Jadwal Misa Rabu Abu di Paroki Sta. Maria Assumpta Kota Kupang
Umat Katolik, memulai masa tobat dengan pantang dan puasa, ditandai dengan Penerimaan Abu (Rabu Abu).
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Jadwal Misa Rabu Abu di Paroki Sta. Maria Assumpta Kota Kupang
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Umat Katolik, memulai masa tobat dengan pantang dan puasa, ditandai dengan Penerimaan Abu (Rabu Abu).
Rabu Abu adalah hari pertama masa pra paskah dalam liturgi tahunan gerejawi.
Hari ini ditentukan jatuh pada hari rabu 40 hari sebelum hari paskah tanpa menghitung hari-hari Minggu atau 44 hari (termasuk hari Minggu) sebelum hari Jumat Agung.

• Diadukan Warganya terkait Dugaan Korupsi, Kades Noinbila Santai-Santai Saja
• Setelah Karna Su Sayang, Lagu Terbaru Near feat Bianca Da Silva Viral, Sampai di Repost Saykoji!
• Setelah Karna Su Sayang, Lagu Terbaru Near feat Bianca Da Silva Viral, Sampai di Repost Saykoji!
Tahun 2019 Rabu Abu jatuh pada hari ini, Rabu (6/3/2019). Berikut jadwal Misa Rabu Abu di Paroki Sta. Maria Assumpta Kota Kupang.
Misa I 05.30, II 07.30, III 09 30, IV 15.00, V 17.00 dan VI 19.00.

Ribuan Umat Katolik Maumere Padati Gereja Rayakan Pembukaan Puasa
Ribuan umat Katolik di Keuskupan Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (6/3/2019) pagi memadati gereja-gereja mengikuti Perayaan Rabu Abu, penerimaan abu menandai dimulainya masa puasa.
Perayaan misa dimulainya masa tobat dengan berpantang dan mati raga berlangsung serentak di semua gereja di Kota Maumere, hampir sama seperti perayaan misa hari Minggu.
Perayaan misa pertama dimulai pukul 06.00 Wita, misa siang pukul 08.00 dan dilanjutkan misa sore pukul 17.00 Wita.
• SPN Polda NTT Ciptakan Ogoh Ogoh Raksasa Jelang Pengerupukan dan Nyepi
• Dusan Tadic Terinspirasi Zidane saat Ajax Lumatkan Real Madrid Skor 4-1
• Memprihatinkan! Bocah Ini Telanjang Dada Berjalan dengan Kaki dan Tangannya, Videonya Viral
• ARMY Ini Bongkar Fakta Unik dan Aneh Tentang BTS dan TXT yang Belum Pernah Terungkap ke Publik
Pada pembukaan misa Rabu Abu, kebanyakan sekolah meliburkan aktivitas belajar mengajar di sekolah. Kalau ada sekolah melakukan kegiatan belajar mengajar, setelah siswa kembali dari gereja.
Dimulainya pembukaan puasa ini juga tampak di ruas jalan –jalan utama yang biasanya ramai dan padat lalu lalang kendaraan tampak sepi.
Di Pasar Tingkat, Pasar Alok, TPI Maumere dan pertokoan, tak seramai hari-hari sebelumnya.
Mengenal Rabu Abu
Pos-Kupang.com mengutip dari wikipedia, dalam gereja Kristen tradisi/ritus barat (termasuk Gereja Katolik Roma dan Protestanisme), Rabu Abu adalah hari pertama masa Pra-Paskah dalam liturgi tahunan gerejawi.
Hari ini ditentukan jatuh pada hari Rabu, 40 hari sebelum hari Paskah tanpa menghitung hari-hari Minggu, atau 44 hari (termasuk hari Minggu) sebelum hari Jumat Agung.
Pada hari itu umat yang datang ke Gereja dahinya diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini.
Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel kuno di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan (misalnya seperti dalam Kitab Ester, yaitu Ester 4:1, 3).
Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu":
"Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan."
Biasanya pemberian tanda tersebut disertai dengan ucapan, "Bertobatlah dan percayalah pada Injil."
Seringkali pada hari ini bacaan di Gereja diambil dari Alkitab bagian kitab 2 Samuel 11-12, perihal raja Daud yang berzinah dan bertobat.
Banyak orang Katolik menganggap hari Rabu Abu sebagai hari untuk mengingat kefanaan seseorang. Pada hari ini umat Katolik berusia 18–59 tahun diwajibkan berpuasa, dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan berpantang.
Mengapa hari Rabu?
Dikutip POS-KUPANG.COM dari katolisitas.org, Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaska, yang menandai bahwa kita memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paska.
Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan. Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8).
Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2).
Nah, Gereja Katolik menerapkan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari.
Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu. (Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu).

Jadi penentuan awal masa Prapaska pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paska, tanpa menghitung hari Minggu.
Abu adalah tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6).
Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu. Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”
Tradisi Ambrosian
Namun demikian, ada tradisi Ambrosian yang diterapkan di beberapa keuskupan di Italia, yang menghitung Masa Prapaskah selama 6 minggu, termasuk hari Minggunya, di mana kemudian hari Jumat Agung dan Sabtu Sucinya tidak diadakan perayaan Ekaristi, demi merayakan dengan lebih khidmat Perayaan Paskah.
(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eginius Mo’a)
(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)