Berita Nasional
5 Fakta Mengejutkan Dr Terawan Yang Dikirim Jokowi Ke Singapura, Trending Hingga Metode Cuci Otak
5 Fakta Mengejutkan Dr Terawan Yang Dikirim Jokowi Ke Singapura, Trending Hingga Metode Cuci Otak.
Dilansir Grid.ID dari laman Kompas TV, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyebut Presiden Jokowi telah memerintahkan dokter kepresidenan, salah satunya (dokter) Mayjen TNI dr. Terawan Agus Putranto, Sp Rad (K) RI ke Singapura.

"Saya kemarin sudah ketemu Dr Terawan, Kepala RSPAD, beliau langsung berangkat kemarin siang ke Singapura,"ucap Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan saat ditemui wartawan di Istana Negara Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Dilansir Grid.ID dari berbagai sumber, berikut ini 5 fakta dokter kepresidenan sekaligus Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Terawan Agus Putranto.
1. Dr Terawan Pernah Tranding Topic
Nama dokter Terawan pernah tranding topic di Google karena sempat dianggap telah melanggar kode etik dengan metode "cuci otak".
Hal ini membuat Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie menyerukan upaya penyelamatan dokter Terawan di akun Instagramnya.
• NasDem Pecat Kepala Daerah dari Partai Jika Korupsi
• Bawaslu Manggarai Barat Awasi Perakitan Kotak Suara Logistik Pemilu, Tinta Kurang
• Admin Grup Viki Lerik Diperiksa Polisi, Buntut Unggahan Perempuan Pelakor & Prostitusi Online Kupang
Abrizal Bakrie mengungkap metode yang digunakan dokter Terawan sudah menolong dan terbukti mampu mencegah maupun mengobati ribuan penderita stroke.

Hal itulah yang kemudian membuat nama dokter Terawan kemudian menjadi trending topik di Google.
2. Sembuhkan 40 Ribu Orang dengan Metode "Cuci Otak"
Kemampuan dokter Terawan mencuci otak demi kesembuhan pasien menuai kontroversi.
Meski begitu, metode Cuci Otak yang dilakukan dokter Teriawan nyatanya pernah menyembuhkan 40 ribu pasien.

Dilansir Grid.ID dari laman warta kota, dokter Terawan asal Yogyakarta ini mengaku sudah menerapkan metode mengatasi masalah stroke ini sejak tahun 2005.
"Sudah sekitar 40.000 pasien yang kami tangani," imbuhnya.
Bahkan menurutnya, tak banyak komplain dari masyarakat yang ia terima sehingga menjadikan bukti kevalidan metode yang diterapkannya itu.

Setelah itu, ia menemukan metode baru untuk menangani pasien stroke yang disebut dengan terapi çuci otak'dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram).
• Kejuaraan Tinju Nasional Big Fight One NTT Akan Digelar di Flores
• BTP Alias Ahok Siap Nikahi Puput Nastiti Devi, Foto Lawas Veronica Tan dan Mantan Ajudannya Beredar
• Refafi Gah Harap Kepala Daerah Terlantik Jadi Garda Depan Pemberantasan Korupsi