Wali Kota Jefri Riwu Kore Datangi Patung Sonbai, Janjikan Perubahan Besar, Siapa Sonbai?

Terletak di Kelurahan Bonipoi, tepat di depan Perpustakaan Daerah NTT dan Kathedral Kristus Raja Kupang.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
FACEBOOK/JEFRY RIWU KORE
Wali Kota Jefri Riwu Kore Datangi Patung Sonbai, Janjikan Perubahan Besar, Siapa Sonbai? 

Seperti di masa kekuasaan VOC, salah satu kontrak yang terkenal adalah kontrak Paravicini.

Kontrak Paravicini adalah kontrak dagang yang ditandatangani oleh semua raja yang berada di Pulau Timor dengan VOC. Namun hanya leluhur Sonbai yang enggan untuk mendatanganinya.

Kontrak ini disahkan tahun 1757, dengan isi kontrak antara lain, persetujuan memberikan daerah 6 pal (zes palen gabied) untuk pemerintah Belanda di teluk Kupang dari Tanjung Oesinas sampai dengan Tanjung Sulamu.

Serta persetujuan menempatkan orang-orang Rote di daerah 6 pal tersebut.

Isi kontrak juga meminta raja-raja mempersiapkan buruh-buruh untuk kepentingan Belanda.

Namun isi kontrak yang dibuat pada abad ke-18, ini mendapat penentangan dari Sobe Sonbai III di awal abad ke-20, sehingga terjadilah penyerangan ke Bipolo yang kemudian terkenal dengan Perang Bipolo.

Kemenangan diraih oleh Sobe Sonbai III, sehingga memancing Belanda menghimpun kekuatan besar untuk melakukan serangan balasan terhadap Sobe Sonbai III.

Bupati Nagekeo dan Danlanal Maumere Pimpin Tanam Anakan Mangrove di Nagelewa

Anda Ingin Bepergian ke Sabu menggunakan Kapal Feri, Ini Jadwalnya!

Dengan perlengkapan perang yang memadai pasukan Belanda dapat menembus tiga benteng dan menyerbu kediaman Sobe Sonbai III.

Beliau akhirnya takluk dan ditangkap, yang mana peristiwa tersebut terjadi tahun 1905.

Tertangkapnya Sobe Sonbai III tidak berarti perlawanan telah berhenti sama sekali, karena baru pada tahun 1908 seluruh wilayah Sobe Sonbai III jatuh ke tangan kolonial Belanda.

Menurut Belanda Sobe Sonbai III menyerah dengan sukarela, namun ada versi yang mengatakan bahwa Sobe Sonbai III dikhianati, Ia di undang untuk negosiasi namun akhirnya di tangkap.

Namun versi yang lebih dikenal bahwa Sobe Sonbai III tertangkap di Kauniki tahun 1905, setelah benteng pertahanan yang terakhirnya yaitu Benteng Fatusiki di Desa Oelnaineno telah direbut Belanda.

Berdasarkan keputusan pengadilan Sobe Sonbai III, kemudian diasingkan ke Waingapu Sumba selama setahun.

Setelah itu Sobe Sonbai III berhasil kembali ke Kauniki, namun ditangkap kembali dan ditawan di Kupang hingga meninggal dunia, dalam status sebagai tawanan perang.

Jenazah Sobe Sonbai dimakamkan di Fatufeto Kupang pada Bulan Agustus tahun 1923.

Untuk menghindari pengkultusan pahlawan yang dapat membangkitkan perlawanan oleh penduduk pribumi, oleh Belanda kuburannya disamarkan dan hingga kini tidak diketahui jelas keberadaan kuburan Sobe Sonbai III.

Sobe Sonbai III, seorang pahlawan dari Timor tanpa makam! (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved