sungguh.
Dorong ia untuk mendorong otot perut ke bawah, seperti ketika mencoba mengeluarkan urine dengan lebih cepat atau buang air besar. Ini membantu ibu agar tidak mengejan atau mendorong ke atas ke arah leher dan wajah.
Mengejan yang dianggap tepat per kontraksi adalah tiga hingga empat kali selama 6-8 detik setiap kalinya. Akan tetapi, ibu harus dibiarkan melakukan apa pun yang terasa alami untuknya.
Terus bimbing si ibu untuk mengatur pernapasan yang dalam dan perlahan. Rasa sakit dapat dikontrol hingga tahap yang bervariasi melalui relaksasi mental dan dengan berkonsentrasi pada pernapasan dalam, tidak panik atau terganggu dengan segala sesuatu yang terjadi. Masing-masing individu memiliki tingkat kontrol mental yang bervariasi, tetapi pernapasan dalam dan perlahan selalu bermanfaat selama persalinan.
Ketahui bahwa si ibu mungkin buang air kecil atau buang air besar selama proses persalinan. Ini normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Jangan menyinggungnya juga; Anda tidak perlu membuat si ibu malu pada tahap ini.
Tahan kepala bayi pada saat ia keluar
Langkah ini tidak rumit, tetapi sangat penting. Perhatikan saran-saran di bawah ini dengan baik:
Jangan menarik kepala bayi atau tali pusar. Itu dapat menyebabkan kerusakan saraf.
Jika tali pusar melilit leher bayi, kondisi ini biasa terjadi, jadi angkat kepala bayi dengan perlahan atau lepaskan tali pusar dengan hati-hati supaya bayi bebas dari lilitan. Jangan menarik tali pusarnya.
Jika bayi keluar dari rahim dengan posisi telungkup, ini wajar, dan sebenarnya bahkan diinginkan. Jika wajah bayi menghadap punggung ibu, jangan khawatir. Ini sebenarnya posisi paling baik untuk persalinan.
Jika Anda melihat kaki atau bokong terlebih dahulu yang muncul dan bukan kepala, ini artinya kelahiran sungsang. Lihat petunjuk di bawah untuk situasi seperti ini. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)
Mahasiswi Kupang Ini Nekat Bunuh Bayi yang Dikandungnya, Begini Nasibnya Kini
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Seorang bayi tak berdosa diduga ditikam usai dilahirkan oleh ibunya yang masih berstatus mahasiswa semester satu pada sebuah Perguruan Tinggi Swasta di Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Oebobo Kota Kupang, NTT.
Pihak Satreskrim Polres Kupang Kota, saat ini tengah merampungkan berkas perkara pembunuhan bayi yang dilakukan NI (18), mahasiswi semester III ini.
NI disangkakan melakukan pembunuhan terhadap darah dagingnya sendiri usai dilahirkan secara normal di dalam kamar kosnya yang terletak di Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Oebobo Kota Kupang.
Kasat Reskrim Polres Kupang Kota Iptu Bobby Jacob Mooynafi SH kepada POS-KUPANG.COM pada Kamis (17/1/2019) menyatakan, saat ini pihaknya melakukan pemeriksaan saksi ahli untuk merampungkan berkas perkara kasus tersebut.
“Untuk kasus ini, kami sedang melakukan pemeriksaan saksi ahli. Kami meminta keterangan dari dokter Rumah Sakit Kota SK Lerik yang menangani pelaku dan korban saat pertama kali melakukan pemeriksaan usai korban melahirkan dan membawa jasad bayinya ke rumah sakit,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pemeriksaan kepada dokter RS Kota SK Lerik sebagai pihak ahli itu dilakukan karena pihak dokter yang pertama kali melakukan penanganan medis usai mahasiswa Program Studi Biologi itu membunuh bayinya.
Bayi Perempuan
Sebelumnya, dokter IGD RS SK Lerik Kupang, dr Sarce Nubatonis kepada POS-KUPANG.COM di Ruang IGD pada Rabu (7/11/2018) siang mengungkapkan, bayi malang itu tiba di IGD sudah dalam keadaan tak bernyawa.
Bayi tersebut mengalami dua luka robek di bagian perut.
"Bayi itu sudah meninggal ketika dibawa ke sini sekira pukul 10.00 Wita. Ibu kos yang mengantar bayi dan ibunya yang masih mahasiswa," tutur dr Sarce.
Berdasarkan pemeriksaan medis yang dilakukan terhadap mayat sang bayi, diketahui bayi tersebut baru dilahirkan dengan proses persalinan yang normal.
"Bayi mungil itu berjenis kelamin perempuan dengan berat 2.300 gram dan panjang 30 cm. Kalau dari pemeriksaan, umur kehamilan pada saat melahirkan 38 minggu, itu normal," tuturnya.
Saat ini, jenazah bayi malang itu dibaringkan di kamar jenazah dan menunggu proses selanjutnya dari pihak kepolisian. Sedangkan ibu bayi tersebut yang diketahui berinisial Nl telah dipindahkan ke ruang bersalin di rumah sakit itu.
"Kondisi ibunya sudah baikan. Tadi kita penanganan dengan infus dan lakukan USG, saat ini kita rawat sebagaimana perawatan terhadap ibu yang habis melahirkan," katanya.
Dr Sarce menjelaskan, untuk kondisi fisik ibunya normal, namun kondisi psikis belum dapat dipastikan karena saat ditanya oleh dokter, ibunya lebih banyak bengong dan tidak menjawab pertanyaan itu.
Ketika ditanya tentang kemungkinan orang yang melakukan penikaman terhadap bayi itu, dokter IGD itu tidak bisa memastikan karena itu bergantung pada pemeriksaan polisi.
Ditenteng Tas Kresek
Tukang parkir di RS SK Lerik Kota Kupang mengaku heran dan tidak percaya atas perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswi semester satu, ibu dari bayi tersebut.
Pasalnya saat mendatangi RS SK Lerik di Jalan Timor Raya, mahasiswa yang diketahui bernama NI yang saat itu bersama seorang kerabat serta ibu kosnya menenteng kresek hitam.
Saat di dalam ruang IGD baru diketahui, ternyata kresek hitam yang ditenteng itu berisi jasad bayi yang baru meninggal.
Kepada wartawan, tukang parkir yang tak mau ditulis namanya itu menyebut perbuatan mereka sangat keterlaluan.
"Saya heran, perbuatan mereka keterlaluan. Kenapa bayi itu tidak dibungkus saja dengan selimut dan digendong meskipun sudah meninggal? Kenapa ditenteng dalam tas kresek seperti itu? Sungguh keterlaluan," ungkapnya.
Ia mengaku mendapat informasi kalau bayi itu baru saja dilahirkan beberapa saat sebelum dibawa ke IGD RS SK Lerik.
"Katanya baru saja dilahirkan (bayi perempuan) itu. Tapi ayah bayi itu tidak di sini, ia berada di Lembata. Hanya informasinya mereka belum menikah," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan ibu kos dari mahasiswa tersebut mengantar ibu dan bayi malang itu ke IGD RS SK Lerik Kota Kupang pada Rabu (7/11/2018) pagi.
Bayi Ditikam Lalu Dibekap
Hasil pemeriksaan Polres Kupang Kota, menetapkan NI menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan bayi yang baru dilahirkannya pada Rabu (7/11/2018) lalu.
Kasus pembunuhan itu dilakukan NI di dalam kamar kosnya yang terletak di Jl KH Ahmad Dahlan RT14/RW04 Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.
Kasat Reskrim Polres Kupang Kota Iptu Boby Jacob Mooynafi kepada POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Kamis (15/11/2018) menjelaskan pihaknya telah menetapkan NI sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan ini.
"Kami sudah tetapkan NI sebagai tersangka dalam kasus ini. NI juga sekarang sudah kita tahan," ujar Boby.
Boby menjelaskan, berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara diketahui bahwa bayi itu meninggal karena lemas dan pada perutnya ditemukan luka robek.
"Hasil autopsi menjelaskan tentang keadaan bayi, dari luar ditemukan ada dua luka robek di bagian perut dengan diameter satu koma sekian centimeter. Bayi itu lahir dalam kondisi hidup dan bayi mati karena lemas, jadi itu hasil autopsi secara umum," jelas Boby.
Mantan Kasat Reskrim Polres Sikka ini juga menjelaskan dugaan bayi malang itu dibekap usai ditikam dengan pisau di bagian perutnya sebanyak dua kali. Bahkan pada bagian lutut bayi ditemukan memar.
Untuk proses selanjutnya, tutur Boby, pihaknya akan meminta keterangan dari dokter sebagai saksi ahli dan melakukan proses rekonstruksi untuk mendapatkan gambaran dan kesesuaian dengan hasil BAP terhadap tersangka dan para saksi.
"Kami akan minta keterangan dari dokter sebagai ahli untuk menjelaskan detail tentang kematian dari bayi, termasuk saat pertama melahirkan, bagaimana posisi dia saat melahirkan. Langkah penyelidikan selanjutnya kami akan melakukan rekonstruksi di TKP terkait keterangan tersangka dan saksi saksi biar singkron antara keadaan di TKP dengan keterangan saat BAP," tambahnya.
Boby menuturkan hingga saat ini pihaknya sudah memeriksa lima orang saksi terkait kejadian tersebut yakni Halimah Habol (48) bibi dari pelaku, Pahlawan Ibi yang merupakan bapak kandung pelaku, Neneng Oda tetangga kost serta teman sekamar kost korban, Endang dan Sumiati.
Polisi juga telah mengamankan barang bukti berupa pisau yang digunakan oleh Nurlinda untuk menikam bayi perempuannya.
Boby menjelaskan, kronologis kejadian yang diduga pembunuhan itu berwal dari Nurlinda Ibi alias NI (18), mahasiswa semester 1 salah satu universitas swasta di Kota Kupang yang kembali ke kostnya dalam keadaan lemas pada Rabu (7/11/2018) sekira pukul 08.00 Wita.
Sebelumnya ia bersama kedua teman kamarnya, Endang dan Sumiati meninggalkan kos sekira pukul 07.00 Wita.
Saat kembali itu, ia bahkan tak dapat membuka pintu kamar kostnya karena kondisinya yang sangat lemah. Ia lalu meminta bantuan pada Neneng Oda, seorang tetangga kamar untuk membantu membukakan pintu.
Berselang sekira 40 menit, Halimah, bibi dari NI tiba di kos tersebut. Halimah yang merupakan guru SD itu kaget saat mendapati keponakannya dalam kondisi telah melahirkan seorang bayi perempuan mungil di dalam kamar kos seorang diri. Sayangnya, saat ia tiba, bayi tersebut sudah tidak bernyawa lagi.
"Saat bibi Halimah membuka pintu, kondisi NI sudah melahirkan. Kepada bibinya, NI mengatakan 'itu (bayinya) ada di kantong plastik', ketika bibinya, bertanya," papar Boby.
Setelah itu bibinya lalu membawa NI ke RSU Kota SK Lerik untuk mendapatkan perawatan.
Saat dilakukan olah TKP pada Rabu pagi, polisi hanya menemukan sedikit bercak darah dalam kamar itu.
Kemungkinan besar, menurut Boby, bercak atau bekas darah sudah dibersihkan oleh NI.
Kepada polisi, Halimah mengaku kalau ia ditelepon oleh ayah NI yang memintanya untuk melihat NI di kost karena mengeluh mengalami sakit perut hebat. Ia yang saat itu sedang mengajar pun langsung mendatangi NI untuk melihat keadaannya, namun ternyata ia dapati NI baru melahirkan seorang bayi perempuan.
NI bahkan awalnya sempat mengaku kepada dokter IGD RS Kota SK Lerik bahwa bayi yang ia lahirkan itu terjatuh dan mengenai gagang ember yang tajam.
Karena Malu
Polisi mengungkap motif pembunuhan yang dilakukan NI, mahasiswi salah satu universitas swasta terhadap bayinya seusai melahirkan di sebuah kos.
NI yang terdaftar sebagai mahasiswa semester 1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik universitas swasta di Kupang itu ternyata merasa malu terhadap kehamilannya.
Ia bahkan menyembunyikan rapat-rapat kondisinya kepada semua orang termasuk kepada orangtuanya.
NI mengaku malu karena hamil dan melahirkan seorang bayi tanpa ayah.
Selain itu, NI juga mengaku pacarnya yang merupakan ayah biologis dari bayi perempuan malang itu tidak bisa dihubungi sejak empat bulan lalu.
"Ni mengaku merasa malu dengan kehamilannya. Apalagi pacarnya yang merupakan ayah biologis dari bayi itu juga tidak dapat dihubungi sejak empat bulan lalu. Jadi itu membuat dia tambah tertekan," ujar Bobby.
Tak ada satu orangpun yang sempat mengetahui kalau NI itu hamil hingga terjadi peristiwa naas pada Rabu (7/11/2018) pagi.
Beberapa kerabat yang sering mengunjungi, tetangga kos bahkan dua orang teman sekamar NI pun menurut keterangan tidak mengetahui kalau NI berbadan dua.
Syafrudin (30) kerabat yang sering mengunjungi NI kepada POS-KUPANG.COM di TKP pada Kamis (8/11/2018) siang mengungkapkan ia bahkan terkejut karena mendengar kejadian ini.
Ia bahkan mengaku awalnya tidak percaya kalau NI melahirkan dan pada bayinya ditemukan dua luka robek di bagian perut.
"Saya kaget, awalnya tidak percaya dengan berita yang saya dengar. Karena saya tidak pernah tahu kalau dia tengah hamil," ujarnya.
Paman NI ini bahkan menceritakan bahwa baru Sabtu (3/11/2018) lalu ia datang mengunjungi NI di kosnya.
"Setahu saya tidak ada hal aneh dan mencurigakan pada tubuh NI sehingga saya pun tidak tahu kalau dia hamil," ujar Syafrudin.
Seorang tetangga kamar kost bernama Samsudin (30) yang ditemui di lokasi pun mengaku kalau tak pernah tahu jika NI hamil dan telah melahirkan dalam kamarnya pada Rabu pagi.
"Kami tidak pernah tahu kalau mahasiswa itu (NI) hamil. Kami baru tahu saat polisi datang dan tanya," ujarnya.
Laki-laki yang tinggal berselang satu kamar dari kamar yang ditempati NI pun mengaku terkejut atas kejadian itu.
Ia berpendapat bahwa ketidaktahuan mereka karena NI tidak menunjukkan tanda dan penampilan seperti layaknya ibu hamil.
"Tidak ada tanda tanda, mungkin karena ia sering memakai baju terusan dengan jilbab yang besar sehingga kita tetangga sampai tidak tahu. Apalagi ia juga lebih sering dalam kamar saja bersama temannya," lanjut lelaki yang memiliki dua puteri ini. (POS-KUPANG.COM/Ryan Nong)
Asisten Rumah Tangga Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkan, Potong Ari-ari Pakai Gunting Kuku
POS KUPANG.COM - Penyidik Polres Tangerang Selatan menetapkan seorang asisten rumah tangga (ART) sebagai tersangka, lantaran membunuh bayi yang baru dilahirkan.
Kapolres Tangerang Selatan AKBP Ferdy Irawan menerangkan, perbuatan sadis tersangka bernama Lilis Siti Saadah (20) itu terbongkar ketika ART lainnya mencium bau tidak sedap dari arah gudang di Kompleks Arinda Permai I G-18 RT 04/04, Pondok Aren,Tangerang Selatan.
"Kronologi perkara ini bermula pada 18 Februari. Salah seorang asisten rumah tangga mencium bau tidak sedap dari gudang rumah tempat yang bersangkutan bekerja," terang Ferdy Irawan di Mapolres Tangerang Selatan, Serpong, Rabu (20/2/2019).
Ditaruh di Kardus
Ketika ART lainnya memeriksa gudang, lanjutnya, ditemukan sesosok bayi laki-laki dalam keadaan meninggal dunia yang ditaruh di dalam kardus.
ART yang menemukan jasad bayi itu segera melaporkan kepada tuan rumahnya, yang kemudian melapor ke PolresTangerang Selatan.
Setelah itu, kata Ferdy Irawan, Satreskrim Polres Tangerang Selatan melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan memeriksa sejumlah saksi. Akhirnya, diketahui rumah itu merupakan tempat tersangka bekerja.
"Dari dasar itu dilakukan penyelidikan kepada tersangka terhadap kejadian di rumah tersebut. Setelah diinterogasi, janin tersebut berasal dari yang bersangkutan," jelas Ferdy Irawan.
Dibekap Pakai Kain
Dari keterangan polisi, Lilis segera membunuh sang bayi setelah melahirkan, dengan cara menyekap wajahnya menggunakan kain pada Jumat (15/2/2019) pekan lalu.
"Ketika baru lahir dibekap
Lilis membunuh anaknya yang baru dilahirkan, menggunakan gunting kuku untuk memotong ari-ari bayinya setelah ia lahirkan.
"Dia melahirkan sendiri di dalam kamar. Begitu bayinya keluar, pengakuan dia ari-arinya dipotong menggunakan gunting kuku," ujar Ferdy Irawan.
Dari informasi yang didapat, setelah potong ari-ari bayi pakai gunting kuku, Lilis kemudian meletakkan bayi tidak bernyawa itu di sebuah kardus, lantas menyimpannya di dalam gudang rumah itu.
Dari hasil pemeriksaan sementara polisi, jenazah bayi itu diduga sudah berumur empat hari saat pertama kali ditemukan.
Kecewa Suami
Polisi pun terus menggali keterangan dari tersangka dan para saksi, sehingga membunuh anaknya yang baru dilahirkan.
Menurut Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alexander Yurikho, alasan Lilis menaruh jenazah bayinya di dalam gudang, agar kehamilannya tidak diketahui oleh siapa pun. Sebab, tuan rumah serta ART lainnya juga tidak mengetahui bahwa tersangka sedang hamil.
"Takut ketahuan yang bersangkutan punya anak. Penelusuran lebih lanjut pelan-pelan berjalan," ucapnya.
Polisi pun terus menggali keterangan dari tersangka dan para saksi, untuk menemukan motif sebenarnyaART membunuh bayi yang baru dilahirkan.
Dari keterangan Ferdy Irawan, tersangka melakukan tindakan keji karena kecewa dengan seseorang yang diakui sebagai suaminya, lantaran dianggap tidak bertanggung jawab. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/ayah-bunuh-anak-rumah-duka-di-di-desa-kaliwenang-kecamatan-tanggungharj.jpg)