Pemilu Serentak di Larantuka, Warga Diimbau Tak Golput Meski Bersamaan dengan Perayaan Semana Santa

Pelaksanaan Pemilu serentak akan berlangsung pada hari Rabu (17/4/2019), bertepatan umat kristiani mempersiapkan perayaan Jumat Agung dan Paskah

Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM/Eginius Mo'a
Gereja Katedral Larantuka di jantung ibukota Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (1/4/2019). Dari Gereja ini prosesi Jumat Agung (19/4/2019) dilaksanakan. 

Pada akhir Maret lalu, KPU mengundang Gubernur Nusa Tenggara Timur, Bupati Flores Timur, KPU Flores Timur, Uskup Larantuka, dan pihak terkait lainnya untuk membahas penyelenggaraan pemilu di kabupaten di Nusa Tenggara Timur itu.

Namun, KPU tetap mengharuskan pemilu digelar secara serentak, bersamaan dengan hari Rabu Trewa. Alasannya jika ditunda, potensi manipulasi dan kecurangan pemilu kemungkinan besar terjadi.

Kendati begitu, Ketua KPU, Arief Budiman, membolehkan proses rekapitulasi bisa ditunda hingga pekan suci Paskah selesai.

Arief menambahkan Nusa Tenggara Timur adalah satu-satunya daerah yang proses rekapitulasi suaranya mengalami penundaan.

"Ini tidak berlaku untuk yang lain, karena ada situasi yang memang kita ambil kebijakan yang khusus untuk daerah ini," tegas Arief usai pertemuan itu.

Bupati Flores Timur, Antonius Hubertus Gege Hadjon, mengimbau pemerintah pusat untuk lebih memperhatikan waktu pelaksanaan pemilu, supaya tidak bertabrakan dengan pelaksanaan upacara keagamaan dan tradisi.

"Saya juga mengingatkan kepada mereka bahwa ini juga harus menjadi perhatian ke depan supaya tidak terulang lagi," ujar Anton.

Bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gege Hadjon.
Bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gege Hadjon. (BBC NEWS INDONESIA)

'Pekerjaan berat'

Mau tidak mau, harus ada solusi untuk menyiasati dua pesta besar ini supaya berjalan dengan lancar.

"Dan pekerjaan berat adalah KPUD di sini, bagaimana mereka mengatur sedemikian supaya pemilu berjalan dengan baik, tapi tradisi tidak bisa juga ditunda," jelas Uskup Larantuka, Fransiskus Kopong Kung.

Ketua KPU Flores Timur, Kornelis Abon, mengaku pihaknya harus memutar otak menyiapkan skenario-skenario penyelenggaran pemilu supaya tidak mengganggu gelaran tradisi.

Salah satunya adalah mengggeser rekapitulasi suara yang semestinya dilakukan pada 18 April, menjadi 22 April.

"Untuk menghormati pemilih yang sekaligus umat nasrani yang sedang beribadah, maka hasil rekapilutasi yang semula dilakukan tanggal 18 April hingga 4 Mei kami geser ke 22 April sehingga warga tidak terganggu aktivitas pemilu dan penyelenggara kami bisa beribadah sejak Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Santo, dan Minggu Paskah," jelas Kornel.

Ketua KPU Flores Timur Kornelis Arung.
Ketua KPU Flores Timur Kornelis Abon. (BBC NEWS INDONESIA)

Kemudian, pihaknya juga melibatkan para pihak untuk menyampaikan kampanye-kampanye ajakan lagi kepada masyarakat dengan menggunakan corong-corong di kelurahan, di rumah-rumah ibadah, baik di gereja bagi umat Nasrani dan di masjid bagi umat Muslim, terkait penyesuaian ini.

"Kita ajak mereka lebih cepat, lebih pagi untuk menggunakan hak pilih baru melaksanakan ibadah," paparnya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved