BREAKING NEWS: Gubernur Laiskodat Pastikan Tahun Depan Pemprov NTT Tutup Pulau Komodo
Pejabat Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat Pastikan Tahun Depan Pemprov NTT Tutup Pulau Komodo
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
Pejabat Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat Pastikan Tahun Depan Pemprov NTT Tutup Pulau Komodo
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Tahun 2020 Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT resmi menutup Pulau Komodo di Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).
Penutupan ini agar pemerintah bisa menata kawasan itu, terutama untuk menjaga ekosistem di kawasan setempat.
• Pemkab Nagekeo Perlu Perhatikan Jembatan Wakasa di Aeramo
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan hal ini saat menerima tim jurnalis British Broadcasting Corporation (BBC) Indonesia di ruang kerja Gubernur NTT, Selasa (21/5/2019).
Jurnalis BBC yang mewawancarai Viktor adalah Rebecca Henschke.
Menurut Viktor, penutupan hanya di Pulau Komodo, sementara tempat lain di dalam kawasan itu tidak ditutup.
• Hasto: Megawati Akan Bertemu Jokowi Sampaikan Ucapkan Selamat
"Kenapa kita tutup, karena sampai saat ini kita tidak tahu berapa banyak populasi atau jumlah komodo. Berapa banyak ketersediaan makanan komodo, karena itu ketika ditutup,kita bisa pastikan semua yang ada di dalam kawasan itu," kata Viktor.
Dijelaskan, penutupan juga dilakukan, dengan tujuan ada pembenahan oleh pemerintah.
"Saat ditutup, maka tidak ada kunjungan ke kawasan itu. Kita akan atur agar tingkat kunjungan setiap tahun dibatasi. Kunjungan maksimum dalam satu tahun 50.000 orang," katanya.
Dikatakan, selama ini arus kunjungan melebihi itu, akibat biaya masuk yang murah.
"Bayar Rp 200.000 saja sudah bisa masuk dan banyak kunjungan masuk sehingga tidak terdata secara baik. Kondisi ini tentu dapat mengganggu habitat komodo," ujarnya.
Dia mengakui, pemerintah berencana mengosongkan Pulau Komodo dari penduduk agar wilayah setempat kembali alami. Langkah ini untuk bisa mendata jumlah komodo.
Jika tidak ditutup,maka tidak tahu populasi dan makanan komodo. "Kita pastikan agar lokasi atau wilayah itu tidak ada manusia,sehingga terjadi konservasi secara alami. Kits juga berupaya kembalikan alam yang baik dengan konservasi di dalam kawasan itu," katanya.
Dikatakan, untuk kunjungan wisatawan setelah Pulau Komodo ditutup, yakni bisa mengunjungi Pulau Rinca.
"Kunjungan tetap masuk seperti di Pulau Rinca dan Pulau Padar, Ping Beach , setelah komodo kita tata agar kunjungan bisa bersama-sama," ujarnya.
Dikatakan, saat ini sudah ada tim yang dibentuk, baik dari Pemprov NTT dan Pemerintah pusat untuk berdiskusi, menyiapkan langkah-langkah penutupan.
"Dulu memang saat saya sampaikan ini, ada penolakan-penolakan, tapi saat ini Presiden, Wakil Presiden maupun menteri sudah menyetujui penutupan itu," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)
Pemerintah Berencana Tutup Sementara Pulau Komodo, Begini Harapan Par aPelaku Wisata
Para pelaku wisata di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat di Pulau Flores, NTT meminta kepastian waktu dari pemerintah soal wacara penutupan Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo yang digulirkan oleh Pemerintahan Gubernur Viktor Laiskodat.
"Wacana penutupan Pulau Komodo ini sangat buruk dan serba tidak pasti sehingga berdampak pada penjualan paket wisata kepada para pelaku usaha," kata Leonardus Nyoman, pemilik operator tur PT Flores Exotic Tour dihubungi Antara dari Kupang, Selasa (26/2/2019).
Sebelumnya, pemerintahan Gubernur NTT Viktor Laiskodat mewacakan penutupan sementara Pulau Komodo dalam kawasan TNK dari aktivitas para wisatawan selama setahun, namun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memastikan kemungkinan 2020.
Komodo di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)
Menurut Leondardus, pelaku usaha sulit memastikan penjualan paket wisata Pulau Komodo untuk tahun 2020 karena belum ada kepastian apakah ditutup atau tidak, sementara hal itu (penutupan sementara) sangat dibutuhkan oleh wisatawan yang hendak memesan paket wisata.
Menurutnya, kepastian waktu sangat penting mengingat wisatawan terutama mancanegara seperti Eropa, Amerika dan lainnya merencanakan perjalanan wisata mereka sejak setahun sebelumnya.
"Jadi paling tidak satu tahun sebelum penutupan itu sudah dipastikan, sudah ketuk palu, misalnya mulai tanggal dan bulan sekian ditutup, tidak ada lagi wacana," katanya menegaskan.
Sementara itu, pemilik dan operator tur PT Panorama Tour yang beroperasi di Labuan Bajo, Andre, mengatakan rencana penutupan Pulau Komodo baru wacana, namun sangat berpengaruh terhadap keputusan wisatawan untuk memesan paket wisata ke Labuan Bajo dan Komodo.
Wisatawan beranggaban bahwa karena wacana penutupan sementara ini digulirkan oleh pemerintah sehingga kemungkinan besar bisa direalisasikan, sehingga perlu sosialisasi yang tajam terkait penutupan Pulau Komodo tersebut.
Pulau Komodo Akan Ditutup 2020, Ini 3 Tempat Eksotik Labuan Bajo NTT Yang Bisa Kalian Kunjungi.
Pulau Komodo Akan Ditutup 2020, Ini 3 Tempat Eksotik Labuan Bajo NTT Yang Bisa Kalian Kunjungi
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur), Marius Ardu Jelamu, menyebut, hanya Pulau Komodo yang berlokasi di Labuan Bajo NTT yang akan ditutup sementara selama satu tahun, pada tahun 2020 mendatang.
Sedangkan sejumlah pulau lain di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) Labuan Bajo NTT, seperti Pulau Rinca dan Padar, tetap dibuka untuk wisatawan dan pengunjung.
Menurut Marius, selama ini banyak orang mengira di TN Komodo hanya ada Pulau Komodo.
Padahal terdapat 171 pulau di TN Komodo Labuan Bajo NTT.
“Jadi keindahan itu terbagi–terbagi, kalau di Pulau Komodo itu ada komodo lalu kemudian di Pulau Rinca. Bahkan di Pulau Flores ada komodo, gennya sama yang kita dapat di Riung, Manggarai Timur," ujar Marius kepada sejumlah wartawan di Kupang, Jumat (8/2/2019) sore.
Pemandangan di Pulau Komodo beberapa waktu lalu. (POS-KUPANG.COM/Servatinus Mammilianus)
"Tetapi keistimewaannya di TNK khususnya di Pulau Komodo dan Pulau Rinca itu betul berkembang secara alami dengan rantai pasok makanan yang terjaga baik, karena ada kerbau liar, rusa, monyet dan sebagainya,” sambungnya.
Selama setahun ditutup, lanjut Marius, pengunjung masih bisa mengunjungi pulau lain di TN Komodo.
Misalnya, Pulau Padar, Rinca dan pulau–pulau lainnya.
Selama Penataan kembali Pulau Komodo tersebut, pemerintah pusat, provinsi dan daerah, akan bersama-sama menanam pohon endemik NTT.
Komodo berebutan makan seekor kambing di Pulau Komodo. (POS KUPANG/SERVATINUS MAMMILIANUS)
Selain itu juga akan ada riset–riset ilmu pengetahuan untuk memastikan pengembangbiakan komodo.
Selama satu tahun itu kata Marius, pihaknya akan bekerja sama dengan para ilmuwan yang mengetahui secara persis perkembangan komodo supaya kelestariannya terjaga.
Menurut dia, penataan tidak hanya di daratandengan menanam pohon atau penataan kelembagaan dan sumber daya manusia, tetapi secara khusus juga dalam bentuk menghadirkan para ilmuwan untuk meneliti habitat di dalamnya.
“Dan tentu kita melihat selama setahun itu bagaimana kalau tidak ada orang. Maksudnya bagaimana reaksi–reaksi psikologisnya, kemudian rantai pasok makanannya. Karena selama penataan nanti juga akan menambah rantai pasok makanan, yakni kerbau liar, monyet dan rusa yang selama ini terganggu karena perburuan–perburuan liar semuanya akan ditata ulang,” ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Pulau Komodo yang merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat Labuan Bajo NTT, akan ditutup sementara waktu.
Pulau Komodo akan ditutup selama satu tahun.
“Per Januari 2020 kita akan tutup sementara waktu, tapi bukan secara keseluruhan, hanya khusus pulau Komodo,” ucap Marius.
Menurut Marius, penutupan Pulau Komodo, telah menjadi komitmen bersama antara pemerintah provinsi NTT dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Ide Gubernur NTT
Ketua ASITA NTT, Abed Frans mengatakan, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat mendapatkan ide untuk pembatasan kunjungan ke Pulau Komodo Labuan Bajo.
Abed Frans yang menghubungi POS-KUPANG.COM, Jumat (12/10/2108) mengatakan ide ini diperoleh saat Gubernur NTT berada di Labuan Bajo untuk memantau persiapan Labuan Bajo menjelang kunjungan wisata delegasi IMF-Bank Dunia.
"Dalam acara makan malam di rumah jabatan Bupati Manggarai Barat, Gubernur NTT banyak mengemukakan ide- idenya.
"Salah satunya pembatasan jumlah pengunjung ke Taman Nasional Komodo (TNK). Hal ini bukan berarti pak Gubernur tidak mau banyak pengunjung. Namun, pak Gubernur mau supaya TNK tetap menjadi destinasi yang sangat prestisius, tidak ada duanya di dunia. Hanya orang yang benar-benar mencintai alam dan lingkungan yang bisa berkunjung ke sana," kata Abed.
Suasana di Loh Liang, Pulau Komodo, sebagai zona inti Taman Nasional Komodo (TNK).
Komodo, lanjutnya, bukan destinasi murahan, karena itu harus ditangani secara tegas dan bertanggung jawab.
"Dan NTT tidak mau seperti Bali yang sudah banyak dikunjungi wisatawan low budget. NTT adalah destinasi yang exclusive, oleh sebab itu pengunjungnya juga harus exclusive. Lebih baik sedikit pengunjung tapi bisa memajukan efek domino dari pembangunan Labuan bajo dari pada banyak pengunjung tapi tidak mempunyai efek apapun," ujar Abed.
Satu Pintu
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) akan membentuk tim terpadu berkaitan dengan pernyataan Gubernur NTT Victor Laiskodat untuk menutup sementara Taman Nasional Komodo (TNK).
Tim dari LHK itu dibentuk untuk melakukan kajian tentang kemungkinarn penutupan sementara Pulau Komodo serta membuat prediksi masa depan pengelolaan TNK sebagai kawasan eksklusif.
Selain itu, pengaturan pintu masuk jalur kapal dan penjualan tiket masuk menuju TN Komodo akan ditetapkan melalui sistem satu pintu, yaitu di Pelabuhan Labuhan Bajo.
"Saya menghadiri langsung rapat di Kementerian LHK tadi," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Gusti Rinus, kepada POS-KUPANG.COM.
Pada poin 5 kesimpulan rapat tersebut dijelaskan bahwa penutupan atau pembukaan kembali suatu kawasan konservasi diputuskan atas pertimbangan ilmiah dan kondisi tertentu.
Untuk TN Komodo, tim terpadu akan memberikan rekomendasi kepada KLHK tembusan Ditjen KSDAE pada bulan Agustus 2019.
"Terhadap paket-paket wisata yang telah terlanjur dijual, tetap dapat dilanjutkan kecuali di Pulau Komodo apabilla berdasarkan rekomendasi tim terpadu diputuskan untuk ditutup.
Rencana penutupan Pulau Komodo untuk tujuan wisata, dapat dilakukan setelah adanya hasil dari ㄲm Terpadu, dan berlaku mulai Januari 2020," demikian bunyi poin 6 hasil rapat itu.
Pada poin selanjutnya dijelaskan antara lain, dapat dibuka peluang kerja sama penguatan fungsi dan perizinan jasa (TUPJWA) dan sarana wisata alam (IUPSWA), baik untuk pemerintah kabupaten maupun pemerintah
provinsi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.48/Menhut-II/2010 jo.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.4/Menhut-IL/2012 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam, dan Taman Hutan Raya.
Sedangkan hal-hal lainnya akan dibahas lebih lanjut antara Kementerian LHK, Pemerintah Provinsi NTT, dan Pemerintah Kabupaten Mabar. (kompas.com/pos-kupang.com)