Rumah Rata Tanah Diterjang Puting Beliung, Barnabas dan Keluarga Tidur di Teras Tetangga
Rumah rata tanah diterjang puting beliung, Barnabas dan keluarga tidur di teras tetangga
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Sebuah rumah bebak milik Barnabas Banu, di RT 27 Kelurahan Liliba Kupang, rata tanah diterjang angin puting beliung, Kamis (28/2/2019) siang.
Kejadian naas tersebut membuat Bernabas bersama istri dan anaknya, malam ini tidur di teras rumah tetangga mereka yang luput dari puting beliung.
Pria paruh baya ini tampak lunglai saat merapikan puing-puing bangunan rumahnya. Ia tertatih-tatih mengangkat sejumlah perabot rumah tangga di kegelapan.
• Puting Beliung Terjang Rumah Warga Liliba Kupang NTT, Ini Kronologi dan Korbannya
"Saya tidak tau mau buat apa lagi, mau usaha bagaimana? untuk bangun kembali rumah kami," ungkap pria yang bekerja sebagai pemulung ini.
Tidak hanya Barnabas, keluarga Guido Lake, di RT yang sama senasip dengan Barnabas. Malam ini, dua keluarga tersebut harus menginap di teras rumah tetangga.
Pemandangan di wilayah RT 27,28 dan 29, belakang Gereja Stasi Yesus Maria Yosef tampak menyedihkan. Pohon-pohon berlintangan di jalan.
• Renungan Kristen Protestan, 1 Maret 2019: Kirbat Tuhan Mampu Menampung Semua Kesusahanmu!
Rumah-rumah warga yang lain juga berantakan, atap-atap rumah bahkan perabot bertebaran di halaman rumah
Di tengah kegelapan, warga hiruk pikuk merapikan puing-puing bangunan rumah mereka masing-masing.
Badan Penanganan Bencana Daerah untuk sementara mendata, terdapat 143 rumah warga yang rusak.
Sementara itu, 50 unit atap kos-kosan juga berantakan. Penghuni kos yang sebagian besar mahasiswa, sibuk merapikan buku-buku dan sejumlah dokumen penting perkuliahan.
Pantauan POS-KUPANG.COM, saat ini tim BPBD, Brimob dan aparat kepolisian tengah membangun tenda-tenda untuk warga setempat.
Detik-detik sebelum ratusan rumah warga Liliba Kupang, diterjang puting beliung, warga setempat sempat dikejutkan dengan kejadian langka dan menyeramkan, sekitar pukul 14.00 Wita.
Warga setempat panik menyaksikan awan tebal dan hitam tampak berputar seperti gasing. Menurut kesaksian warga setempat, kejadian itu langka.
Awan hitam dan tebal itu muncul setengah jam setengah terjadi hujan lebat. Warga beramai-ramai lari keluar rimah. Salah seorang warga, sontak berkomentar, 'Itu tanda-tanda angin puting beliung.
"Karena takut, kami lari kembali masuk ke rumah," ungkap Daniel Sula, salah seorang warga.
Dari jendela rumah Daniel menyaksikan awan tebal dan hitam kian mengerucut lalu tiba-tiba menukik ke arah rumah-rumah warga.
Selang beberapa saat, lanjutnya, terdengar bunyi gemuruh yang menakutkan disusul teriakan warga. Sekejap, pohon-pohon besar tumbang, atap-atap rumah beterbangan lalu jatuh ke tanah, bahkan perabot yang ada di dalam rumah ada yang ikut terhempas ke luar rumah.
Martinus Tandafatu, Sekretaris RT setempat (RT 27) menjelaskan, ada sekitar tiga RT yang yang diterjang puting beliung, yakni RT 27, 28 dan 29.
"Kejadiannya cepat sekali, saya sepertinya tidak percaya dengan kejadian ini," ungkap Martinus. Martinus mengaku sedih karena hanya beberapa lebih banyak rumah warga yang rusak ketimbang yang selamat dari terjangan puting beliung.
Ketua RT 27, Fransiskus Ganggas sibuk mendata rumah warga yang rusak, dengan buku dan pulpen di tangannya. Raut wajahnya tampak sedih dan lusuh. "Ini yang sudah terdata 20 rumah, belum semua," ungkap Fransiskus.
Tidak hanya rumah warga, sejumlah kos-kosan juga rusak. Pohon-pohon yang tumbang menindih kabel listrik dan bangunan seperti bengkel dan kios.
Fransiskus mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun warga menderita kerugian hingga puluhan juta rupiah. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)