Anak SDI Warloka Ketakutan, Komodo Sering Masuk Kompleks Sekolah
Anak SDI Warloka Ketakutan, Komodo Sering Masuk Kompleks Sekolah yang ada di Desa Warloka Sahama Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT
Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Bebet I Hidayat
POS--KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Anak-anak sekolah di SDI Warloka, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), sering ketakutan saat komodo masuk ke kompleks sekolah mereka.
Belum adanya tembok pagar di sekolah itu membuat Komodo sering berkeliaran di dekat sekolah untuk mencari makan.
Kaur Desa Warloka Sahama, menuturkan orang tua murid di sekolah itu selama ini setiap tiga bulan membuat pagar dari Kayu Gamal di sekitar sekolah agar Komodo tidak masuk mendekati ruang kelas.
Namun kadang-kadang Komodo tetap lolos masuk saat pagar sudah mulai rapuh.
"Komodo masih sering masuk mendekati sekolah sampai saat ini karena belum ada pagar tembok. Orang tua murid membuat pagar dari Kayu Gamal tetapi setiap tiga bulan harus ganti karena pagarnya mulai rapuh," kata Sahama, saat ditemui di Labuan Bajo Hari Rabu (19/6/2019).
Setiap orang tua murid, kata dia, membuat pagar sepanjang 5 meter.
• VIDEO: Gubernur NTT Viktor Laiskodat sebut Sophia Hasil Riset Terbaik Undana, Minuman Keras Khas NTT
• Innalillahi Wainnailaihi Rojiun Kabar Duka Dari Suami Shireen Sungkar Pemeran Utama Cinta Fitri
• Pengeluaran Untuk Konservasi Pulau Komodo Rp 20 M, Hitungan Gubernur NTT Viktor RP 100 M

"Kalau Komodo mendekati sekolah saat jam istrahat, biasanya anak-anak langsung lari kembali ke dalam ruangan kelas karena takut," kata Sahama.
Disampaikannya, para orang tua murid berharap agar pemerintah Kabupaten Mabar membangun pagar tembok di sekitar sekolah itu.
Saat ditanya terkait informasi sudah dibangunnya pagar tembok oleh pemerintah, dia menyampaikan bahwa yang dibangun pagar tembok itu di Pasir Panjang, bukan di Warloka
Diduga Komodo yang sering berkeliaran di Warloka itu berasal dari Pulau Rinca yang menyeberang dengan cara berenang untuk mencari makan.
Komodo Yang Hidup Di Daratan Flores Belum Terdata Sempurna
Binatang Komodo yang saat ini hidup tersebar di daratan Flores belum terdata dengan sempurna walaupun di beberapa tempat telah ditemukan kadal raksasa itu.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Awang, menyampaikan bahwa masih banyak orang yang beranggapan bahwa Komodo itu hanya ada di Taman Nasional Komodo (TNK).
"Komodo itu tidak hanya ada di TNK tetapi juga ada di beberapa tempat di daratan Flores. Penyebaran Komodo di luar kawasan konservasi belum didata secara sempurna. Ini yang perlu peran bersama semua pihak," kata Awang.
Disampaikannya upaya pelestarian Komodo di beberapa tempat di daratan Flores juga bisa sekaligus mengembangkan sektor pariwisatanya.
Dia mencontohkan, Komodo Bari yang ditemukan beberapa waktu lalu perlu dilestarikan bersama-sama.
Demikian juga di beberapa tempat lain di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).

Untuk diketahui, Komodo juga terdapat di wilayah Kabupaten Manggarai Timur (Matim) seperti di Pota.
Upaya pelestarian dan pengembangannya masih membutuhkan keseriusan pemerintah di daerah itu.
Komodo Terlihat di Pulau Padar
Hasil monitor oleh petugas Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), kembali menemukan 1 ekor Komodo berusia sekitar 3 tahun dengan panjang 1 meter di Pulau Padar yakni di Pantai Cincin.
Pada tahun 2018 lalu juga petugas BTNK menemukan 6 ekor Komodo di pulau itu.
Selama ini banyak orang yang belum mengetahui bahwa Komodo juga ada di Pulau Padar yang merupakan salah satu obyek wisata yang selalu ramai dikunjungi karena keindahan pemandangan dari puncak pulau itu.
Kepala BTNK Awang, menyampaikan bahwa anak komodo itu ditemukan di bagian utara Pulau Padar.
"Tahun 2018 lalu ditemukan ada 6 ekor Komodo di Pulau Padar. Pada tahun 2019 ini juga kami melakukan monitor. Hasilnya, ada satu ekor Komodo yang ditemukan di sebelah utara Pulau Padar yakni di Pantai Cincin," kata Awang, saat ditemui wartawan di kantornya, Jumat (14/6/2019).
Dia menjelaskan, ditemukannya anak Komodo di Pantai Cincin itu membuktikan bahwa pertumbuhan dan perkembangan Komodo dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) sangat baik.
Tata Ulang Pulau Komodo
Terkait rencana Gubernur NTT Viktor Laiskodat untuk menata lagi Pulau Komodo dalam rangka optimalisasi, Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Awang, menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang memperhatikan konservasi di wilayah itu.

"Kami mengapresiasi inisiatif dari berbagai pihak, tidak hanya gubernur tetapi semua stake holder yang ingin membantu penyelamatan spesies, memperhatikan pengelolaan kawasan konservasi. Kami terbuka sekali karena untuk pengelolaan konservasi ini, BTNK tidak bisa sendiri," kata Awang kepada wartawan, Jumat (14/6/2019) di Labuan Bajo.
Disampaikannya, konservasi di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) membutuhkan peran pemerintah daerah, LSM, pelaku pariwisata dan pihak terkait lainnya.
"Kalau terkait rencana penutupan Pulau Komodo, kami masih tunggu tim terpadu. Saat ini tim terpadu masih mengumpulkan bahan-bahan dan data-data. Mereka juga akan datang untuk melihat fakta lapangan," kata Awang.
Tim terpadu itu kata dia, terdiri dari pakar, ahli komodo, ahli pariwisata, ahli sosial, pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya.
"Penutupan kawasan konservasi mempertimbangkan banyak aspek. Misalnya aspek ekologinya, bencana alam dan aspek lainnya. Ada ekologi yang berubah maka bisa saja tutup. Tim mengkaji dari berbagai aspek," kata Awang. (*)