Yulana, Guru SD di Sikka yang Dibatalkan NIP Senang Setelah Bertemu Menpan RB, Ini Harapannya
Yulana Yulianti Keri, Guru SD di Sikka yang Dibatalkan NIP Senang Setelah Bertemu Menpan RB, Ini Harapannya
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
Yulana Yulianti Keri, Guru SD di Sikka yang Dibatalkan NIP Senang Setelah Bertemu Menpan RB, Ini Harapannya
POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Sukacita sempat meliputi rumah tangga Yulana Yulianti Keri, S.Pd, guru SDN Wegok di Desa Kojawair, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, akhir tahun silam ia lulus ujian penerima CPNS 2018.
Namun sukacita itu hanya berlangsung singkat. Ketika pemberkasan mendapat Nomor Induk Pegawai (NIP), namanya dibatalkan oleh BKN Regional Bali.
• Ini yang Dilakukan Kodim 1625/Ngada Memperingati Hari Kebangkitan Nasional
Alasan BKN, usia Yuliana lewat 35 tahun tiga bulan satu hari. Padahal ketika proses seleksi administrasi hingga ujian dan lulus, tak ada persoalan.
"Saya senang dan bahagia tak terkira. Saya menangis terharu. Tuhan mendengarkan doa saya," ujar Yuliana kepada POS-KUPANG.COM, Senin (20/5/2019).
BKN seenaknya membatalkan NIP, Yuliana tak bisa menerimanya. Ia memberontak ketika Kepala BKD Sikka memanggilnya menyampaikan pembatalan itu.
• Masih Ingat Kasus Penganiayaan Aldi Pello di Naikolan Kupang? Ini Perkembangannya
"Saya merasa nasib saya dipermainkan oleh sistim dan petugas admisnistrasi, tetapi mereka tidak bertanggungjawab," imbuh Yuliana
Yuliana memilih berjuang sendiri ke Jakarta menemui Menpan RB.Hari Senin (20/5/2019) pagi, Yuliana ditemani Ketua Komisi XI DPR RI, Drs. Melchias Mekeng, menemui Menpan RB, Komjen (Polisi) Syafruddin di kantornya.
Yuliana, yang delapan tahun mengajar di SDN Wegok mengakui lulus CPNS telah membawa keluarganya keluar dari himpitan ekonomi rumah tangga.
Menjadi guru honor pertama kali tahun 2012, ia menerma honor Rp 95 ribu sebulan. Baru pada 2015 dinaikan Rp 118 ribu/bulan.
"Itu pun kalau orang tua murid membayar iuran komite. Di sekolah ada lima orang guru honor komite. Jadi kalau ada uang, kami bagi lima orang. Kalau tidak ada, ya tunggu akhir tahun pelajaran baru dapat dari orangtua murid," ujar Yuliana.
Kecintaan kepada profesi dan anak-anak membuat ibu tiga anak tidak tega melepaskan diri. Untuk menambah penghasilan, ia memberi les tambahan kepada murid dari keluarga sibuk, meski jumlahnya tak seberapa.
"Hanya berharap suami sopir pikap. Sampingan saya sering beri privat anak yang orangtuanya sibuk. Tetapi harus bagi waktu juga untuk tiga anak saya dan mertua yang sudah tua," kata Yuliana.
Terlintas dalam benak pindah sekolah, namun masa pengabdian di tempat yang baru mulai dari nol lagi. Hal yang tidak menguntungkannya.
Kini Yuliana berharap kepada Menpan RB. Pertemuan 15 menit Seni pagi, Menteri PAN RB menyatakan pembatalan NIP merupakan masalah teknis soal sistim yang salah input data.