Berita Ekonomi Bisnis
Target PLN Tahun ini 600 Desa di NTT Sudah Terang
PLN UIW NTT menargetkan tahun ini 600 desa di NTT akan terang sehingga PLN UIW NTT dan dinas ESDM NTT koordinasi menaikkan jumlah desa berlistrik
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Hermina Pello
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM |KUPANG -Dari total 1.163.007 rumah tangga (RT) di NTT, yang sudah menikmati listrik sebanyak 731.268 RT atau 62,88 persen. Sedangkan dari 3.353 total desa di NTT yang sudah berlistrik sebanyak 2.571 desa, atau sebesar 76,68 persen desa yang sudah berlistrik.
"Untuk tahun 2019, PLN NTT merencanakan akan melistriki sebanyak 600 desa baru," General Manager PLN UIW NTT, Ignatius Rendroyoko saat rapat dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTT untuk koordinasi menaikkan rasio elektrifikasi (RE) dan jumlah desa berlistrik (rural electrification) di aula Flobamora Kantor Wilayah PLN NTT, Rabu (7/2/ 2019).
Dalam rilis yang diterima dari Manajer Komunikasi PLN UIW NTT, Sulistyoadi Nikolaus, Kamis (7/2/2019), Ignatius mengatakan, RE Provinsi NTT saat ini sebesar 62,88 persen, atau yang terendah di Indonesia.
• Ini Penyebabnya, Daging Ayam Selalu Jadi Penyumbang Inflasi NTT
• Pertumbuhan Ekonomi NTT Tahun 2018 Sebesar 5,13 Persen
Menteri ESDM meminta rasio elektrifikasi NTT untuk tahun 2019 mencapai 90 persen
Untuk itu PLN UIW NTT dan Dinas ESDM NTT bersepakat bersinergi untuk mewujudkan target yang diminta Menteri ESDM. Kesepakatan itu diawali dengan melakukan rapat koordinasi antar PLN UIW NTT dan Dinas ESDM NTT.
Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi tersebut, tambah Ignatius, PLN membangun melalui program listrik perdesaan yang secara simultan melistriki desa-desa yang belum terjangkau listrik di semua kabupaten di NTT.
Juga melalui program perluasan jaringan yang dilaksanakan semua unit PLN di kabupaten-kabupaten.
• Saat ini Beli Satu Tas Dapat Dua Hanya Bulan Ini Di Toko Gramedia
Kepala Dinas ESDM NTT, Boni Marisin mengatakan, PLN NTT dan ESDM NTT perlu melakukan koordinasi terus-menerus di semua tingkatan, baik di tingkat manajeman maupun tingkat teknis agar pekerjaan di lapangan tidak tumpang tindih.
Boni Marisin mengakui terdapat sejumlah kendala yang harus diatasi baik oleh instansi masing-masing maupun bersinergi antar PLN dan ESDM.
"Program kelistrikan bisa dilakukan dengan membangun listrik secara berjaringan oleh PLN, atau membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM), menggunakan tenaga surya (PLTS) baik secara komunal dan tersebar," ujarnya.
Koordinasi, tambahnya, harus juga dilakukan dengan instansi lainnya, seperti Dinas Nakertrans, Kementerian Daerah Tertinggal, yang juga memiliki program kelistrikan, berupa pembangunan listrik tenaga surya
Sejumlah kendala yang terungkap dalam rapat koordinasi, antara lain mengenai jumlah desa yang terus mengalami pemekaran. Data potensi desa NTT sebelumnya sebanyak 3.270 desa, kemudian berubah menjadi 3.353 desa setelah terjadi pemekaran desa sesuai Permendagri. Juga pola pemukiman yang terpencil dan menyebar menjadi tantangan dalam menyediakan listrik.
Selain itu, ada banyak fasilitas listrik tenaga mikrohydro yang dibangun ESDM dan telah dihibahkan pengelolaannya kepada masyarakat setempat, kemudian diketahui tidak lagi beroperasi karena rusak.
Warga di desa setempat yang semula tercatat sudah menikmati listrik, ternyata sudah lama hidup tanpa listrik.
"Salah satu kendala lambatnya kenaikan rasio elektrifikasi adalah rendahnya kemampuan ekonomi warga desa. PLN sudah membangun listrik berjaringan di banyak desa, tetapi masyarakat tidak mampu membayar biaya penyambungan listrik," ungkap Ignatius.