Renungan Harian
Renungan Harian Kristen Protestan Kamis 2 Mei 2019: "Ketika Kita Disuruh Untuk Memilih"
Renungan Harian Kristen Protestan Kamis 2 Mei 2019: "Ketika Kita Disuruh Untuk Memilih"
Api Menurut Marshall adalah simbol bagi penyebaran Injil ke dalam dunia atau juga sebagai lambang dari kuasa Roh Kudus. Sedangkan air simbol dari kemalangan. Di tenggelamkan di dalam air berarti berarti berada dalam penderitaan dan kesesakan.
“Selamatkanlah aku, ya Allah, sebab air telah naik sampai ke leherku! Aku tenggelam ke dalam rawa yang dalam, tidak ada tempat bertumpu; aku telah terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang menghanyutkan aku. Lesu aku karena berseru-seru, kerongkonganku kering; mataku nyeri karena mengharapkan Allahku” (lihat Mazmur 69:1-3).
Itulah sebabnya juga Menurut Marshall baptisan Yesus adalah simbol atau metafor bagi penderitaan (bandingkan Markus 10:38 “Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?").
Menarik juga memperhatikan keterangan dari Dethan dan Nelson (dalam Buku Pegangan Khotbah, Prinsip dan Teknik berkhotbah dalam Alkitab, Inara Publishin, Kupang 2016, halaman 36-37), dimana dijelasan tentang istilah pedang dalam Injil Markus 10:34 yang merupakan teks paralel dari Inji Lukas 12 ini.
Dikatakan bahwa ketika Yesus mengatakan, "Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang."
(Mt 10.34), Yesus bermaksud menekankan bahwa "pedang" bukanlah kekerasan atau peperangan, melainkan sebuah krisis yang menuntut keputusan kita (dalam hal ini, orang harus memutuskan di antara kesetiaan pada Injil Yesus Kristus dan norma-norma yang berlaku dalam keluarga patriarkhal pada zaman itu).
Berulangkali kehadiran dan ajaran Yesus menantang para pendengarnya untuk mengambil keputusan dengan segera.
Mau pancing ikan atau pancing manusia? Mau masak di dapur atau mau dengar ajaran Yesus? Mau kaya atau mau selamat? Mau ikut orang tua atau ikut Yesus? Mau aman atau mau pikul salib?”.
Jadi kehidupan orang beriman selalu diperhadapkan dengan pilihan-pilihan apakah mau mengikut Yesus atau Iblis. Mau menjalanan Firmannya atau hidup sesuka hati menurut perasaan dan kemauan diri sendiri.
Walaupun sudah lama menjadi orang Kristen, tetapi tidak jarang kita mengalami pertentangan-pertentangan, baik dalam masyarakat, gereja bahkan keluarga. Semua ini membutuhkan keputusan. Keputusan harus diambil tiap-tiap hari, dan itu resiko dari mengikut Yesus.
Ketika orang banyak dalam bacaan Lukas 12 ini dibuat syok oleh Yesus dengan pernyataannya yang kontroversial, kita juga turut syok ketika pertamakali membaca teks ini.
Orang banyak itu juga mungkin adalah gambaran dari kita selaku orang beriman pada masa kini. Kita juga berjumpa dengan sosok Yesus yang berbeda dengan sosok Yesus yang kita kenal.
Yesus yang kita kenal sebagai pembawa damai malah mengatakan sebagai pembawa pertentangan.
Yang pasti adalah bahwa Yesus menantang kita untuk menjadi murid-muridnya yang lebih sungguh untuk mengambil keputusan bagi diri sendiri secara tepat, yaitu mengutamakan Kristus lebih dari apapun di dalam dunia. ******