JMK3 Gelar Seminar Sehari Bagi Mahasiswa Kesehatan Kota Kupang
Jaringan Masyarakat Kesehatan Kota Kupang ( JMK3) Gelar Seminar Sehari Bagi Mahasiswa Kesehatan Kota Kupang
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Jaringan Masyarakat Kesehatan Kota Kupang ( JMK3) Gelar Seminar Sehari Bagi Mahasiswa Kesehatan Kota Kupang
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Jaringan Masyarakat Kesehatan Kota Kupang ( JMK3) menggelar seminar sehari bagi mahasiswa yang berkuliah di jurusan kesehatan dari berbagai universitas di Kota Kupang.
Seminar sehari ini mengangkat tema 'Aktualisasi Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Berbasis Lokal' dan diselenggarakan di lantai V Stikes CHMK, Kayu Putih, Kota Kupang, Sabtu (25/5/2019).
• Dikunjungi Konjen, Murid Sekolah di Australia Pamer Kemampuan Berbahasa dan Kesenian Indonesia
Nampak ratusan mahasiswa antusias mengikuti seminar yang dibawakan oleh Dominirsep O. Dodo, SKM., MPH mewakili IAKMI Pengda NTT dengan materi Peran profesi IAKMI dalam penanggulangan gizi buruk dengan program KADARZI.
Koordinator seminar, Simrus Oematan kepada POS-KUPANG.COM disela kegiatan mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu langkah untuk mengedukasi para mahasiswa sehingga dapat mengetahui jelas terkait stunting dan penanggulangannya.
• Ismail, Korban Penjarahan 22 Mei: Sejak Jualan Tahun 1975 di Jakarta, Baru Sekarang Ketemu Presiden
Selain itu, seminar tersebut juga merupakan satu langkah mendukung program pemerintah yakni Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) di mana membantu untuk menanggulangi masalah stunting di Indonesia.
Pedoman operasional KADARZI diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 747/Menkes/SK/V/2007.
Lebih lanjut, kegiatan tersebut untuk melihat sejauh mana peran setiap organisasi profesi kesehatan dan pemerintah serta tinjauan akademis dalam menghadapi masalah stunting.
Indonesia sebagai negara berkembang saat ini tengah menghadapi masalah kesehatan yakni stunting.
Menurutnya, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan proporsi status gizi sangat pendek dan pendek pada Balita menurut provinsi adalah sebesar 30.8. sementara itu, Provinsi NTT memiliki proporsi tertinggi yaitu sebesar 42.6.
Hal ini tentunya akan berdampak serius pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Provinsi NTT.
"Mahasiswa yang hari ini berasal dari berbagai daerah di NTT dan saat pulang nanti bisa memberitahu kepada keluarga dan masyarakat untuk bersama menanggulangi stunting," tegasnya.
Dirinya berharap kegiatan tersebut dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat.
Pihaknya juga mengajak setiap komponen terkait untuk bersama-sama menanggulangi stunting di NTT.
"Mari kita sama-sama menanggapi masalah yang kita hadapi dan saling bermitra dan bekerjasama terutama organisasi kesehatan dan pemerintah sehingga kedepannya kita dapat menangani masalah dengan baik," paparnya.
Usai kegiatan, akan dilanjutkan dengan kegiatan penerimaan anggota baru organisasi.
Sampai berita ini ditulis, kegiatan tersebut tengah berlangsung. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)