Kasatker PJN 3 NTT Ory Papote, Pernah jadi Sopir Bemo Tapi Pensiun Posisi Kasatker
Nasib manusia tidak selamanya ditentukan garis tangan. Namun semua itu berkat hasil kerja keras, tekun, ulet serta berpedoman pada moto Ora Et La bora
Penulis: Ferry Ndoen | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM, KUPANG -Nasib manusia tidak selamanya ditentukan garis tangan. Namun semua itu berkat hasil kerja keras, tekun, ulet serta berpedoman pada moto Ora Et Labora (bekerja dan berdoa) dengan selalu bersandar pada Tuhan, maka yang kecil pasti Tuhan angkat dan tinggikan.
Kondisi ini dialami, Ory Papote, ST. Seorang Ory yang punya cita-cita ingin mencari kerja ke negara Paman Sam, Amerika Serikat saat masih muda belia, namun jalan cerita hidupnya berkata lain.
"Beta sudah menjalani banyak profesi termasuk jadi sopir bemo hingga jadi volentir di instansi pemerintah. Namun Tuhan punya rencana yang baik bahkan gemilang untuk kehidupan beta dan saat ini bisa menduduki jabatan sebagai kepala satuan kerja/Kasatker, Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) 3 NTT, di Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) X Provinsi NTT, Kementerian PUPR," cerita Ory, dalam perbincangan dengan wartawan Pos Kupang.com. di MAXX Koffe, Lippo Plaza Mall, Kupang, Kamis (8/2/2019) siang.
Ory mengaku, dirinya mengawali karier sebagai tenaga harian pada tahun 1993, dan baru diangkat menjadi PNS Kementerian PUPR setelah mengikuti tes di Jakarta tahun 1996.
Sejumlah jabatan fungsional pernah diembannya. Mulai dari tenaga pengawas hingga pengawas utama, asisten perencana hingga pejabat SPM. Lalu, kariernya menanjak sekitar enam tahun terakhir setelah pimpinan mempercayakannya sebagai Pejabat Pembuat Komitmen/PPK wilayah Sumba.
Lalu, Ory pun dipercayakan pimpinan sebagai Kasatker PJN 3 NTT dengan tanggung jawab wilayah Flores bagian Barat.
Segudang pengalaman telah dilaluinya dan ia sangat kenyang pengalaman lapangan dari hal administrasi hingga kendala fisik di lapangan berkaitan dengan pekerjaan pembangunan infrastruktur bidang kebina margaan.
Pasalnya, Ory melalui semua itu secara bertahap, baik saat sebagai tenaga pengawas, juga tenaga di bagian administrasi hingga menjadi PPK dan mengemban tanggung jawab sebagai kasatker.
"Banyak pengalaman di lapangan yang sudah beta lalui. Namun yang saya mau tegaskan kepada teman-teman yang masih bertugas saat ini bahwa perubahan sangat cepat. Dan kita harus bisa dan mampu dengan cepat untuk mengikuti perubahan yang terjadi pada semua lini dan aspek kehidupan.
Apalagi tanggung jawab sebagai PPK dan kasatker itu sangat besar berkaitan program fisik pekerjaan di lapangan," aku Ory, lelaki murah senyum yang tujuh bulan ke depan lagi akan memasuki masa purna bakti alias pensiun sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.
Pria kelahiran 1 Oktober 1961 ini, saat ditanyai soal persiapan mental dirinya menyambut masa pensiun sebagai PNS, Ori mengatakan, dirinya sudah sangat siap.
"Siapapun yang berprofesi sebagai PNS suatu saat pasti akan memasuki masa purna bakti. Ibarat berjalan sampai ke batas berlayar sampai ke Pulau. Ini yang sudah beta lakoni. Dan beta puas, karena tanggung jawab negara yang diemban hampir selama 30 tahun, semua bisa berjalan dengan baik tanpa ada hambatan berarti. Ini semua bukan kuat dan gagah seorang Ory, namun semua karena pertolongan Tuhan. Gada dan Tongkatku adalah Tuhan Yesus," kata Ory.
Pria bersahaja yang hobi membaca aneka literatur, baik buku, majalah, koran dan aneka literarur lainnya ini mengaku jika dirinya sudah siap menghadapi masa pensiun.
"Setelah terima SK pensiun nanti, beta akan lebih banyak menghabiskan masa hidup dan waktu bersama cucu. Karena prinsipnya, hidup ini harus tetap bersyukur dan tidak boleh 'ngoyo'. Jalani hidup apa adanya. Jangan suka berpikir melampaui kemampuan kita. Bbiarkan semua mengalir apa adanya dan selalu dan tetap berdoa meminta perolongan Tuhan dalam menjalani hidup ini," para Ori.