Renungan Harian Kristen Protestan

Renungan Harian Kristen 1 April 2019 Apakah Sesama Manusia Adalah Mereka yang Sama Pilihan Politik?

Renungan Harian Kristen 1 April 2019 Apakah Sesama Manusia Adalah Mereka yang Sama Pilihan Politik?

Editor: maria anitoda
pos-kupang.com
Renungan Harian Kristen 1 April 2019 Apakah Sesama Manusia Adalah Mereka yang Sama Pilihan Politik? 

Walaupun Yesus telah tahu niat buruk dan motivasi dibalik pertanyaan itu, namun Yesus membalikan keadaan dan mengubahnya menjadi hal yang baik dengan mengisahkan perumpamaan yang indah tentang “Orang Samaria yang murah hati”.

Seumpama pertandingan bola kaki pada piala dunia misalnya Tim Jerman diserang oleh Swedia, namun dengan serangan balik yang cepat akhirnya Jerman menghasilkan 2 gol sehingga kedudukan menjadi 2:1.

Atau dalam permainan catur serangan balik dari lawan dengan Skak-ster maka pihak lawan akan keteter dan dalam keadaan diambang kekalahan.

Yesus menjawab orang Farisi yang datang padanya dengan mengajukan sebuah pertanyaan: Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana? (Lukas 10:26).  Sebagai seorang pakar  Taurat  tentu dia tahu jawabannya.

Maka orang itu menjawab: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 

Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." (Lukas 10: 27-28).

Menurut Dr. Lightfoot, orang Yahudi primitive mengartikan kata-kata: “Kasihilah sesamamu manusia, menunjuk kepada kaum sebangsanya sendiri, seagama mereka sendiri, sesuku mereka sendiri.

Diluar bangsa Yahudi bukanlah sesamanya”.

Bagi orang Yahudi primitive yang disebut sesama kita hanyalah orang-orang yang sebangsa dan seagama dengan mereka."

Apabila mereka melihat seorang bukan-Yahudi sedang sekarat, mereka tidak merasa berkewajiban untuk menyelamatkan nyawanya.

Menurut Lightfoot mereka hanya memahami bahwa orang-orang di luar Israel bukanlah sesama mereka. Titik.

Melalui Perumpamaan ini Yesus hendak meruntuhkan pemahaman yang sangat terbatas, sempit, bahkan picik tentang siapakah sesama manusia?

Yesus mau meluruskan pemikiran mereka yang salah bahkan tidak manusiawi ini, bahwa sesama kita adalah semua orang, tanpa memandang suku, bangsa, agama, partai politik, pilihan politik atau status apapun yang melekat pada dirinya.

Dalam perumpamaan itu orang Yahudi malang itu bukan ditolong oleh orang-orang yang tahu tentang Taurat, tetapi yang memiliki belas kasihan.

Dan itu ada dalam diri seorang Samaria, dari suku bangsa yang paling dianggap hina dan dibenci oleh orang-orang Yahudi.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved