WhatsApp, Facebook dan Instagram Lemot atau Down? Ini Penjelasannya yang Benar
WhatsApp, Facebook dan Instagram Lemot atau Down? Ini Penjelasannya yang Benar
whatsapp, Facebook dan instagram Lemot atau Down? Ini Penjelasannya yang Benar
POS-KUPANG.COM - instagram down, Facebook down, whatsapp down, Ini penjelasan lengkap menkominfo Rudi Antara.
Jejaring sosial media yang sering digunakan oleh warga indonesia dilaporkan down dan tidak bisa diakses.
Ketiga sosial media tersebut dilaporkan tumbang (down) pada hari ini (22/5/2019) sore.
• Saksi Sebut Hilda Vitria Minta Dinikahi Kriss Hatta, Tapi Masuk Islam Dulu
• Sinopsis Drama Korea Her Private Episode 13, Cha Si An dan Ryan Gold Saudara Kandung?
• Sumbangan Sewa Pakai Aset di Kota Kupang Tahun 2018 Rp 1,3 Miliar
Error ketiga layanan milik Facebook ini kemudian menjadi perbincangan di jagat Twitter dan menjadi trending topic.
Karena Twitter sendiri adalah salah satu sosial media yang tidak terpengaruh, berdasarkan pantauan Tribunstyle, tagar #whatsappDown, #FacebookDown dan #instagramDown menjadi tiga teratas topik yang paling banyak diperbincangkan oleh warganet Indonesia.
Hingga artikel ini dirilis, ketiga tagar tersebut telah mendapat dan mencapai hampir dari 100.000 kicauan.
Melalui Twitter, para pengguna melaporkan bahwa mereka tidak bisa mengakses dan menggunakan ketiga layanan tersebut.
Pengguna tidak dapat mengakses ketiga layanan baik dari aplikasi ponsel maupun melalui browser.
Dikutip dari WartaKotaLive, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara membenarkan telah membatasi akses beberapa media sosial di Indonesia.
• Kriss Hatta Yakin Bebas dari Penjara, Nikita Mirzani Bilang Begini
• Cucu Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Ikut Aksi di Bawaslu, Begini Kondisinya Sekarang & Juga Kiai Lain
• Fadli Zon Bantah Demonstran Penolak Hasil Pilpres sebagai Pendukung Prabowo-Sandiaga
• Pemda Kupang Perlu Libatkan Pihak Ketiga Dalam Melakukan Sewa Beli Asset di Kota Kupang
Hal ini kata Rudi, sejalan dengan pembatasan ruang-ruang provokasi aksi 22 Mei 2019, yang sedang ramai dilakukan.
Lanjut Menkominfo, “Pembatasan ini bersifat sementara dan bertahap, pembatasan dilakukan terhadap platfoam fitur-fitur Medsos jadi tidak semuanya,” dalam konferensi pers seperti ditayangkan Kompas Tv Rabu (22/5/2019).
Sebab , pihaknya sudah menemukan modus provokasi aksi pada tanggal 22 Mei hari ini, yakni dengan menyebarkan video dan meme foto ke aplikasi whatsapp.
"Bukan di Medsos, tapi viralnya di WA,” imbuh Menkominfo Rudiantara.
Dan untuk sementara waktu, masyarakat Indonesia akan mengalami kelambatan mendownload foto atau upload video pada jejaring sosial media tersebut.
“Kemudian foto kenapa karena viralnya yang negatif lebih besarnya, mudorotnya ada disana,” ungkap Rudi.
Ini juga menurutnya sebagai bentuk, apresiasi terhadap media mainstream.
“Biasa main di Medsos, kita sekarang mainnya di media mainstream,” ungkap Rudi.
• Jokowi Terpilih Jadi Presiden, 7 Artis ini Ucap Selamat: Dari Kridayanti, Nafa Urbach hingga Giring
• Pasukan Kostrad dan Paskhas AU Datang, Demonstran di Bawaslu Tepuk Tangan
• Meski Beda Keyakinan Selama Menikah 16 Tahun, Nia Zulkarnaen & Ari Tetap Mesra Buka Puasa
Sebelumnya netter Indonesia mengeluhkan beberapa aplikasi Medsos yang tidak dapat diakses. Diantaranya ialah instagram dan whatsapp.
Untuk instagram aplikasi sama sekali tidak dapat dibuka.
Sedangkan untuk whatsapp netter banyak keluhkan tidak dapat mendownload video dan gambar.
Sejumlah pengguna kemudian menerka apa yang tengah terjadi pada ketiga layanan milik Facebook ini.
Ada yang menebak bahwa tiga layanan ini tengah diserang peretas, ada pula yang mengejek dengan candaan.
Salah satu warganet mencuitkan bahwa ketika ketiga sosial media tersebut down, hanya twitter yang masih bertahan untuk digunakan.
Dan ada salah satu warganet yang curhat dan akan gunakan aplikasi untuk tetap gunakan aplikasi sosial media tersebut.
(Tribunstyle/Dhimas Yanuar)
• Begini Lafadz Niat Sholat Idul Fitri, Tata Cara Sholat Idul Fitri hingga Hal yang Disunahkan
• Jelang 10 Hari Terakhir Ramadhan 2019, Lafadz Doa Menjemput Malam Lailatul Qodar
Pemerintah Batasi Akses di whatsapp
POS-KUPANG.COM - Pemerintah mengambil langkah pembatasan sementara akses tertentu di media sosial. Langkah itu dilakukan untuk mencegah provokasi hingga penyebaran berita bohong kepada masyarakat.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
"Akan kami adakan pembatasan akses di media sosial. Fitur tertentu tidak diaktifkan untuk menjaga agar hal-hal negatif tidak terus disebarkan ke masyarakat," kata Wiranto.
Wiranto didampingi Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Menkominfo Rudiantara, dan pejabat lain.
Dalam jumpa pers tersebut, mereka menjelaskan kronologi kerusuhan dan fakta-fakta yang ditemukan kepolisian.
Setelah kerusuhan tersebut, beredar berbagai informasi hoaks di media sosial yang meresahkan masyarakat.
Pemerintah melihat, berdasarkan rangkaian peristiwa hingga kerusuhan pecah, terlihat ada upaya membuat kekacauan nasional.
• Demo Penolakan Hasil Pilpres Berujung Rusuh, Begini Komentar BPN Prabowo-Sandiaga
• Menko Polhukam, Wiranto: Kami Sudah Tahu Dalang Kerusuhan, Siapa Dia?

Hal itu terlihat dari pernyataan tokoh-tokoh yang kemudian menyalahkan aparat keamanan atas jatuhnya korban jiwa.
Wiranto melihat ada upaya membangun kebencian hingga antikepada pemerintah.
Padahal, kata dia, ada aksi brutal yang dilakukan kelompok lain selain pengunjuk rasa. Mereka menyerang petugas, merusak asrama Polri di Petamburan, membakar sejumlah kendaraan, dan aksi brutal lain.
Rudiantara menambahkan, sesuai hasil analisas, pihaknya melihat modus penyebaran berita hoaks di media sosial pascakerusuhan.
Awalnya, pelaku mengunggah video atau foto ke Facebook dan instagram. Kemudian, pelaku melakukan screenshot unggahan.
Konten yang kemudian viral adalah screenshot tersebut. Jadi, pemerintah melakukan pembatasan sementara penyebaran video dan foto di whatsapp.
"Teman-teman akan alami pelambatan kalau download atau upload video karena viralnya yang negatif ada di sana. Sekali lagi ini sementara," kata Rudiantara.
Ia menyarankan agar masyarakat mengakses informasi di media tepercaya.
Polisi Tangkap 101 Provokator dalam Kerusuhan Tanah Abang, Bertato dan Berasal dari Luar DKI Jakarta
Kapolri Jenderal Tito Karnivan mengatakan, bahwa ada kelompok yang sengaja membuat kerusuhan untuk memancing kemarahan massa.
Menurut Kapolri Tito Karnivan, mereka yang ditemukan juga bertato. "Mohon maaf, dari yang telah kami amankan mereka bertato, nanti silakan lihat sendiri," ujarnya.
Selain itu, pihaknya menemukan uang dengan jumlah total Rp 6 juta dari para provokator yang ditangkap karena melakukan aksi anarkis di depan gedung Bawaslu dan Asrama Brimob Petamburan.
Bahkan, saat diperiksa, provokator yang mayoritas adalah anak-anak muda ini mengaku dibayar untuk melakukan aksinya.
"Yang diamankan ini kita lihat, termasuk yang di depan Bawaslu, ditemukan di mereka amplop berisikan uang totalnya hampir Rp 6 juta, yang terpisah amplop-amplopnya. Mereka mengaku ada yang bayar," kata Tito dalam konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Skenario ini jelas, menurut Wiranto, ada kelompok yang sengaja untuk membuat kondisi menjadi chaos. "Dan skenario ini sudah jalan," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto mengatakan, bahwa TNI dan Polri solid menjaga keamanan.
Sementara itu, sejak Selasa (21/5/2019) malam hingga Rabu (22/5/2019) siang, Polda Metro Jaya mengamankan 101 orang yang diduga provokator dalam kerusuhan di kawasan Tanah Abang, Jakarta.
Argo menyebut, jumlah orang yang diamankan bisa bertambah karena polisimasih terus melakukan penangkapan pada terduga provokator.
"Bertambah terus, sudah 101 (yang ditangkap)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Kericuhan tersebut disebabkan ulah provokator yang berasal dari luar Jakarta.
"Namun, yang saya sesalkan massa yang masuk dari luar Jakarta yang masuk sekitar pukul 23.00, sehingga memprovokasi kejadian tersebut," ujar Karopenmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, dari tayangan Breaking News Kompas TV, Rabu (22/5/2019).
Ia mengatakan, massa dari luar Jakarta tersebut yang memicu masyarakat yang awalnya hendak pulang justru kembali lagi.
Argo telah meminta masyarakat untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang tersebar di media sosial.
Aparat kepolisian selalu berjaga di lokasi untuk mengamankan situasi.
"Jangan mudah percaya informasi di media sosial. Disaring dulu sebelum di-sharing," kata Argo, seperti dikutip dari Kompas TV, Rabu.
• Pascabentrok, Pasar Tanah Abang Tutup, Kerugian Lebih dari Rp 200 Miliar
• Tanpa Bawa Senjata, TNI-Polri Mediasi dengan Massa, Kerusuhan di Flyover Slipi Mereda

Sementara itu, dikutip dari Kompas.id, orang-orang yang diduga terlibat dalam unjuk rasa berakhir bentrok di kawasan Tanah Abang hingga Petamburan, Jakarta, Rabu (22/5/2019) pagi berasal dari luar DKI Jakarta seperti, Banten, Tasikmalaya (Jawa Barat), dan Nusa Tenggara Timur.
Kepala Kepolisian Resor Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi di Jakarta, Rabu, mengatakan, polisi bersama para ulama dan pemangku kepentingan lainnya terus berusaha menghalau para perusuh tersebut. Mereka yang ditangkap kini diperiksa polisi.
“Dari pagi tadi kami bersama para ulama sudah berusaha menghalau mereka. Sampai sekarang sudah 99 oramg yang kami amankan, dan sedang dkperiksa di Polres Jakarta Barat,” ujar Hengki.
Hengki mengatakan, dari beberapa orang yang ditangkap, mulut mereka tercium bau alkohol. Polisi juga akan memeriksa urine mereka.
“Pengalaman kami, kalau kehilangan rasa takut, empati, itu pasti ada penyebabnya yang memicu stimulan dan halusinasi,” ucap Hengki.
Dia menambahkan, aksi ini diduga sudah direncanakan terlebih dahulu untuk membuat kerusuhan. Polisi menemukan busur, petasan, bom molotov, dan bensin.
“Mereka mengincar properti warga dan polisi. Dan awal kejadiannya, mereka ribut dengan warga yang propertinya dibakar sehingga terjadi bentrokan,” jelasnya.
Pasukan Brimob Polri dibantu 2 satuan setingkat kompi (SSK) prajurit Tentara Nasional Indonesia pun menghalau para perusuh di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat. Perumahan, rumah toko, kios, dan bangunan di sekitar lokasi kerusuhan masih ditutup sejak pagi hingga pukul 11.00 WIB

Mayoritas dari Banten, Jabar, dan Jateng
Menurut, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal mayoritas mereka datang dari luar Jakarta.
"Dari hasil pemeriksaan sementara, mayoritas massa dari Banten, Jabar, dan Jateng, dan ada bukti-bukti, ada satu ambulans penuh dengan batu," katanya dalam konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu.
Dari sejumlah provokator itu, ditangkap setelah polisi berusaha memukul mundur massa pengunjuk rasa di depan kantor Bawaslu.
Pukul mundur ini dilakukan kepolisian setelah negosiasi yang dilakukan beberapa kali gagal karena massa menolak membubarkan diri meskipun polisi sudah membebaskan beberapa orang yang sempat ditahan karena dianggap melakukan provokasi.
Sementara itu, 11 orang sisanya diamankan karena terkait pembakaran mobil di Asrama Brimob, Petamburan, Jakarta.
Seperti diketahui, ada 11 mobil yang dibakar pada pukul 04.00 di depan Asrama Brimob.
Tertunduk, 20 Terduga Provokator Kerusuhan Tanah Abang Tiba di Polda Metro Jaya
Sebanyak 20 terduga provokator saat kerusuhan di wilayah Tanah Abang tiba di Polda Metro Jaya pada Rabu (22/5/2019) sekitar pukul 13.15 WIB.
Para terduga provokator itu tampak menunduk saat berjalan menuju ruang penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Mereka dikawal ketat aparat kepolisian.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, para terduga provokator itu berjalan beriringan dengan pengawalan ketat aparat kepolisian. Mereka memilih bungkam saat ditanya oleh awak media.

Sejak Selasa (21/5/2019) malam hingga Rabu (22/5/2019) dini hari, polisi berhasil mengamankan 69 orang yang diduga provokator dalam kerumunan massa di kawasan Tanah Abang, Jakarta.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal mayoritas mereka datang dari luar Jakarta.
"Dari hasil pemeriksaan sementara bahwa mayoritas massa dari Banten, Jabar, dan Jateng, dan ada bukti-bukti, ada 1 ambulans penuh dengan batu," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu.
Dari 69 provokator itu, sebanyak 58 orang ditangkap setelah polisi berusaha memukul mundur massa pendemo di depan kantor Bawaslu.
Sementara itu, 11 orang sisanya diamankan karena terkait pembakaran mobil di Asrama Brimob, Petamburan, Jakarta.
Polisi Duga Kericuhan Dipicu Massa Bayaran, Ditemukan Amplop Berisi Uang
Polisi menduga kericuhan yang terjadi setelah pembubaran aksi demonstrasi di depan gedung Bawaslu dipicu oleh massa bayaran. Sejumlah amplop berisi uang pun ditemukan dari massa yang diamankan.
"Ada juga massa yang masih simpan amplop, uangnya masih ada, dan kami sedang mendalami itu," ujar Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Iqbal memastikan bahwa demonstran yang sejak siang melakukan aksi di depan gedung Bawaslu sudah bubar sejak pukul 21.00 setelah menggelar shalat tarawih.
Namun, sebelum itu polisi menemukan ada 200 orang yang berkerumun di Jalan KS Tubun. Massa ini diduga bukan demonstran di depan gedung Bawaslu.
"Bahwa peristiwa dini hari tadi adalah bukan massa spontan, bukan mass spontan," ucap Iqbal.
Saat ini, polisi masih mendalami dari mana asal massa bayaran ini. Sejauh ini, polisi menduga mereka berasal dari luar Jakarta. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul instagram Down, Facebook Down, whatsapp Juga Down, Ini Penjelasan Lengkap Menkominfo Rudiantara