Mengenal Tarekat  Keluarga Kudus Nazareth, Kembangkan Misi Pendidikan hingga Menjadi Misionaris

Sebagai ordo yang relatif baru di Indonesia, para bruder ini juga melakukan sejumlah aktivitas untuk menarik minat kaum muda memilih panggilan ini.

Penulis: Paul Burin | Editor: Ferry Ndoen
istimewa
PARA BRUDER - Para Bruder Tarekat Keluarga Kudus Nazareth 

POS KUPANG.COM -Sebagai ordo yang relatif baru di Indonesia, para bruder ini juga melakukan sejumlah aktivitas untuk menarik minat kaum muda memilih panggilan ini. Sekadar gambaran, Tarekat Keluarga Kudus ini hadir di Indonesia (berpusat Maumere) pada tahun 2011 atau kini telah berjalan delapan tahun di Indonesia.

DUA bangunan berlantai tiga menjulang di tengah pemukiman padat penduduk di Liliba, Kota Kupang. Bangunan bruderan dari Tarekat Keluarga Kudus Nazareth (FSF/Ferer de la Sainte Famelia) itu mengapit kapela yang menjadi sumber kekuatan rohani para penghuni yang sehari-hari menimba ilmu di berbagai perguruan tinggi di Kota Kupang ini.

Setiap pagi mereka berdoa dan meditasi sebelum merayakan misa bersama umat di sekitarnya. Intinya, kehidupan rohaniah menjadi sumber dan kekuatan utama sebelum memulai aktivitas lain.

Areal bruderan ini seluas 7.000 meter persegi. Di sepanjang batas tanah terlihat hijau dengan ragam tanaman. Kelak akan menjadi tempat yang sejuk dan memberi inspirasi bagi siapa saja. Ada space areal yang kosong ditanami dengan jagung.

Ketika Pos-Kupang.com mendatangi bruderan yang beralamat di Gang Damai, RT 40/Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Sabtu (9/2/2019), halaman di bagian samping itu siap ditanami lagi setelah panen pertama.

Pada lantai satu dan dua bangunan di bagian utara terdapat kamar-kamar para bruder. Lantai tiga masih kosong.

Sedangkan pada lantai satu bangunan di bagian selatan tersedia ruang tamu, perpustakaan, ruang makan dan gudang. Pada lantai dua menjadi tempat belajar.

Untuk kegiatan olahraga para bruder ini mendatangi lokasi Tanah Merah, tak jauh dari bruderan. Biasanya mereka bermain futsal atau sakadar joging atau jalan santai.

Setiap hari sebanyak 35 orang bruder ini menunaikan aktivitas perkuliahan di Unwira dan Sekolah Tinggi Ilmu Pastoral (STIPas). Setiap hari sebuah angkutan kota khusus menjemput dan mengantar kembali usai mengikuti perkuliahan.

Dalam obrolan dengan Pos-Kupang.com, Bruder Justin Lodo dan Bruder Rido Nahak mengatakan, ada banyak hal yang mereka pelajari terutama mempersiapkan diri ketika usai kuliah.

Sebab, usai kuliah mereka akan total mengabdi pada sekolah- sekolah yang akan menjadi "ladang" panggilan atau menjadi misionaris.

"Misi kami adalah pendidikan, katakese, liturgi dan menjadi misionaris ke luar negeri. Juga sebagai motor dalam doa, kerja, cinta dan damai," kata Bruder Rido Nahak. Keduanya juga mengatakan, pimpinan berencana membangun lembaga pendidikan di daerah ini.

Sebelum hadir di Kupang, ordo ini telah hadir di Maumere, Kabupaten Sikka sebagai pusat ordo di Indonesia. Di sana, para bruder dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan. Selama tiga tahun mereka mengikuti persiapan di Rumah Formasi Bruder Keluarga Kudus, Maumere, hingga kaul pertama sebelum ke Kupang untuk mengikuti perkuliahan.

Jika sudah menghuni bruderan di Kupang yang juga biasa disebut Rumah Skolastik atau rumah tempat para bruder muda atau bruder yang sudah kaul pertama. Bila masih di Maumere disebut sebagai masa aspiran, postulan dan novis.

Sebagai ordo yang relatif baru di Indonesia, para bruder ini juga melakukan sejumlah aktivitas untuk menarik minat kaum muda memilih panggilan ini. Sekadar gambaran, Tarekat Bruder Keluarga Kudus ini hadir di Indonesia (berpusat di Maumere) pada tahun 2011 atau kini telah berjalan delapan tahun di Indonesia.

Aktivitas itu dengan upaya menumbuhkan panggilan pada para pemuda. Sekolah-sekolah didatangi.

Begitu pula paroki-paroki. Bruder Justin Lodo yang kini semester enam Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik), Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang, ini mengatakan, pada bulan Januari 2019 mereka mengunjungi Paroki Santo Yohanes Baptista, Besikama di Kabupaten Malaka.

Di sana, para bruder ini tinggal di rumah-rumah penduduk selama seminggu. Mereka melakukan katakese, ibadat doa rosario dan kunjungan ke sekolah-sekolah. Umat menerima kehadiran mereka dengan sukacita. Para pelajar juga banyak yang menaruh minat pada panggilan ini.

Ada beberapa anak malah spontan mendaftarkan diri untuk bergabung pada ordo ini. Syarat seorang calon adalah sehat jasmani dan rohani, sanggup hidup dalam komunitas dan bekerja untuk orang lain.

Tiap hari Minggu pula mereka membantu pelayanan kerohanian di paroki, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kupang dan Sekami (Serikat Kepausan Anak-anak dan Remaja Misioner).

Beberapa aktivitas ini kata Bruder Rido Nahak yang kini kuliah pada FKIP Bahasa Inggris Unwira, Kupang, ini semata untuk memerkenalkan tarekat ini kepada umat. (Laporan Reporter Pos-Kupang.com, Paul Burin)



Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved