Berita Tamu Kita

Drs. Agustinus Niga Dapawole: Mendorong Wisatawan Menginap di Kampung Adat

Perkampungan adat yang berada di kota pada pulau terindah di dunia ini, merupakan keunikan yang dicari oleh wisatawan manca negara.

Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Apolonia Matilde
Dokumentasi Agustinus Niga Dapawole
Drs. Agustinus Niga Dapawole. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Geradus Manyela

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Waikabubak, ibukota Kabupaten Sumba Barat merupakan kota terunik di dunia.

Mengapa? Di Waikabubak terdapat perkampungan adat yang tidak ditemukan di kota manapun di dunia.

Perkampungan adat yang berada di kota pada pulau terindah di dunia ini, merupakan keunikan yang dicari oleh wisatawan manca negara yang sudah bosan dengan hidup serba wah, hidup di tengah modernisasi yang cepat melaju, hidup di tengah hiruk pikuk pembangunan yang menggilas peradaban dan keaslian tradisi dan adat-istiadat masyarakat lokal.

Link Live Streaming Resepsi Pernikahan Syahrini-Reino Barack, Luna Maya Unggah Foto Bawa Bunga Mawar

Mereka berbondong datang ke Kota Waikabubak, untuk menyaksikan dan merasakan langsung keunikan kampung di tengah kota seperti Kampung Tarung, Waitabar dan beberapa kampung lainnya, termasuk Praijing yang paling digandrungi wisatawan akhir-akhir ini.

Selain perkampungan adat yang kokoh dengan bangunan menara beratap alang-alang, masyarakatnya masih mempertahankan tradisi-tradisi yang diwariskan leluhur.

Selain perkampungan adat dan tradisi kehidupan masyarakatnya, di Sumba Barat ada Nihiwatu yang dua kali berturut-turut dinobatkan sebagai hotel terbaik dunia.

Sejak itu nama Sumba umumnya dan Sumba Barat khususnya tersohor dan mengundang penasaran para wisatawan untuk datang dan menginap di Nihiwatu.

Sebut saja, David Beckham, pesepak bola terkenal asal Inggris yang memboyong keluarganya menginap di Nihiwatu selama sepekan. Beckham juga mengunjungi kampung-kampung sekitar Nihiwatu dan melakukan kegiatan sosial dengan masyarakatnya.

Tuba Helan: Pemecatan ASN Berdasarkan UU ASN 5 Tahun 2014 Tidak ada Rasa Keadilan

Sumba dan Sumba Barat menjadi lebih tersohor ketika Majalah Focus yang terbit di Jerman menetapkannya sebagai salah satu pulau terindah dunia.

Tentunya predikat-predikat dunia ini, membawa berkah bagi masyarakat dan daerah. Pemerintah mulai dari bupati dan gubernur pun tidak menutup mata. Pemerintah Kabupaten Sumba Barat tentunya bergerak menata daerah itu untuk menjadi lebih baik.

Seperti apa kiat Pemerintah Kabupaten Sumba Barat menata pertumbuhan pariwisata di daerah itu? Ikuti wawancara khusus wartawan Pos Kupang, Gerardus Manyella dan Petrus Piter dengan Bupati Sumba Barat, Drs. Agustinus Niga Dapawole di ruang kerjanya, Jumat (5/4/2019) berikut ini :

Apa kebijakan Anda dalam membangun pariwisata di Kabupaten Sumba Barat?
Yang pertama kita harus mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM), karena tidak selamanya keluarga kita yang tinggal di kampung semuanya berpendidikan tinggi. Mereka pada masa lalunya ada yang cuma SD, tapi karena ketokohannya maka ada yang diangkat menjadi tokoh di kampung itu, tapi dari segi kemampuan membaca masa depan tidak seperti yang diharapkan. Oleh karena itu dari awal kita harus siapkan SDM tersebut. Jika SDM sudah bagus kita tata perkampungan adat, terutama kebersihan. Kebersihan itu penting karena tamu-tamu yang datang tidak mau melihat yang kotor. Wisatawan akan jijik. Kita harus bangun MCK dan air bersih harus bisa naik ke kampung-kampung adat yang kesulitan masalah air. Jika perkampungan adat sudah bersih, pasti wisatawan akan senang bahkan akan menginap di kampung-kampung. Saya yakin kalau wisatawan menginap di kampung malah lebih bagus karena langsung berhadapan dengan masyarakat dan masyarakat bisa langsung menikmati hasil dari kunjungan mereka semalam.
Dan, itu lebih bagus karena masyarakat juga akan menikmati hasil dari kunjungan wisatawan. Nginap satu malam saja lumayan, wisatawan bisa berbelanja aksesoris, seperti kain tenun, ikat pinggang serta manik-manik lainnya. Uang belanjaaan itu diterima dan dinikmati langsung oleh masyarakat. Jika nginap di hotel, paling-paling hanya daerah yang mendapatkan pajaknya.

Ayah dan Saudara Dalang Teror Bom Ledakkan Diri, Dekrit Presiden NJT dan JMI jadi Organisa Terlarang

Di Sumba Barat ada hotel terbaik dunia Nihiwatu. Apa harapan Anda terhadap hotel terbaik itu?
Jadi wisatawan tidak hanya datang dari luar langsung ke Nihiwatu dan pulang, itu yang menikmati hanya pihak Nihiwatu sendiri, sedangkan masyarakat tidak menikmati secara langsung. Jadi kita minta manajer Nihiwatu harus menghadirkan wisatawan ke kampung-kampung adat dan bantuan sosial bagi masyarakat sekitarnya. Bisa saja sepulangnya dari Sumba Barat wisatawan bisa melihat oh di sana masyarakat membutuhkan apa, misalnya air bersih, atau jalan, atau kebutuhan anak sekolah, mereka bisa membantu. Wisatawan yang datang di Sumba sering memberikan bantuan sosial, dan itu langsung diterima masyarakat.

Apa langkah Anda menata kampung-kampung adat dan obyek wisata lainnya agar lebih menarik?
Penataan kampung adat dan obyek-obyek wisata sedang dilakukan. Kebetulan musibah Kampung Tarung, ya kemarin kita rehab kembali. Dan, Praijing yang kemarin tidak diandalkan, malah menjadi obyek yang cukup banyak dikunjungi wisatawan baik domestik maupun manca negara. Warga yang membangun rumah seng, malah menyesal karena tidak diminati wisatawan. Mereka tidak pernah berpikir Sumba menjadi pulau terindah di dunia dan wisatawan terus membanjiri Sumba. Wisatawan lebih memilih rumah alang. Kampung- kampung adat dan situs yang selama ini tak pernah dikunjungi wisatawan, malah mengalir. Seperti tahun 2017 di Praijing 100 lebih wisatawan dari Asia Tenggara. Itu yang kita lihat, dengan demikian wisatawan langsung tidur dan menginap di kampung. Masyarakat bisa menyewakan kain, ikat pinggang misalnya disewakan Rp 10.000 sampai Rp 20.000 sehari bisa mendapat Rp 50.000, kan lumayan sudah bisa beli gula, garam, minyak tanah dan kebutuhan lainnya. Hasilnya langsung dinikmati masyarakat, pemerintah hanya memfasilitasi.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved