Gara-gara Ketahuan Selingkuh dengan Istri Orang, Pria di Kefamenanu Gantung Diri dengan Tali Jemuran

Gara-gara Ketahuan Selingkuh dengan Istri Orang, Pria Ini Gantung Diri. Diduga tak bisa membayar denda sebesar Rp 2,5 juta.

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Bebet I Hidayat
Google
Ilustrasi - Gara-gara Ketahuan Selingkuh dengan Istri Orang, Pria di Kefamenanu Gantung Diri dengan Tali Jemuran 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Gara-gara Ketahuan Selingkuh dengan Istri Orang, Pria Ini Gantung Diri

Ferdinandus Nikin Kota, memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Warga Dusun Saisen, RT/RW 006/002, Desa Benus, Kecamatan Naibenu, Kabupaten TTU (Timor Tengah Utara), NTT ini ditemukan ditemukan gantung diri di bawah pohon Asam, Rabu (6/2/2019).

Pria yang telah beristri ini ditemukan gantung dengan sebuah tali nilon berwarna putih.

Informasi yang dihimpun POS-KUPANG.COm menyebutkan, Ferdinandus memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri karena tidak memiliki uang untuk membayar denda.

Ferdinandus diketahui melakukan perzinahan atau selingkuh dengan seorang wanita yang telah memiliki suami ( istri orang ) di desa setempat.

Uang denda yang harus dibayar oleh Ferdinandus sesuai dengan kesepakatan antara pihak desa, suami dari selingkuhannya, dan juga aparat desa setempat sebesar Rp 2,5 juta.

Alasan Orang Memutuskan Hubungan Berdasarkan Zodiaknya, Pasangan Kamu Seperti Apa?

Dua Mahasiswa Ini Nekat Curi Motor, saat Kabur Motor Mogok di Jalan, Ini yang Terjadi Kemudian!

Jelang Ahok Menikah Lagi, Ketua RT Kaget Malam-Malam Ada Mobil Mewah Masuk Rumah Puput Nastiti Devi

Keluarga dan pihak kepolisian mengevakuasi korban. Gambar diambil, Rabu (6/2/2019).
Keluarga dan pihak kepolisian mengevakuasi korban. Gambar diambil, Rabu (6/2/2019). (POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI)

Berdasarkan kesepakatan tersebut Ferdinandus dan istrinya pulang ke rumah untuk mengambil uang denda.

Pada saat itu Ferdinandus tidak membawa uang sejumlah yang ditentukan dalam kesepakatan.

Karena tidak memiliki uang, Ferdinandus ke rumah Antonius Kolo untuk meminjam uang, tetapi sampai pukul 15.00 Wita Ferdinandus tidak kembali ke rumah atau ke kantor Desa Sunsea.

Pada malam harinya, Ferdinandus juga tidak kembali ke rumah.

Baru keesokan harinya, Rabu (6/2/2019), istri Ferdinandus menemukan tali nilon yang biasanya digunakan untuk menjemur pakaian telah putus sepanjang kurang lebih 5 meter.

Karena merasa curiga, istrinya memberitahukan kepada dua orang lainnya untuk bersama mencari Ferdinandus.

Pada pukul 07:00 Wita, istrinya menemukan Ferdinandus dalam posisi tergantung di sebuah pohon Asam menggunakan tali nilon warna putih.

Melihat Ferdinandus sudah tidak bernyawa lagi, maka dilakukan efakuasi dan pemeriksaan luar oleh dokter Puskesmas Manamas.

Tinggalkan Istri yang Hamil 2 Bulan

Gantung diri juga terjadi di Fatumnasi TTS NTT. Seorang pria memilih gantung diri dan menginggalkan istrinya yang tengah hamil 2 bulan.

Pemuda asal Fatumnasi, Kabupaten Timur Tengah Selatan NTT itu bernama Okber Riwu Djara (28) mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

Jasadnya ditemukan ibunya, Wendi Oematan, dalam keadaan tergantung dengan seutas tali nilon di lehernya, Sabtu (2/2/2019) malam.

"Saya datang ke rumah itu maksudnya mau kasih menyalah lampu rumah karena sudah malam," kata Wendi.

"Tetapi belum sempat kasih menyalah lampu saya lihat ada sosok pria dalam posisi tergantung yang ternyata anak kandung saya sendiri. Akhirnya saya keluar kembali sambil menagis," ujar Wendi.

Penyebab Okber gantung diri  belum ada kejelasan. Tapi kematian Okber dipastikan Polisi lantaran bunuh diri.

POS-KUPANG.COM menelusuri akun Facebook Okber Riwu Djara, Senin (4/2/2019) malam.

Okber Riwu Djara memiliki akun Facebook bernama Okber Okber.

Sebelum kematian menjemputnya, Okber Riwu Djara, sempat mengunggah postingan bernuansa agamis di Facebooknya.

Ada juga berupa pesan walau tidak secara langsung disampaikan.

Postingan terakhirnya di FB itu dibuat pada 19 Desember 2018.

Okber membagikan sebuah video dan menulis dirinya merasa bersyukur.

Video itu adalah video khutbah Pendeta Gilbert Lumoindong, di Biak, Papua, Indonesia.

Judul video itu adalah Hamba Tuhan, Makanan Rohani 1 Menit, Kerendahan hati, mengalah dan sabar.

Ada sekitar 5 video Pendeta Gilbert yang dibagikan Okber.

Selain video-video pendeta Gilbert, ada juga postingan lain yang diunggah Okber.

Berikut beberapa di antaranya.

Pada 18 Desember 2018, Okber mengutip Amsal 23 : 17.

"Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa," tulis Okber.

Di hari yang sama, Okber juga menulis sesuatu.

"Benar di mata manusia, belum tentu benar di mata Tuhan. Buruk di mata manusia, belum tentu buruk di mata Tuhan," tulisnya.

"Kita lihat saja sapa yang tumbang dluan," tulisnya lagi. 

Postingan terkait dengan siapa yang tumbang duluan ini, adalah keterangan dari sebuah kutipan yang dibagikan Okber berjudul KARMA.

Inspirasi Keluarga Sehat

13 Desember 2018

KARMA...

Siapa yang berani menggali lubang, maka harus siap untuk jatuh ke dalamnya.

Ingat karma itu ada.

Orang yang menyakitimu adalah orang yang siap menerima kesakitan yang lebih dari kesakitanmu di suatu hari nanti.

Kau bisa bersembunyi dari kesalahanmu, tapi tidak dari penyesalanmu.

Kau bisa saja bermain dengan dramamu, tapi tidak dengan karmamu.

Karma adalah cara Tuhan untuk menyadarkan bahwa seseorang yang baik itu tidak boleh disakiti

Apa yang kau tanam, maka itulah yang akan kau petik. Ingat, karma tak pernah salah alamat.

Rahayu?

Empat hari sebelumnya, Okber mengunggah Markus 11: 24.

"Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Aminnnn," tulis Okber.

Pada 9 Desember, Okber merasa bersyukur.

Ia mengutip Matius 25:13, dengan postingan foto dirinya dan seorang perempuan di belakangnya.

"Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya," tulis Okber.

* Pendeta Gilbert Lumlundong

Mengutip wikipedia, Gilbert Lumoindong lahir di Jakarta, 26 Desember 1966.

Umur 52 tahun. Ia merupakan seorang pendeta asal Indonesia.

Ia terkenal sebagai salah satu pembawa acara "Penyegaran Rohani Agama Kristen" di RCTI pada tahun 1992-1997.

Saat masih kecil, Gilbert sempat mengalami sakit saraf yang ia derita sampai usia 10 tahun sebelum kemudian ia sembuh dan memutuskan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

Pada usia 17 tahun Gilbert mulai aktif sebagai pengkhotbah di beberapa organisasi pemuda Kristen.

Gilbert kemudian kuliah di Lembaga Pendidikan Teologi dan Indonesia dan lulus diploma pada tahun 1990.

Ia kemudian melanjutkan studi teologinya di Institut Teologi dan Pendidikan Indonesia.

Gilbert sempat menjadi ketua GO Studio Jakarta pada tahun 1993 sampai 1997, dan juga ia sempat menjadi jemaat di Gereja Tiberias Indonesia, sebelum akhirnya ia memisahkan diri dan mendirikan GL Ministry pada tahun 1998.

Saat ini ia masih aktif sebagai pengkhotbah baik di stasiun TV maupun radio dan memimpin sekitar 18.000 jemaat yang tergabung dalam GBI Glow Fellowship Centre.

Sementara itu, tubuh Okber ditemukan Wendi saat hendak menyalakan lampu.

Dalam keadaan syok, Wendi keluar dari rumah almarhum kakaknya dengan berlinang air mata.

Wendi berjalan menuju rumahnya yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Sesampainya di rumah, sambil menangis ia memberitahukan peristiwa tragis tersebut kepada sang suami, Ruben Riwu Djara.

Tangis histeris Wendi menarik perhatian masyarakat yang terus berdatang ke lokasi kejadian.

Bersama masyarakat yang datang, Ruben bergerak menuju lokasi dimana sang anak nekad melakukan aksi gantung diri.

Salah seorang tokoh masyarakat setempat, langsung melaporkan kejadian tersebut kepada aparat kepolisian Polsek Kapan.

Dari hasil olah TKP dan visum yang dilakukan dokter dari Puskesmas Fatumnasi diketahui korban murni meninggal akibat bunuh.

Hal ini ditunjukan dengan adanya sperma yang keluar dari alat kelamin korban, adanya luka lebam pada leher korban akibat militan tali nilon dan lidah korban menjulur keluar.

Selain itu, pada tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan fisik.

"Kita sudah jelaskan semuanya kepada keluarga korban, dan keluarga menerima kematian korban disebabkan murni karena gantung diri," kata Kasat Reskrim Polres TTS IPTU Jamari, SH MH.

"Keluarga juga menolak untuk dilakukan otopsi sehingga jenazah korban langsung dibawah ke rumah duka guna disemayamkan," ujarnya. (POS-KUPANG.COM)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved