Jangan Bosan Terserang DBD, Kalau Perilaku Warga Maumere Belum Berubah
Korban Demam Berdarah Dengue (DBD) menimpa anak-anak dan remaja di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Propinsi NTT terus bertambah. Sampai
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan Pos-kupang.com,Eginius Mo’a
POS-KUPANG.COM, MAUMERE—Korban Demam Berdarah Dengue (DBD) menimpa anak-anak dan remaja di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Propinsi NTT terus bertambah. Sampai hari Kamis (7/2/2019) tercatat 79 penderita dan kemungkinan terus bertambah selama musim hujan.
“Jangan bosan dengan serangan DBD, karena perilaku kita belum banyak berubah untuk hidup bersih dan sehat dimulai dari dalam rumah dan lingkungan sekitar,” kata Kepala Seksi Promosi Dinas Kesehatan Sikka, Helena Kidi Lobot, dalam sosialiasi DBD kepada warga Kampung Buton, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Jumat (8/2/2019) pagi.
Sosialisasi hal-hal praktis penangangan DBD direspon baik tak hanya oleh warga setempat tetapi juga semua elemen terlibat dalam bakti sosial yang digagas komunitas wartawan Sikka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2019. Kaum ibu Jalasenstri, Candrakirana menyimak dengan baik semua saran yang bisa dilakukan dari rumah mengatasi DBD.
• Kasatker PJN 3 NTT Ory Papote, Pernah jadi Sopir Bemo Tapi Pensiun Posisi Kasatker
Helen mengatakan, sumber DBD dibawa oleh nyamuk aedes aegipty akan selalu mengancam nyawa warga salama kita tidak hidup bersih. Ia menyarankan hal sederhana yang dibisa dilakukan dengan 4M plus menutup tempat penyimpanan air, menguras, dan menguburkan barang-barang bekas yang potensi menyimpan air menjadi tempat hidup jentik.
“Nyamuk DBD, nyamuk elit karena hidupnya di air bersih. Fogging tindakan terakhir ketika ada kasus (DBD). Tetapi, lebih efektif kita berperilaku hidup bersih dan sehat,” imbau Helen.
Danlanal Maumere, Kolonel (Marinir) Sumantri mengajak masyarakat selalu hidup bersih dari rumah tangga, menciptakan lingkungan sekitar yang sehat.
“Di Kampung Buton banyak nelayan, saya minta jangan buang sampah plastik ke laut. Sampah plastik tidak bisa dicerna laut bahkan kelak menjadi racun bagi biota laut,” tandas Danlanal Kolonel Sumantri. *)