Renungan Harian Kristen Protestan Sabtu 2 Maret 2019 '' Lebih takut Kepada Tuhan Daripada Manusia''

Renungan Harian Kristen Protestan Sabtu 2 Maret 2019 '' Lebih takut Kepada Tuhan Daripada Manusia''

Editor: maria anitoda
zoom-inlihat foto Renungan Harian Kristen Protestan Sabtu 2 Maret 2019 '' Lebih takut Kepada Tuhan Daripada Manusia''
Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA
Renungan Harian Kristen Protestan Sabtu 2 Maret 2019 '' Lebih takut Kepada Tuhan Daripada Manusia''

Takut berpisah dengan istri dan anak. Karena sewaktu kursus bahasa Jerman di Ruhr Universitaet, belum boleh bawa keluarga harus pergi sendirian.

Belum lagi belum ada jaminan bisa lulus kursus bahasa atau tidak.

Belum lagi Harus berbicara dan menulis dalam bahasa Jerman baik mengikuti perkuliahan maupun mengerjakan paper-paper dan proposal untuk disertasi.

Belum lagi kalau gagal dan harus pulang Kupang harus siap berhadapan dengan olok-olok dan hinaan orang Kupang yang terkenal “ganas”.

Semuanya itu membuat ketakutan makin hari makin besar.

Tetapi dari semua nya itu saya belajar untuk mengandalkan Tuhan dan tidak mengandalkan diri sendiri.

Dan karena kepasrahan pada Tuhan itu, kepercayaan diri mulai bertumbuh, satu demi satu ketakutan berhasil di atasi sehingga bisa kembali ke Kupang dengan suatu keberhasilan.

Di tahun politik ini juga banyak orang berada dalam ketakutan.

Bukan saja para caleg (baik di daerah maupun tingkat nasional) tetapi juga para tim sukses untuk pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI).

 Para caleg berada dalam rasa was-was, apakah orang-orang yang selama ini tampak sebagai saudara, orang-orang yang sudah ditemui dan diminta dukungan, atau orang-orang yang dulunya didukung diharapkan mendukung balik bisa membantu untuk mendulang suara supaya bisa terpilih?

Tim sukses para paslon juga sama, apakah strategi kampaye yang dijalankan akan berhasil, apakah orang-orang tetap setia mendukung sampai pada bilik suara, apalagi sudah ada begitu banyak pengorbanan yang diberikan, baik berupa uang, waktu,perasaan dan lain sebagainya.

Kalau berhasil akan membawa rasa senang bangga dan penuh rasa syukur.

Tetapi kalau kalah akan membawa rasa sedih, kecewa, rasa malu, rasa marah dan dendam karena merasa ditinggalkan dan dikhianati.

Belum lagi para caleg dan tim sukses yang investasi dengan mengeluarkan banyak uang, baik karena jual harta benda, tanah, atau pinjam uang di bank.

Hal ini akan menimbulkan ketakutan-ketakutan baru.

Belum lagi di FB dab Youtube bermunculan foto dan meme lucu para perawat dan dokter jiwa berpose sambil berkata:

“kami siap merawat para caleg dan tim sukses yang gagal dan jadi gila”.

Membanyang itu semuanya ketakutan malah menjadi-jadi.

Dalam situasi yang demikian mungkin kata-kata Yesus untuk para murid di atas bisa menjadi kekuatan bagi semua orang yang takut.

Menurut saya kiita tidak perlu takut kepada apa dan siapapun:

jika kita merasa bahwa Allah akan bersama kita dan memelihara kita dan berjuang bersama kita. Kita hanya perlu takut kepada Allah saja seperti kata Yesus.

Pengalaman hidup saya enam tahun di Jerman telah membuktikannya. 

Barangsiapa memberi rasa takut hanya kepada Allah dan mengasihi Allah dalam segala hal, maka Ia akan juga mempercayai bahwa Allah juga mampu bertindak dalam segala hal.

Karena itu kata Yesus dalam ayat 28. Sebab burung pipit saja dipelihara Bapa disurga apalagi kita manusia yang lebih berharga darinya.

Karena janganlah kita takut.

Dalam katekismus Heidelberg yang terkenal itu dikatakan bahwa tanpa kehendak bapa di surga tidak ada sehelai rambut pun yang gugur.

Pertanyaan muncul: kalau begitu siapakah sesungguhnya Allah itu: Segala penderitaan dan kepahitan dalam dunia ini apakah menurut kehendaknya?

Sebuah suka cita atau dukacita apakah kedua-duanya berasal dari Allah?

Apakah Allah mengirim kedua-duanya kepada kita?

Bisa saja kita mengalaminya, tetapi kita yakin kita akan berhasil mengatasinya bersama Allah.

Jika seseorang rambut dikepalanya tiba-tibah gugur atau jatuh, maka tentu saja membuat orang yang melihat merasa lucu dan tertawa.

Tetapi seringkali rambut yang gugur dari kepala bisa akibat efek samping dari pengobatan tertentu, atau keracunan, atau juga suatu tanda dari ancaman penyakit yang mematikan, atau tanda-tanda awal dari kematian.

Apakah itu tidak ngeri?

Menuru Dr. Reiner Stuhlmann mengatakan bahwa tidak semua yang terjadi di dunia adalah kehendak Allah, tetapi semuanya terjadi dalam sepengetahuannya.

Artinya dalam setiap kepahitan dan penderitaan manusia Allah hadir bahkan ia turut menderita bersama kita.

Di hadapan Allah tidak seorang pun yang dilupakan (bnd Lukas 12: 22).

Allah bagaikan seorang Ayah dan ibu yang memelihara anak-anaknya yang mengajar mereka belajar mengatasi kesulitan hidup, tetapi juga melatih mereka untuk tetap berani walaupun menemui kegagalan dan mempunyai kepercayaan diri untuk bangkit walaupun sesulit apapun.

Takut dan hormat kepada Allah menuntun kepada iman dan kepercayaan kepadaNya dan menuntun kita senantiasa setia kepadaNya dalam kehidupan kita sehari-hari. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved