Imlek 2019
Begini Gaya Gubernur Viktor Laiskodat Rayakan Tahun Baru Imlek Bersama Keluarga
Gubernur Nusa Tenggara Timur atau NTT, Viktor Laiskodat, bersama dengan istrinya, Julie Laiskodat, merayakan Tahun Baru Imlek 2019.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Begini Gaya Gubernur Viktor Laiskodat Rayakan Tahun Baru mlek Bersama Keluarga
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur atau NTT, Viktor Laiskodat, bersama dengan istrinya, Julie Laiskodat, merayakan Tahun Baru Imlek 2019.
Bersama anak-anak mereka, keduanya merayakan Imlek bersama dengan keluarga di Jakarta, Selasa (5/2/2019).
Tidak hanya itu, Viktor Laiskodat dan istri juga merayakan Imlek bersama dengan para karyawannya.
Seperti diketahui, Julie Laiskodat berdarah Tionghoa.
Hal itu terungkap dari postingan Julie Laiskodat di akun Instagram miliknya, @juliesutrisno_laiskodat.
"Merayakan imlek bersama keluarga besar & karyawan di Jakarta," tulis Julie Laiskodat.
Doa pun dipanjatkan oleh Julie Laiskodat.
• Enam Gejala Diabetes yang Muncul di Kulit Ini, Jangan Kamu Anggap Remeh Loh
• Banyamin Senang Sudah Bisa Aktivitas Malam Hari Setelah Ada LTSHE
"Semoga tahun ini membawa kesuksesan untuk kita semua. Amien," tulisnya lagi.
Julie Laiskodat juga mengunggah sebuah foto kebersamaan mereka dengan keluarganya.
Julie Laiskodat terlihat anggun dengan busana serba merah terang.
Ia berdiri di sisi suaminya.
Sementara Gubernur Viktor Laiskodat tampil sederhana dengan balutan kemeja lengan pendek warna merah muda.
Mengenakan celana kain hitam, Gubernur Viktor Laiskodat hanya mengenakan sandal.
Sedangkan ketiga anak-anaknya, terlihat sangat rapi dengan setelan kemeja, celana jeans, dan sepatu.
Doa pun mengalir untuk keluarga Gubernur Viktor Laiskodat dan istri.
@marchelinelado27: Amin. Happy lunar new year buat bunda sekeluarga ??
@bb_cemplon: Ibu julie... Selamat merayakan imlek, semoga kesuksesan keharmonisan dan kemakmuran bersama kita semua. God bless you
• Foto Mengharukan, Anjing Milik Emiliano Sala Menanti Tuannya Pulang
• Anda Ingin ke Bau-Bau Menggunakan Kapal Pelni ? Ini Jadwalnya
@walderdedy.s: Gong xi Fa Chai Ibu @juliesutrisno_laiskodat dan keluarga besar
Pada postingan sebelumnya, Julie Laiskodat juga mengunggah ucapan Selamat Tahun Baru Imlek.
"Happy Lunar New Year," tulis Julie Laiskodat.
@stennyhenny: Gong xi fat chai bunda ...????
@alfonsdian06: Gong xi fat chai, god bless
@marcelsrd: Gong xi fat chai bunda julia n kluarga.
@lisyedethan: Gong xi fat chai Binda @juliesutrisno_laiskodat ????
@loving_jingga: GONG XI FAT CHAI IBU DAN KELUARGA??????
@dolchan23: Gong Xi Fat Cai Bunda???
@naomitaimenas: Gong ci fat cai Bunda
@alenia259: @juliesutrisno_laiskodat : Happy Lunar New Year Mama Julie sayang.. ??????
Tahun Baru Imlek
Mengutip wikipedia, Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa.
Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go pada tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama).
Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxi ?? yang berarti "malam pergantian tahun".
Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat beragam.
• Mau Tahu Apa Shio Kamu Berdasarkan Tahun Lahirmu, Bagaimana Sifat dan Karaktermu, Yuk Kepoin
• Ramalan Lengkap Peruntungan, Jodoh, Karir, dan Kekayaan Berdasar SHIO Kamu di Tahun Babi Tanah 2019
Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api.
Meskipun penanggalan Imlek secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok seringkali dinomori dari pemerintahan Huangdi.
Setidaknya sekarang ada tiga tahun berangka 1 yang digunakan oleh berbagai ahli, sehingga pada tahun 2017 masehi "Tahun Tionghoa" dapat jadi tahun 4715, 4714, atau 4654.
Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas.
Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Makau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand.
Termasuk negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan.
Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut.
Sejarah Imlek
Sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan permulaan sesuatu tahun masih belum jelas.
Ada kemungkinan bahwa awal tahun bermula pada bulan 1 semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti Shang, dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di China.
• Tanamkan Sikap Toleransi, Guru dan Pegawai SMKN 1 Kupang Pakai Busana Imlek
• Di Jalan Timor Raya, Kota Kupang, CV NAM Gelar Barongsai Meriahkan Imlek 2019
Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan kalender Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang (menurut catatan tulang ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian).
Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan menetapkan bahwa tahun tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 SM.
Pada 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah sewaktu Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang.
Tujuannya agar perayaan tahun baru bisa sesuai dengan masyarakat Tiongkok yang pada umumnya adalah masyarakat agraris.
Pada masa dinasti Zhou, perayaan tahun baru dilaksanakan pada saat winter solistice atau dongzhi.
Pada masa dinasti Qing, Kang Youwei ( 1858-1927 ) , seorang reformis Ruism menyarankan agar menggunakan Kongzi era yang dihitung dari tahun kelahiran Kongzi.
Sedangkan Liu Shipei (1884-1919 ) menolak hal itu dan mengusulkan agar tahun kalender Tionghoa dihitung dari tahun kelahiran Huangdi.
Yang menjadi suatu masalah adalah kapan Huangdi dilahirkan untuk dijadikan patokan perhitungan Huangdi Era.
Liu Shipei memperkirakan tahun 2711 BCE adalah tahun kelahiran Huangdi, jadi tahun 2008 CE adalah tahun 4719 HE Song Jiaoren ( 1882-1913 ) memperkirakan tahun 2697 BCE adalah tahun kelahiran Huangdi, dan akhirnya banyak orang yang sepakat untuk menerima tahun 2697BCE sebagai awal Huangdi Era.
• Tahun Baru Imlek! Peruntungan Lengkap 12 Shio, Cek Hoki Anda di Tahun Babi Tanah
• Dancer Cilik Meriahkan Imlek di Lewoleba
Dari angka inilah sekarang tahun baru Imlek ini bisa disebut tahun baru Imlek 4708 H.E. Selain masyarakat luas, umat Taoisme juga menyebutkan bahwa Huangdi Era adalah tahun yang digunakan oleh umat Taoisme dan mereka menyebutnya Daoli atau kalender Tao.
Sebagian besar masyarakat Tionghoa di luar negeri dan umat Taoisme lebih suka menggunakan Huangdi Era karena Huangdi atau kaisar kuning ini dalam sejarah Tiongkok dianggap sebagai bapak bangsa etnis Han atau orang Tionghoa secara umumnya.
Dan para Taois menggunakan Huangdi Era, karena dalam kepercayaan Taoisme kaisar Kuning ini adalah pembuka ajaran agama Tao.
Alasan inilah yang membuat timbulnya Huangdi Era dan Dao Era, di mana Huangdi Era dan Dao Era sama saja hanya penyebutan Dao Era atau Daoli digunakan oleh para Taois
Mitos Imlek
Puisi Tahun Baru Imlek tulisan tangan ditempel pada pintu ke rumah orang, di Lijiang, Yunnan, Tiongkok.
Menurut legenda, dahulu kala, Nián (?) adalah seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan (atau dalam ragam hikayat lain, dari bawah laut), yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak dan bahkan penduduk desa.
Untuk melindungi diri mereka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun.
Dipercaya bahwa melakukan hal itu Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil Panen.
Pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah.
Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di jendela dan pintu. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian.
Adat-adat pengusiran Nian ini kemudian berkembang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián (Hanzi tradisional: ??; bahasa Tionghoa: ??), yang berarti "menyambut tahun baru", secara harafiah berarti "mengusir Nian".
Dalam buku Jingchu sui shi ji , catatan kebisaan tahun baru Jingchu yang dibuat di zaman dinasti selatan ( 420-589 BE ) dan ditulis oleh Zong Lin ( 501-565 BE ). Buku itu yang menulis mitos tentang nian.
Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Nian pada akhirnya ditangkap oleh atau Hongjun Laozu, dewa Taoisme dalam kisah Fengsheng Yanyi. Dan Nian kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu. (*)