Pagi-Pagi Gubernur NTT Viktor Laiskodat Pungut Sampah, Jengkel Kota Kupang Terkotor se Indonesia
Sepulang dari gereja, Gubernur NTT Viktor Laiskodat melihat sampah berceceran di Jl Thamrin, Ia pun turun mobil dan memungut sampah-sampah itu.
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
Penilaian penting ada pada pengelolaan tempat pemrosesan akhir (TPA) yang masih menjalankan sistem open dumping atau pembuangan terbuka.
"Undang-undang kan memandatkan (TPA) sanitary landfill, tapi kami masih melangkah dengan controlled landfill. Kalau TPA masih open dumping tidak kami berikan Adipura," kata dia.
Penilaian kedua pada kepatuhan penyelesaian dokumen Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga seperti amanat Perpres 97/2017.
Dalam Perpres tersebut pemerintah daerah diminta menyusun Jakstrada paling lambat Oktober 2018.
Namun hingga kini, menurut Novrizal Thahar, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK baru 300 kabupaten/kota dan 16 provinsi yang selesai menyusun Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada).
"Dokumen ini penting sebagai acuan daerah untuk melakukan pengurangan dan pengelolaan sampah sehingga tercapai 100 persen sampah kita terkelola dengan baik," kata dia.
Terkait risiko pengumuman kota terkotor ini bisa menimbulkan reaksi dari pemerintah daerah, Rosa Vivien mengatakan pihaknya memiliki kriteria yang jelas.
Selain itu, pihaknya juga mengecek ke lapangan sehingga penilaian berdasarkan fakta dan temuan.
Reaksi Walikota Kupang
Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore melakukan tatap muka langsung dengan seluruh Petugas Kebersihan baik sopir, pengangkut sampah dan penyapu jalan di Kota Kupang.
Menurut Jefri Riwu Kore pada pertemuan yang digelar di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Kupang, Selasa (29/1/2019) ini, perjuangan petugas kebersihan untuk kota ini begitu luar biasa. Para petugas sudah bekerja dengan masikmal.
Tetapi masih saja ada warga yang membuang sampah di luar jadwal yang ditentukan.
Selain itu juga masih banyak warga yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, Jefri Riwu Kore melakukan diskusi dengan para petugas kebersihan untuk mengatasi masalah sampah di Kota Kupang.
Jefri Riwu Kore mengaku miris melihat petugas kebersihan yang sudah harus beraktifitas saat semua warga masih tertidur pulas. Mereka telah membantu kota ini.
"Saya tidak menyalahkan para awak (petugas kebersihan), karena mereka sudah berjuang sungguh-sungguh untuk melayani kota ini. Pekerjaan kebersihan sangat mulia, jadi jangan berpikir ini tempat pembuangan. Kalian kebanggaan untuk menyelesaikan berbagai persoalan kebersihan di kota ini. Karena tidak gampang dan tidak banyak orang yang mau bekerja di sini," terang Jefri Riwu Kore.