Berita Populer
BERITA POPULER: Alasan Sopir Bemo Perkosa Bocah SD, Renungan Harian Katolik & Banjir Naibonat NTT
BERITA POPULER: Alasan Sopir Bemo Perkosa Bocah SD, Renungan Harian Katolik & Banjir Naibonat NTT.
Penulis: Maria Enotoda | Editor: maria anitoda
Keluarga yang telah mencari keberadaan Yuntri sejak Rabu (30/1/2019) sore itu, kemudian langsung mencegat dan menahan bemo angkutan kota tersebut.
Ketua RT.33/RW.08 Kelurahan Maulafa, Tertius Lutu (43) yang juga ikut dalam pencarian itu langsung mencabut kunci kontak bemo dan menghubungi anggota Bhabinkamtibmas Maulafa, Brigpol Ichsan Djawa, SH.
Yantri kepada POS-KUPANG.COM di dalam bemo itu, mengaku kalau ia telah mengikuti sopir bemo yang baru ia kenal selama sebulan itu sejak Rabu siang.
Saat itu, ia mengaku menumpang bemo tersebut menuju rumah teman sekolahnya untuk mengerjakan tugas sekolah.
Namun, karena salah seorang rekannya batal untuk pergi bersama, ia lalu ditahan oleh Ten, sopir bemo itu untuk mengikutinya berputar putar.
Yuntri merupakan siswa kelas VI SDI Oepoi yang tinggal di RT.33/RW.08 Tofa, Kelurahan Maulafa, Kecamatan Maulafa Kota Kupang.
Yantri juga mengatakan, usai berputar-putar, dirinya dibawa Ten alias Marten Alfi (23), sopir bemo itu untuk menginap di Kostnya di daerah Labat, Kecamatan Kota Raja sekira pukul 22.00 Wita. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)
3. Banjir Kupang, Jalan Timor Raya Berubah Jadi Sungai! Lihat Foto-fotonya
Curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu ini membuat wilayah Kabupaten Kupang dikepung banjir.
Hujan deras Kamis (31/1/2019) sekitar pukul 18.00 WITA menyebabkan Bendungan Beklolo Jebol. Akibatnya, luapan air menghantam rumah warga Kelurahan Naibonat dengan ketinggian mencapai 2 meter.
Sebagian warga yang rumahnya terjebak banjir memilih bertahan namun ada sebagian yang telah dievakuasi.
Banjir ini menyebabkan 35 rumah warga tergenang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir ini.
Kepala BPBD Kabupaten Kupang, Charles Panie yang dikonfirmasi mengatakan speed boat telah diturunkan untuk mengevakuasi warga.
BPBD juga telah melakukan koordinasi dengan SAR Kupang dan BPBD NTT.
Charles mengatakan peristiwa banjir ini membuat warga panik. Air tiba-tiba muncul dalam volume yang cukup besar setinggi 2 meter.
Warga yang terkejut berusaha menyelamatkan barang-barangnya namun ada yang belum mau keluar.
"Kami lakukan evakuasi warga dengan perahu karet yang kami siapkan.
Kami sudah himbau kepada warga yang masih bertahan di rumah supaya bisa keluar.
Kami masih upayakan untuk bantu korban.
Data sementara yang saya terima dari lurah 35 rumah," ujarnya.
Berikut foto-foto banjir di Kelurahan Naibonat.
Rumah warga Naibonat, Kabupaten Kupang terendam air akibat bendung jebol, Kamis (31/1/2019)
Korban Banjir di Naibonat Dihimbau Jaga Aliran Listrik
Para korban akibat luapan banjir dari jebolnya bendungan Bekolo di Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang dihimbau supaya berhati-hati dengan aliran listrik.
Saat inipun disiagakan mobil pemadam kebakaran dan tim SAR Kupang tengah melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir dengan perahu karet.
Kepala BPBD Kabupaten Kupang, Charles Panie ketika dikonfirmasi, Kamis (31/1/2019) malam menjelaskan, terhadap bencana banjir yang melanda wilayah RT 9-10 Kelurahan Naibonat ini, dirinya bersama anggota langsung turun lokasi.
Warga yang terkena banjir panik sementara listrik masih tetap menyala.
Untuk itu dirinya meminta warga untuk berhati-hati karena bisa berdampak buruk.
"Saya dan Ibu Desi Ballo (anggota DPRD Kabupaten Kupang, Red) minta warga untuk tetap tenang.
Perhatikan aliran listrik karena hujan terus mengguyur wilayah Naibonat," kata Charles.
Untuk diketahui, hujan deras melanda wilayah Kabupaten Kupang, Kamis (31/1/2019) sekitar pukul 18.00 Wita menyebabkan bendungan Bekolo di daerah ini jebol.
Luapan air menghantam rumah warga Kelurahan Naibonat dengan ketinggian mencapai 2 meter.
Dalam kejadian ini sebagian warga terjebak banjir dan memilih masih bertahan di rumah masing-masing tapi sebagian sudah dievakuasi.
Kepala BPBD Kabupaten Kupang, Charles Panie ketika dikonfirmasi, Kamis (31/1/2019) malam ini mengaku sedang berada di lokasi kejadian.
Menurutnya, bantuan dari BPBD Kupang sudah diturunkan berupa speed boat untuk mengevakuasi warga.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan SAR Kupang dan BPBD NTT.
Jalur Ri'i Pu'a Longsor, Pengendara Diminta Waspada
Kawasan rawan longsor di ruas jalan nasional Maumere - Ende di Ri’i Pu’a, Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur harus diwaspadai setiap saat oleh para pelintas di ruas itu.
Hari Rabu (30/1/2019) pukul 03.30 Wita, longsor menutup ruas jalan.
Meski longsor tanah dan pohon tumbang telah dibersihkan, ancaman terhadap pelintas jalan mengintai setiap saat.
“Harus ekstra waspada ketika lewat di titik-titit rawan longsor terutama dari Ri’u Pu’a-Lekebai. Ketika hujan lebat, harus ekstra waspada. Karena nyawa bisa jadi taruhan,” ujar Fery Avales, Sekretaris Camat Mego kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (31/1/2019).
Fery yang setiap pagi dan petang bolak-balik Maumere - Lekebai di ibukota Kecamatan Mego mengakui kawasan Ri’i Pu’a merupakan kawasan rawan longsor terberat dalam ruas Maumere-Ende di wilayah Kabupaten Sikka.
Menurutnya, struktur tanah berpasir dan bentuk tebing yang nyaris lurus sangat membahayakan bila longsor.
Pepohanan serta material tanah dan batuan langsung turun ke badan jalan yang bisa mengancam setiap pelintas jalan.
Longsor Rabu dini hari, kata Fery menciptakan kemacetan selama lima jam sebelum datangnya alat berat mengusur material batu dan tanah menutup ruas jalan.
Pantuan POS-KUPANG.COM, Kamis (31/1/2019), material longsor sudah dibersihkan. Namun sepanjang lokasi ini, potensial longsor bisa terjadi kapan saja ketika hujan lebat. (*)
