Rian Sulap Ban Bekas Jadi Kursi dan Meja Bermutu Tinggi
ak ada yang mengira sebuah ban motor atau ban mobil bekas yang sudah dibuang di tempat sampah bisa disulap menjadi benda berkualitas tinggi dan bernil
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM-KUPANG-Tak ada yang mengira sebuah ban motor atau ban mobil bekas yang sudah dibuang di tempat sampah bisa disulap menjadi benda berkualitas tinggi dan bernilai ekonomis.
Inilah yang dilakukan oleh Oryanus Lado, pemuda asal RT009/RW003 Kelurahan Fontein, Kota Kupang. Di tangan Rian, begitu ia biasa disapa, ban-ban bekas yang dibuang itu disulap menjadi kursi sofa dan meja dengan tampilan menarik dan menawan.
Melalui keterampilannya menyulap ban bekas, pemuda 29 tahun ini sekarang mengabdikan diri sepenuhnya pada usaha kerajinan kursi dan meja dari ban bekas. Keuntungannya pun tak sedikit.
• Uang di Rekening 7 Orang Ini Ludes Gara-gara Pakai VPN, Intip YUK 5 Bahaya Pakai VPN
Setiap bulan dia selalu mendapatkan order bukan hanya dari dalam Kota Kupang, tapi juga dari luar Kota Kupang. Berkat usahanya ini, Ketua Karang Taruna Kelurahan Fontein ini bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan menambah modal bagi kelompok karang taruna kalau hendak menggelar kegiatan.
Kediamannya yang juga sekaligus bengkel kerjanya penuh dengan ban-ban bekas. Di tempat ini pula, pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pernah bertandang langsung guna melihat bagaimana Rian menjadikan kursi dan meja dari ban bekas.
• PS Kota Kupang Pasang Target Juara ETMC 2019
Ketika ditemui Pos Kupang di kediamannya, Jalan Gajah Mada, Kelurahan Fontein, Minggu (26/5/2019), Rian sedang mengerjakan pesanan kursi dan meja sebanyak 10 set yang akan dikirim ke Pulau Sumba. Karena belum memiliki modal cukup, ia baru mulai merakit ban-ban bekas kalau sesuai pesanan yang ada. Selain wilayah Kota Kupang, hasil karyanya juga sudah dikirim ke Timor Leste.
Kepada Pos Kupang, dia mengisahkan awal mula usaha ini dirintis. Pada tahun 2017, pemuda Karang Taruna menggelar sebuah perlombaan balap sepeda dan mereka diberi sumbangan satu truk ban bekas untuk membuat lintasan sepeda.
Lomba berakhir dan ban-ban bekas sebanyak itu pun dibiarkan terlantar. Rian pun mulai berpikir keras supaya bisa memanfaatkan ban sebanyak itu. Dia mulai mencari referensi.
• Bupati Ende Meninggal, Air Mata Warga Ende Tumpah di Hari Minggu
Saat itu Ketua Komunitas Pemuda Kreatif Kota Kupang ini sempat melihat sebuah video seorang seniman di Brazil membuat kursi dan meja dari ban bekas di kanal youtube. Berbekal modal seadanya dan niat yang menggebu, Rian pun mulai merakit ban ban bekas menjadi kursi dan meja.
"Enam bulan pertama itu coba-coba buat yang biasa. Setelah enam bulan kita coba buat yang pakai sandaran. Jadi kita bisa kelola ban mobil dan ban motor sekaligus. Ban motor sebagai sandaran dan ban mobil sebagai kursinya. Awal mula saya kerja sendiri," jelasnya.
Sejak itu, dia pun mulai bergerilya mencari ban-ban bekas yang dibuang begitu saja di tempat sampah sudut-sudut kota.
"Padahal ini kan bisa didaur lagi di rumah tangga. Ini kan jadi barang yang unik dan punya nilai jual," bebernya.
• WHO Resmi Jadikan Kecanduan Bermain Game sebagai Penyakit Mental
Dia mematok harga Rp250 ribu untuk satu unit kursi atau meja. Sedangkan satu set kursi dan meja (4 atau 6 kursi tambah 1 meja) seharga Rp1.600.000.
Meski sudah terbilang sukses, dia masih mengalami kendala modal usaha. Dia ingin membuka satu bengkel khusus kerajinan ban bekas yang lebih besar dan representatif sehingga pelanggan bisa langsung datang ke bengkelnya tanpa harus memesan terlebih dahulu. Selain kursi dan meja, dia juga akan membuat bingkai foto dengan bahan yang sama.
Rian masih punya mimpi untuk membagikan ilmu dan keterampilannya kepada kaum muda yang berniat mengubah ban bekas menjadi barang bernilai ekonomis.
Menurut dia, jumlah ban bekas yang ada di Kota Kupang sangat banyak dan itu tidak mungkin dimanfaatkannya sendiri. Siapa saja yang berminat, kata dia, bisa datang ke kediamannya untuk belajar membuat karya ban bekas tersebut secara gratis.
"Kalau kita buat satu pelatihan pasti banyak yang berminat. Kalau ada organisasi yang mau memfasilitasi pelatihan pengolahan limbah ban, saya bersedia sekali," bebernya.
• Pelatih PSS Sleman Akui Tak Tampilkan Performa Terbaik saat Hadapi Semen Padang
"Dari kelurahan atau pemerintah kota belum apresiasi ini."
Dia berharap Pemerintah Kota Kupang bisa melihat peluang ini sebagai salah satu wadah membuat peluang usaha bagi anak muda Kota Kupang lainnya. (*)