Renungan Harian Kristen Protestan 6 Maret Dominus Dedit Dominus Abstulit Sit Nomen Domini Benedictum
Renungan Harian Kristen Protestan 6 Maret Dominus Dedit Dominus Abstulit Sit Nomen Domini Benedictum.
Kelima anaknya terus bertahan di tengah sungai dan berharap banjir bandang itu cepat surut.
Akan tetapi aliran air bertambah besar dan sudah sampai di dada mereka.
Seorang anak tiba-tiba tidak kuat lagi dan kakinya tergelincir sehingga lingkaran kuda-kuda tadi terpecah sehingga mereka terlepas satu dengan yang lain.
Keempat anak itu jatuh ke dalam sungai dan terseret banjir dan tubuh mereka menghantam tebing ari terjun tadi didekat si laki-laki dan dua anaknya memancing.
Si laki-laki bijak bersama satu-satunya anak yang selamat itu hanya dapat memandang dengan sedih kelima orang anak laki-laki itu diseret sungat dan menghantam tebing air terjun dan jatuh ke dalam sungai dibawahnya lagi.
Betapa berduka si laki-laki bijak itu bersama anaknya.
Mereka bertambah sedih lagi ketika mereka menyusuri sungai setelah banjir reda untuk mencari mayatna hingga ke laut, tetapi mereka sama sekali tidak menemukan satupun dari jenasah mereka itu.
Si laki-laki bijak dan anaknya kembali ke rumah dengan sedihnya.
Sejak peristiwa itu si laki-laki bijak melarang anak laki-laki satu-satunya yang masih tersisa itu pergi kemanapun karena kuatir ada sesuatu yang dapat mencelakakannya.
Sehingga keluar kemana pun si laki-laki bijak seorang diri dan anaknya disuruh untuk menjaga rumah saja.
Suatu hari dia hendak ke pasar untuk menjual hasil kebun mereka dan membeli sesuatu sebagai hadiah hari ulang tahun anaknya yang jatuh pada hari itu.
Ia berpesan kepada anaknya untuk tetap di rumah saja untuk menjaga rumah.
Maka laki-laki bijak itu pergi ke pasar menjual hasil kebunnya dan tidak lupa membeli hadiah untuk anaknya yang berulang tahun.
Setelah barang dagangannya laku dan berhasil membeli hadiah.
Dengan gembira ia bergegas pulang ke rumahnya dan bermaksud memberikan kejutan kepada anaknya dengan hadiah yang ia bawa.