Renungan Kristen Protestan

Perjuangan Iman Seorang Perempuan untuk Anaknya

Reaksi para murid pada awal cerita jelas menggambarkan itu, dan Yesus mencoba menjembatani dan membangun dialog dari dua bangsa yang berbeda.

Editor: Ferry Jahang
zoom-inlihat foto Perjuangan Iman Seorang Perempuan untuk Anaknya
Dok Pribadi
Pendeta Messakh Dethan

Itulah sebabnya para murid merasa terganggu, kok ada perempuan kafir yang memohon kesembuhan dari guru mereka.

Mereka karena itu meminta Tuhan Yesus untuk mengusir perempuan yang dianggap tidak tahu diri itu: Perempuan sonde (tidak) tahu diri, kira-kira mungkin ungkapan kemarahan dari para murid pada perempuan itu.

Karena itu Matius mencatat dalam 15: 23, lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."

Rupanya pancingan Tuhan Yesus itu termakan di hati para murid sehingga mereka bereaksi untuk menyuruh Yesus mengusirnya.

Dan Tuhan Yesus memancing reaksi lebih jauh lagi dengan berkata dalam ayat 24: Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Kalau kita perhatikan lebih dalam dan detail dari segi tata bahasa dan konteks ceritanya maka akan terlihat bahwa pada kata Israel diberi tanda acute atau tirus yang merupakan tanda aksen menaik dari kata itu.

Sehingga dengan melihat reaksi para muridNya itu, Tuhan Yesus sebetulnya seakan bertanya secara retorik kepada para muridNya: Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel?

Dengan pertanyaan seperti itu murid-murid tidak bereaksi (mungkin karena mereka sudah tahu jawabanya atas pertanyaan retorik yang diajukan Tuhan Yesus, sementara perempuan kafir itulah yang malah bereaksi.

Ia malah datang lebih mendekat pada Yesus. Dalam ayat 25 Matius mencatat: Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."

Para murid kembali tidak bereaksi, tetapi uangkapan kata-kata Yesus dalam ayat 25 seakan mengungkapkan isi hati, pikiran dan pandangan pandangan para MuridNya selama ini tentang keselamatan Allah yang bersifat partikularistis itu:

"Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing?"

Harus digarisbawahi bahwa kalimat yang diucapkan Yesus di sini adalah sebuah pertanyaan dan bukan sebuah pernyataan.

Makna sebuah pertanyaan berbeda dengan pernyataan dan maknanya jauh lagi berbeda saat Yesus mengucapkannya Dia sedang memandang pada perempuan itu atau pada para murid.

Dari konteks cerita jelas dalam mengucapkan kalimat ini Yesus sedang memandang pada para muridnya yang sedang bergumul dan terus berkutat dengan pemikiran sempit partikularistis.

Oleh karen itu patut disayangkan bahwa sebagian orang yang menafsirkan teks ini secara lain dengan mengabaikan tatabahasa dan konteks cerita baik dari segi budaya, politis, sosial dan teologis dari Injil Matius.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved