Hindari Praktek Budaya yang Menghambat Peningkatan Kinerja dan Kualitas Diri
Hindari Praktek Budaya yang Menghambat Peningkatan Kinerja dan Kualitas Diri.
Penulis: Ferry Jahang | Editor: maria anitoda
Bagaimana ciri-ciri dari manusia baru itulah yang dijelaskan dengan baik dalam teks bacaan Efesus 5:1-21.
Ciri utama gereja disini adalah jemaat bisa hidup dalam kasih dan pengorbanan.
Ini ciri gereja yang penting bahwa gereja sebagai suatu persekutuan yang hidup dalam kasih dan mempraktekan nilai rela berkorban seperti yang ditunjukan Kristus.
Kristus sebagai model dan teladan semua hubungan dan relasi dalam gereja.
“Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.“

Pola hidup Kristus yang berkarya bagi kebaikan, dan rela berkorban bagi orang lain haruslah menjadi cerminan bagi semua relasi sosial dalam jemaat Efesus: relasi suami dan istri (Efesus 5:22-33); relasi anak-anak dan orang tua (Efesus 6:1-4); relasi hamba dan tuan (Efesus 6:5-9).
Menurut Mesakh Dethan gereja sebagi persekutuan orang percaya mestinya juga mampu untuk mempergunakan waktu dengan baik sebagai ciri kehidupan gereja yang disiplin dan berkualitas.
Orang hanya bisa maju kalau mampu mempergunakan setiap waktu yang Tuhan karuniakan demi pengembangan dirinya dan masyarakat dimana ia hidup.
Orang yang mabuk tidak akan membedakan mana waktu siang dan waktu malam, mana waktu kerja dan mana waktu tidur, mana waktu memuji Tuhan dan mana waktu memuji diri atau memaki-maki, etc (Efesus 5: 16-19).

Lebih jauh menurut pakar Perjanjian Baru tamatan Universitas Heidelberg Jerman ini mengatakan bahwa gereja sebagai persekutuan orang percaya tidak boleh berputus asa ketika mengalami masa-masa sulit.
Gereja sebagai persekutuan mesti hidup dalam berpengharapan kepada masa depan kepada Kristus yang akan datang kembali.
Janji kekal Kristus untuk hidup bersamaNya yang memampukan orang beriman untuk sabar dan tabah menghadapi apapun cobaan hidupnya.
Ia menjadi kuat karena Kristus dan mampu menghadapi godaan iblis dan kuasa-kuasa jahat lainnya dengan berdoa dan berjaga-jaga sambil mengenakan perlengkapan senjata rohani(Efesus 6:10-24). (POS-KUPANG.COM/Ferry Jahang)
.