Jagung Bose di Timor Didorong Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Makanan khas jagung bose di Pulau Timor didorong menjadi Warisan Budaya Tak Benda
Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
Terkait ide dari peserta untuk mulai memasukan jagung Bose untuk diperkenalkan kepada siswa di sekolah melalui mata pelajaran atau kegiatan ekstrakurikuler, menurutnya sangat baik. Ia bahkan mendukung dan memberi catatan agar ada waktu dimana sekolah memberi kesempatan kepada para pelaku kuliner jagung Bose untuk memperkenalkan di sekolah.
"Tampilkan mama-mama masak jagung Bose di sekolah, itu menggugah, sehingga tampilannya tidak lagi sederhana karena mungkin akan ada inovasi dari generasi muda sehingga dapat terkenal baik lokal, nasional maupun global," katanya.
Ia bahkan mengharapkan agar masyarakat NTT tidak melupakan kuliner jagung Bose, karena peran mereka di BPNB hanya sebagai pemicu.
Sementara itu Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Eldesius Angi mengatakan pemerintah NTT mengangkat dan mendorong jagung Bose untuk menjadi warisan budaya nasional. Ia menjelaskan, pada tahun sebelumnya, Se'i yang juga merupakan salah satu kuliner lokal NTT pun telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
"Kalau sudah Sei maka harus pasangan dengan bose-nya, jadi ini kita dialog dulu bagaimana pendapat generasi muda karena sekarang mereka lebih banyak mengenal makanan luar, jadi bagaimana menurut mereka agar makanan tersebut (jagung Bose) tetap dilestarikan," ujar Eldesius.
Ia mengatakan, usai tahapan dialog tersebut, akan dilaksanakan penelitian dan kemudian akan diajukan secara resmi untuk ditetapkan.
Eldesius berharap agar minimal makan tradisional tidak hanya menjadi makanan lokal tetapi bisa sampai dikenal ke tingkat nasional, atau bila perlu sampai tingkat dunia dan diakui Unesco. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)