Renungan Kristen Protestan

Siapakah Domba yang Hilang Itu Sesungguhnya?

Begitu juga cinta kasih Allah kepada manusia kadang penuh misteri dan sulit dipahami.Misteri kasih Allah hanya bisa kita pahami dalam iman

Editor: Ferry Jahang
Dok Pribadi
Dr. Messakh Dethan 

Kemungkinan kedua adalah pemikiran theologi pastoral yang mendalam yang hendak ditekankan oleh Tuhan Yesus.

Perumpamaan ini membuka perspektif untuk kita tidak hanya pikir tentang keselamatan diri sendiri, tetapi juga keselamatan orang lain.

Kita diajak peduli pada orang lain yang tersesat dan hilang dari lingkungan kehidupan kita.

Ini kritik Tuhan Yesus pada orang-orang Farisi yang sok suci dan saleh yang menutup mata pada orang lain yang dianggap berdosa.

Sekaligus juga kritik Tuhan Yesus kepada kita yang menganggap diri paling benar dan jago dibandingkan orang lain.

Inti kesaksian adalah ada sukacita besar di sorga karena pertobatan seorang berdosa lebih dari pada 99 orang benar.

Tuhan Yesus menunjuk perumpamaanya untuk orang-orang yang tak dipercaya dalam masyarakat yakni para pemungut pajak/cukai dan orang-orang berdosa.

Tetapi orang-orang Farisi menolak pandangan Yesus ini. Karena ajaran Yesus ini bertentangan dengan ajaran moral yang selama itu mereka yakini.

Mungkin kalau kita hubungkan dengan situasi politik bangsa Indonesia, kita bisa melihat posisi kita berada dimana mendukung pendapat orang Farisi atau mendukung pendapat Yesus.

Misalnya para koruptor e-KTP yang terlibat perkara korupsi besar-besaran yang heboh waktu lalu itu tiba-tiba mengaku bertobat dari segala perbuatannya dan berjanji menjual semua aset pribadi berupa mobil rumah mewah, hotel dan lain-lain dan menyerahkan kepada orang miskin di perbatasan RI dan Timor Leste.

Lantas rakyat Indoneisa bersukacita? Para hakim dan jaksa serta petugas keamanan akan membebaskannya? Apakah kita rela memaafkannya? Dan tidak memenjarakannya lagi sampai hukumannya selesai?

Tentu hal-hal ini tidak mudah. Tentu hal ini bertentangan dengan kaidah-kaidah hukum kita. Dan tentu kita akan kaget dengan kata-kata Tuhan Yesus ini dan tentu saja akan protes.

Jadi memang perumpaman Yesus sederhana sekali, tetapi mempunyai makna yang dalam dan tidak mudah untuk dilaksanakan.

Kemungkinan yang ketiga bahwa Tuhan Yesus ingin membuka perspektif kita bahwa domba yang hilang itu bukan saja menunjuk kepada orang lain, tetapi juga kepada diri kita sendiri.

Kita kadang sibuk menunjuk orang lain sebagai domba yang sesat, padahal mungkin kitalah domba yang sesat itu.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved