Renungan Kristen Protestan, 1 Maret 2019: Kirbat Tuhan Mampu Menampung Semua Kesusahanmu!
Renungan Kristen Protestan, 1 Maret 2019: Kirbat Tuhan Mampu Menampung Semua Kesusahanmu!
Oleh: Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA
POS-KUPANG.COM - Setiap kita pernah merasa susah karena berbagai penderitaan, bahkan kita juga menangis. Namun saya yakin kita tidak pernah menghitung secara detail atausecara rinci berapa kali kita merasa susah, atau berapa banyak air mata yang jatuh apalagi menampung air mata di tempat tertentu.
Paling kita hanya ingat beberapa peristiwa-peristiwa yang sangat membekas, mis; orang-orang terdekat kita meninggal dunia, atau ketika kita mengalami musibah tertentu, atau diperlakukan tidak adil oleh orang lain dsb. Atau pada waktu minta putus pada pacar pertama, entah memutuskan atau diputuskan.
Mungkin kita sempat mencatat di buku harian kita, atau mengingatnya dengan baik karena peristiwa-peristiwa itu sangat membekas dalam hati kita. Namun saya yakin tidak ada orang yang begitu teliti menampung airmatanya di tempat tertentu dan pada suatu waktu memperlihatkan kepada orang lain (istri memperlihatkan kepada suami, atau kepada orang tua atau para sahabat dekat) bahwa karena penderitaannya, selama mereka menikah misalnya, maka airmatanya sudah satu botol, atau satu ceret.
• Beredar Rumor AHY Ambil Alih Kepemimpinan Partai Demokrat, Ini Penjelasan Hinca Panjaitan
Saya kira tidak ada yang melakukan itu. Airmata kita selalu kita hapus dan tak berbekas lagi. Penderitaan kita paling kita simpan dalam hati dan akhirnya kita lupakan.
Namun yang menarik dari renungan kita hari ini Mazmur 56:1-14, Daud memberi kesaksian melalui pengalaman imannya bahwa kita semua tidak pernah menampung airmata kita, tetapi Allah melakukannya. Allah malah menghitung-hitung penderitaannya, baik itu penderitaan yang ringan maupun yang sangat berat (lihat ayat 9).
• Peringatan Hari Lahir ke-46 PPP, Saat Pimpin Doa Mbah Moen Tiga Kali Sebut Nama Jokowi
Ungkapan ini bukan hanya sebuah ungkapan puitis yang tanpa makna, tetapi sebuah ungkapan iman kepada Allah yang ia percayai. Daud sungguh merasakan pengalaman hidup bersama Tuhan melalui berbagai peristiwa, baik peristiwa yang biasa maupun peristiwa yang sangat dramatis. Dan dalam semua peristiwa itu, ia sungguh mengalami kehadiran dan pertolongan Allah.
Mazmur ini ditulis oleh Daud ketika ia dikejar-kejar oleh Saul untuk dibunuh (lihT 1 Samuel 19:1 dst). Saul sangat membencinya dan karena itu jiwanya sungguh terancam. Daud mengalami berbagai peristiwa yang sungguh membahayakan hidupnya. Daud lari dari satu tempat ke tempat lain: Pertama Daud lari ke Nayot, kemudian ke Nob, ke Gad, dan ke gua Adulam. Daud sungguh sangat ketakutan, tetapi penderitaannya, ketakutannya, bahkan airmatanya tidak membuat dia menyangkali Allahnya, tetapi sebaliknya ia percaya bahwa dalam semuanya itu, Allah sangat memperhatikan dirinya. Allah sangat mengasihi dia, bahkan semua penderitaan dan airmatanya disimpan dalam kirbat Allah. Ini sebuah gambaran kasih Allah yang luar biasa.
Kirbat itu sering juga disebut buli-buli. Ada kirbat yang dibuat dari kulit binatang, tapi ada yang dibuat dari tanah liat. Kirbat atau buli-buli biasanya memiliki leher yang sempit dengan dua telinga. Fungsinya untuk menyimpan air, anggur, atau minyak. Karena lehernya sangat sempit, maka untuk mengisi air atau anggur, dibutuhkan kesabaran dan ketelitian yang luar biasa. Daud hendak menggambarkan bahwa Allah yang ia sembah itu Allah yang sangat peduli, Allah yang sangat teliti, memperhatikan setiap permasalahan dan air mata yang tumpah akibat kesusuhan kita.
Daud mau memberi tau kepada kita semua kita, bahwa Allah kita Allah yang sungguh peduli, Allah yang sangat bertanggungjawab atas ciptaannya. Ia sangat yakin bahwa ketika ia berada dalam kesedihan yang mendalam dan ketika ia harus menjalaninya seorang diri, Ia yakin sungguh-sungguh bahwa Allah ada bersama dengannya, karena itu ia tidak memfokuskan perhatiannya pada masalahnya, melainkan pada Allah yang sanggup menolongnya.
Kita semua juga tidak luput dari kesusahan dan air mata oleh karena berbagai hal. Mari kita belajar dari Daud yang mengalami kesusuhan dan airmata, tetapi yang memiliki iman yang kokoh kepada Allah, sebab ia percaya bahwa Allah yang Ia percayai adalah Allah yang hidup, yang berkuasa dan yang sangat memperhatikannya.
Paul Tillich, seorang Teolog dan filsuf berkebangsaan Jerman-Amerika memberi gambaran tentang bagaimana kepedulian dan kesetiaan Allah kepada manusia. Paul Tilich menulis seperti ini: "Mata Tuhan Allah itu seribu kali lebih terang dari cahaya matahari. Itu sebabnya Tuhan Allah dapat melihat semut hitam di atas batu hitam, di malam gelap sekalipun. Kalau terhadap bintang saja Tuhan perhatikan, apalagi manusia. Tidak pernah Ia tinggalkan. Dalam kesendirian, kesunyian, dan kesepian hidup Tuhan ada dan selalu memelihara manusia, bahkan seperti biji mataNya".
Dari ungkapan ini kita menjadi yakin bahwa kalaupun kita mesti menglamai kesusahan dan air mata, kita boleh dengan iman berkata seperti Daud: "Sengsaraku Tuhan Hitung dan Airmataku Tuhan taruh dalam kirbatNya". (*)