Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Rabu 10 April 2019 Tanpa Pakaian Berbalut Kasih Kristus Kita Telanjang
Renungan Harian Kristen Rabu 10 April 2019 Tanpa Pakaian Berbalut Kasih Kristus Kita Telanjang.
16 Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,
25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.
27 Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
Kuncinya menurut Rasul Paulus kita harus punya komitmen untuk hidup sehati sepikir, bersedia belajar dan menghargai orang lain, jika itu dapat kita lakukan dan apabila itu bergantung pada kita, maka harus kita lakukan, Roma 12:16-18:
“16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!”
Menurut Paulus hal itu dapat kita lakukan, jikalau kita mau belajar meniru Kristus.
Menurut Paulus jika kita mau meniru Kristus dan Kristus menjadi acuan dalam seluruh aktivitas kita, yakni sikap perendahan diri dan pengorbanan, maka kedamaian dan persatuan dalam keluarga, dan di dalam masyarakat bisa tercapai, (Filipi 2: 5-8: 5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib).
Nasehat ini Paulus tujukan terhadap jemaat Filipi sebagai hal yang mendesak untuk dilakukan untuk menghindari keratakan dalam jemaat.
Kristus dalam penderitaannya telah memberikan teladan agung.
Teladan Kristus menjadi patron atau model yang cocok bagi kehidupan orang percaya untuk memelihara dan membangun tubuh Kristus supaya kasih perasaudaraan dapat terwujud.
Kristus telah datang untuk melenyapkan segala pertengkaran dan karena itu jangan sampai ada roh pertentangan.
Kristus telah datang untuk merendahkan hati kita, dan karena itu jangan sampai ada roh keangkuhan.
Kristus telah datang untuk memaafkan dan mengampuni dosa kita, dan karena itu jangan sampai kita mendendam orang dan menunggu saat yang tepat untuk membalas.
Lingkaran setan permusuhan, pertentangan, saling membalas jahat dengan jahat, saling hina dengan hina hanya bisa kita hentikan, jika kita rela mengenakan kasih Kristus sebagai pakaian pada tubuh kita.
Tanpa “pakaian berbalut kasih Kristus” kita sebetulnya tidak memakai apa-apa alias telanjang.
Tanpa itu orang Kristen seperti hidup dan berjalan dengan telanjang sepanjang jalan hidupnya kemana pun ia pergi.
Melihat perilaku kita seperti ini, maka orang bisa saja berkata: “Anda sebetulnya Porno!” (*)