Opini Pos Kupang
Damyan Godho Legenda Pers NTT, Selamat Jalan Guru, Orangtua dan Pemimpin
Saya mengingat catatan Bapak Damyan Godho atau biasa disapa Om Dami tentang SKH Pos Kupang
Catatan indah antara lain datang dari Bapak Mundus Lema, sahabatnya : RIP kakanda tercinta Damyan Godho, selesai sudah ceritera suka, duka dan perjuangan kerasulan awam di bumi Cendana Timor.
Dialah salah satu dari yang sedikit pemuda Flores yang menjadi benteng kerasulan awam dan komandan serdadu Kristus dan sejarah perjalanan Gereja Katolik di Pulau Timor, khususnya Kota Kupang mencatat tapak-tapak perjuangan heroik kak Dami terutama pada saat bersama Bung Kanis Pari menghadapi PKI di era 60-70 an. Inilah bukti bahwa dia 100 persen Katolik 100 persen Pancasila-NKRI. Slamat jalan kakanda terkasih menuju "Sao Ria Bewa Kebahagiaan Kekal-Abadi Surgawi bersama ananda Romi anak tersayang. Salve.
Wartawan Profesional
Bagi saya nama Damyan Godho telah menjadi legenda pers NTT. Ia menjadi salah satu tonggak pers NTT, beliau telah menjadi tokoh pers NTT. Tulisan ini sebagai penghargaan yang tulus pada Om Dami yang memberi keteladanan pada komitmen sebagai pekerja pers. Dia telah memberikan bimbingan dan tuntunan yang sangat bernilai.
Hingga ajal kematian menjemputnya Om Dami telah berusaha menjadi wartawan yang profesional. Kata profesional mengandung arti yang jauh lebih dalam, To profess adalah mengaku dengan seluruh eksistensi. Jadi profesi berarti pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati, dan dengan segenap jiwa, tekun dan setia dengan mutu dan disiplin serta bersedia menanggung konsekuensi sesuai dengan nilai-nilai luhur profesi itu.
John Hohenberg dalam bukunya "The Professional Journalist" mengemukakan beberapa syarat menjadi wartawan, antara lain: Tidak pernah berhenti mencari kebenaran; maju terus menghadapi jaman yang berubah dan jangan menunggu sampai dikuasai olehnya; melaksanakan jasa-jasa yang berarti dan ada konsekuensinya bagi umat manusia; memelihara suatu kebebasan yang tetap teguh.
Wartawan harus mencoba untuk menemukan, menyusun dan menjabarkan fakta serta opini kepada khalayak ramai yang kian bertambah maju.
James Reston, editor eksekutip surat kabar New York Times, berkesimpulan bahwa vitalitas merupakan kunci bagi wartawan yang sukses. Selain itu ada kewaspadaan, dan memiliki nilai-nilai moral.
Tak berlebihan bila Om Dami dengan segala keunggulan dan kekurangannya telah berusaha menjadi wartawan profesional seperti yang dilukiskan oleh John Hohenberg dan James Reston.
Om Dami, terimakasih berlimpah makna hidupmu yang bisa menegaskan lagi komitmen kami pada panggilan professional, entah sebagai pekerja pers, pemimpin dll, selamat jalan sang legenda pers . (*)