MERAIH PELAJARAN BERHARGA DARI BULAN RAMADHAN
Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah. Inilah beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari kehadiran bulan suci Ramadhan.
Artinya : “Telah tampak kerusakan di daratan dan lautan disebabkan ulah perbuatan manusia.”
Ayat tersebut diatas memberikan gambaran bahwa sesungguhnya kemaksiatan itu sangat berpengaruh pada keamanan suatu negeri, kenyamanan, dan perekonomian rakyat. Sebaliknya, ketaatan akan membawa keberkahan dan kebaikan suatu negera. Allah SWT berfirman QS. Al-A’raf ayat 96. Yang artinya : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.
6. Kasih Sayang Terhadap Sesama
Bulan Ramadhan adalah bulan kasih sayang dan kedermawanan, karena bulan itu adalah bulan yang sangat mulia dan pahalanya berlipat ganda. Nabi kita Muhammad, SAW adalah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan lagi apabila di bulan Ramadhan, sehingga digambarkan bahwa beliau lebih dermawan daripada angin yang kencang.
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Islam adalah agama yang rahmat (kasih sayang) kepada sesama. Bagaimana tidak, di antara nama Allah adalah Rahman dan Rahim (Maha penyayang).
Nabi Muhammad, SAW bersabda : “Tidak dikatakan beriman seseorang diantara kamu sebelum dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri”.
7. Akhlak yang Baik
Puasa tidak hanya menahan makan dan minum semata, tetapi lebih dari itu, yaitu menahan anggota badan dari bermaksiat kepada Allah. Menahan mata dari melihat yang haram, menjauhkan telinga dari mendengar yang haram, menahan lisan dari mencaci dan menggibah.
Dari sinilah kita mengetahui hikmah yang mendalam dari disyariatkannya puasa. Andaikan kita terlatih dengan pendidikan yang agung ini, niscaya Ramadhan akan berlalu sedang manusia berada dalam akhlak yang agung.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT.
Dalam puasa seorang muslim dituntut untuk melawan hawa nafsunya. Dia harus sabar menahan rasa lapar dan dahaga serta keinginan bersenggama yang sangat disenangi oleh nafsu manusia pada saat berpuasa. Dia melawan kemauan hawa nafsu tersebut untuk mendapatkan ridha dan kecintaan Allah SWT.
Demikian hendaknya setiap kita harus lebih mengedepankan cinta Allah daripada kemauan hawa nafsu yang kerap mengajak kepada kemaksiatan.
Artinya “ “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf: 53)
Maka siapa saja di antara kita yang terjerumus dalam dosa maka hendaknya dia berjuang melawan hawa nafsunya demi mendapatkan kecintaan Allah.
9. Konsisten/Terus di Atas Ketaatan