Dinas Kebersihan Kota Kupang Tawarkan Solusi Atasi Sampah di Kota Kupang
Pihak Dinas Kebersihan Kota Kupang Tawarkan Solusi Atasi Sampah di Kota Kupang
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pihak Dinas Kebersihan Kota Kupang Tawarkan Solusi Atasi Sampah di Kota Kupang.
"Pertama-tama masyarakat Kota Kupang harus mampu mengubah sikap. Jangan membuang sampah sembarangan," ungkap Yeri Padji Kana kepada POS-KUPANG.COM, Selasa (23/4/2019) di ruang kerjanya.
Perubahan sikap tersebut, kata Yeri, akan didukung dengan fasilitas dan kenerja dari Dinas Kebersihan terutama mengangkut sampah-sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Kecamatan Alak.
• Kapolda Pimpin Apel Pemberangkatan 200 Personil BKO Brimob Polda NTT ke Polda Metro Jaya
Ia mengatakan, Dinas Kebersihan kesulitan mengangkut sampah-sampah di Kota Kupang. Selain kebiasaan warga membuang sampah sembarangan dan di luar waktu yang ditentukan keterbatasan armada angkut sampah juga menjadi kendala.
Sejuah ini, kata Yeri, dinas kebersihan Kota Kupang memiliki 36 truk angkut sampah untuk mengakut sampah di 750 titik tempat pembuangan sementara, belum lagi di jalanan dan timbulan sampah.
• UGM dan Pemda NTT Terapkan Metode SRI Tingkatkan Produktivitas dan Pertanian Ramah Lingkungan
Sementara itu, motor angkut sampah berjumlah 72 buah, 49-nya rusak. Untuk menyiasatinya, Dinas kebersihan menambah shift angkut sampah. Dalam sehari bisa 2 sampai tiga kali angkut. "Namun, belum juga memberi perubahan yang signifikan," ungkapnya.
"Ke depan kita berencana menambah armada angkutan sampah dan pengadaan 1.000 tong sampah di tempat-tempat umum," tambahnya.
Ia mengatakan warga Kota Kupang menghasilkan 250 ton sampah setiap hari. Kecamatan Oebobo dan Kelapa Lima merupakan teratas penghasil sampah.
Menurutnya, 250 ton sampah per hari dimaksud, yang diangkut oleh kendaraan sampah. Sementara tidak semua sampah di Kota Kupang bisa diangkut setiap harinya.
Untuk pengolahan sampah di TPA Alak, kata Yeri, Dinas Kebersihan bekerjasama dengan PT. Kaltimex mengolah sampah menjadi energi terbarukan dan pupuk organik. Sedangkan sampah plastik, Dinas Kebersihan mendapat dua unit mesin pengahancur sampah plastik dari PT. Pertamina.
Untuk mengatasi timbulan sampah di sejumlah titik di Kota Kupang, lanjutnya, Dinas Kebersihan baru memiliki satu bank sampah di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM).
"Tahun depan kita akan menambah 4 atau 5 bank sampah. Baru-baru ini kami mendapat kunjungan dari Dirjen pengelolaan sampah limbah B3 dan mereka bersedia membantu pengelolaan sampah di Kota Kupang," ungkapnya.
Yeri mengatakan, dalam kunjungan tersebut Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah B3, Rosa Vivien Ratnawati menegaskan bahwa persoalan sampah merupakan persoalan kita semua, bukan segelintir orang saja.
"Menurut saya pemerintah dan Dinas Kebersihan Kota Kupang tidak bisa bekerja sendiri, tanpa ada dukungan dari masyarakat yang ditunjukan lewat sikap tertib membuang sampah," ungkapnya.
Lanjut Yeri, dalam kesempatan itu, Dirjen juga meminta agar masyarakat Nusa Tenggara Timur tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai dan mesti menambah jumlah bank sampah.
Untuk Kota Kupang, Dirjen meminta memprioritaskan pembenahan TPA control landfill dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah plastik.
"Jadi ke depan kita tentu saja berharap Kota Kupang menjadi lebih bagus dalam pengelolaan sampahnya, karena kita tau Kota Kupang merupakan etalasenya Provinsi Nusa Tenggara Timur," ungkap Yeri.
Yeri mengatakan, Dirjen juga menegaskan bahwa minimal yang harus dilakukan oleh Pemprov NTT yaitu mengenai kapasitas pelayanan pengolahan sampah.
Lanjutnya, untuk NTT, indeks tidak peduli sampah menunjukkan angka 72% semua intervensi pemerintah pusat melalui bantuan dana masyarakat, adanya Jakstrada dan Direktorat Pengelolaan Sampah siap membantu dan mendampingi penyusunan Jakstrada.
Terkait sampah-sampah di Pantai, Yeri mengatakan, Dinas Kebersihan sudah menjadwalkan kegiatan bersih-bersih oleh semua pegawai dan pimpinan Dinas Kebersihan dan selama ini sudah berjalan.
Namun, menurutnya, jika pemerintah dan masyarakat ingin mengatasi masalah sampah termasuk di Pantai tidak bisa hanya dengan dengan aksi bersih-bersih saja.
"Kalau kita hanya mentok di aksi bersih-bersih saja, kita tidak menyelesaikan persoalan. Persoalan utamanya ialah masyarakat belum sungguh sadar. Dari mana sampah di Pantai kalau bukan dari warga sendiri," tegasnya.
Untuk itu ia mengingatkan agar warga terutama yang tinggal dekat pantai untuk tidak membuang sampah ke Pantai. Selain merusak pemandangan, sampah bisa mengancam biota laut.
Yeri mengatakan, ke depan Dina Kebersihan akan semakin gencar turun ke masyarakat untuk memberikan edukasi dan sosialisasi untuk mengatasi masalah sampah.
"Itu salah satu upaya kami yakni dengan turun ke masyarakat. Kita juga akan mengedukasi masyarakat bagaimana mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat atau bernilai ekonomis," ungkapnya.
"Selain itu kita bersama Pemerintah Kota Kupang, sebagaimana yang ditegaskan Pa Walikota bahwa kita berkomitmen mengatasi sampah di Kota Kupang. Pa Walikota juga sudah menegaskan akan ada penambahan armada angkut sampah. Pemerintah sudah berkomitmen menambah armada angkut sampah, maka mari kita dukung dengan sikap tertib membuang sampah," tambahnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)