BREAKING NEWS: Kapal Tenggelam di Laut Alor NTT, 2 Tewas 8 Orang Belum Ditemukan

Kapal naas tersebut mengangkut 30 penumpang. Sebanyak 20 orang selamat dan 2 penumpang meninggal dunia.

Penulis: Ryan Nong | Editor: Alfons Nedabang
KOMPAS.com/Thinkstock
Ilustrasi kapal tenggelam 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kapal Motor (KM) Nusa Kenari 02 dikabarkan tenggelam di perairan laut Tahun Jung Margeta, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kejadian ini dibenarkan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas Atas Kupang, Emi Frezer.

"Benar, ada musibah tenggelamnya kapal di perairan Kabupaten Alor," ujar Emi Frezer saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp, Sabtu (15/6/2019).

Respons Mahfud MD terhadap Tuntutan Kubu Prabowo-Sandi dalam Sidang Perdana di MK

Seorang Suami Tembak Istrinya hingga Tewas, Diduga Karena Lakukan Ini

Kapal naas tersebut mengangkut 30 penumpang. Sebanyak 20 orang selamat dan 2 penumpang meninggal dunia.

Ada 8 orang penumpang belum ditemukan. Saat ini sedang dalam pencarian oleh tim SAR.

Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat Geleng-Geleng Kepala Saat Melintasi Daerah Perbatasan

Serah Terima Jabatan, Pater Octavianus Setu Resmi Kepala SMPK Alfares Paga Maumere

Emi Frezer mengatakan, tim Kantor SAR Kupang kini melakukan operasi pencarian dan penyelamatan menggunakan KN SAR Antareja yang berangkat dari Pelabuhan Navigasi Kupang pukul 10.30 Wita.

Belum diketahui penyebab tenggelamnya KM Nusa Kenari 02.

KM Rahmat Ilahi Tenggelam

Sebelumnya, KM Rahmat Ilahi asal Makasar yang beroperasi mencari ikan di Laut Timor, Provinsi NTT tenggelam, Kamis (14/2/2019) pukul 01.00 Wita.

Kapal yang dinahkodai Jabal Nur (48), tenggelam akibat dihantam gelombang tinggi disertai angin kencang di laut lepas.

Namun, delapan ABK termasuk nahkoda dalam kapal naas itu selamat.

Pemprov NTT Gelar Rapat Bahas Langkah Percepatan Pembayaran Gaji Guru

Ini Nama 11 ASN Kasus Korupsi yang Dipecat dan Menang saat Gugat di PTUN Kupang

Bagaimana kisah delapan nahkoda itu bisa bertahan di tengah ganasnya gelombang laut dan dinginnya udara malam?

ABK bernama Hermanus Manafe yang ditemui POS-KUPANG.COM, JUMAT (15/2/2019), menuturkan, ketika kapal tenggelam kondisi sangat gelap, gelombang laut tinggi dan angin sangat kencang.

Saat itu mereka tak berdaya karena posisi tenggelamnya kapal di laut lepas.

Beruntung, mereka tidak panik dan saling menguatkan satu sama lain.

"Kami pasrah saja. Malam begitu gelap. Kami di tengah laut. Kami hanya pakai jeriken untuk bertahan," ungkap Hermanus.

Hermanus yang berasal dari Camplong itu ikut dalam kapal tersebut untuk menangkap ikan. Ia mengaku sudah sering ikut dalam kapal ikan tersebut.

"Kami sudah sering ke tempat itu untuk cari ikan tapi tidak ada kejadian. Ini kali baru kami dapat musibah," tutur Hermanus.

Renungan Kristen Sabtu 15 Juni 2019 Lahir di Dunia Bukan Satu Pilihan tapi Kesempatan Berbuat Baik

Awardee LPDP PK 145 Wilayah NTT & Mata Garuda NTT Gelar Social Project di Panti Asuhan Sonaf Maneka

Hermanus, mengungkapkan, tenggelamnya kapal yang mereka tumpangi berawal dari gelombang tinggi yang datang tiba-tiba.

Akibat gelombang tinggi air laut masuk sampai ke mesin kapal.

Seketika mesin kapal mati. Setelah terombang ambil sekitar 15 menit, kapal pun tenggelam.

"Kami tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan kapal. Kami tidak berdaya," kisah Hermanus mengenang peristiwa malam naas di Laut Timor tersebut.

Malam itu, tutur Hermanus, mereka menyerahkan hidup mereka sepenuhnya pada kemurahan Tuhan.

Mereka hanya bisa menyelamatkan diri dengan cara berenang menggunakan jeriken yang ada dalam kapal.

Kebetulan dalam kapal naas itu terdapat banyak jerigen. Pertarungan mereka melawan ganasnya gelombang dan dinginnya air laut dimulai sejak tenggelamnya kapal, Kamis pukul 01.00 Wita sampai pukul 17.00 Wita.

Pengemudi BMW Todongkan Pistol di Gambir, Begini Pengakuan Pelaku

Chris Martin Justru Putus dengan Dakota Johnson, Padahal akan Bertunangan, Dekat Calon Anak Tiri

Kurang lebih 18 jam mereka bertahan di laut dan bertarung dengan maut tanpa makan dan minum.

Di sela-sela perjuangan mereka bertahan di tengah gelombang, komunikasi mereka tidak putus.

Mereka tidak panik dan saling mengingatkan satu sama lain agar tetap menjaga stamina.

Untuk menjaga agar mereka tidak terpencar di tengah laut, mereka mengikat jeriken dengan tali agar tetap dalam satu titik.

Sekitar pukul 17.00 Wita, mereka melihat di kejauhan ada kapal yang sedang berlalu di tengah laut.

Dua rekan ABK berenang menuju titik kapal guna meminta pertolongan.

7 Orang Tewas Saat Bersihkan Septic Tank Hotel

Marion Jola Unggah Foto Dirinya di Singapura, Warganet Soroti Kakinya

Upaya tersebut berhasil dan kapal asal Bali yang diketahui bernama KM Senjaya itu merapat ke lokasi mereka berenang. Mereka langsung dievakuasi ke kapal Senjaya.

Perasaan lega bercampur haru karena selamat dari maut.

Mereka kemudia meminta agar dievakuasi di daerah terdekat. Permintaan mereka diamini nahkoda kapal asal Bali itu.

Akhirnya mereka dievakuasi ke Pantai Motadikin, Kabupaten Malaka yang merupakan daerah terdekat pada Jumat (15/2/2019).

Selanjutnya mereka dibawa ke RSPP Betun untuk dirawat.

Hermanus merasa beruntung bisa selamat dalam peristiwa naas tersebut.

Saat itu mereka hanya berharap mujizat.

Mujizat itu pun datang lewat kapal asal Bali tersebut. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong/Tenni Jehanas)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved