Irmawati Hilang Akal Lihat Anak Mimisan dan Muntah Darah, DBD Capai 260 Kasus

Pagi itu, Nufidiah dijengkuk oleh spesialias anak RSUD dr.TC Hillers, dr.Mario Nara, Sp.A. Diajak komunikasi oleh dokter

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/EUGINIUS MO'A
Irmawati menjaga anaknya di RSUD dr.TC Hillers Maumere, Pulau Flores, Propinsi NTT, Senin (28/1/2019). 

POS-KUPANG.COM|MAUMERE - Bocah Nurfidiah  (2,9)   terbaring   lemah di   ruang perawatan anak RSUD  dr. TC Hillers Maumere di Pulau Flores,  Propinsi Nusa Tenggara Timur.  Hari  ini, Senin  (28/1/2019)  pagi, hari  keempat warga Nangahale, Kecamatan  Talibura, dirawat  karena  sakit  DBD.

Dijaga  ibunya  Irmawati,  Nurfidah  tak  bersemangat. Jarum infus masih  tertancap  di  tangannya.

Pagi  itu,   Nufidiah   dijengkuk oleh  spesialias anak  RSUD dr.TC  Hillers,  dr.Mario Nara, Sp.A.  Diajak  komunikasi oleh dokter,  Nurfaidah  masih  tampak enggan.

Irmawaty menuturkan,  dua  anaknya  terserang  DBD sekaligus. Si sulung  Muhammad  Rafir   (9)  tahun  sempat dirawat jalan  dan  pulang  hari  Sabtu. Namun  sang adik kondisinya  lebih berat.

“Dia mulai  panas  hari  Rabu, hari  Kamis   kami  bawa  ke Puskesmas Watubian.   Pemeriksaan menyatakan  dia menderita  DBD, sehingga  rawat inap,”  ujar Irmawati.

Betapa  terkejutnya Irmawati  menyaksikan kondisi anaknya  di  hari  Jumat  itu.  Nurfidiah mendadak mengalami mimisan,   bahkan  muntah darah. 

Rumah Yuliana di Ronggakoe, Manggarai Timur Nyaris Terbakar, Ada Aroma Minyak Tanah

Petani Laleten-Malaka Tanam Padi dengan Pola Jajar Legowo

“Saya   takut dan  hilang  akal, perawat  bertindak  cepat dan  segera  rujuk  ke  RSUD  Maumere.  Syukur kondisinya saat ini semakin  membaik, mudah-mudahan  dia  lekas sembuh,”  harap Irmawati.

Irmawati menduga,   DBD menyerang anaknya  kemungkinan berasal  dari  lingkungan  pemukiman yang kurang sehat. Meski  ada  warga  yang menjaga rumah dan pekarangan  bersih, namun ada warga  yang lain  melalaikannya.

”Perumahan di sana  (eks pengungsi  korban  tsunami)  dibangun  blok-blok). Ada  yang bersih,  namun ada juga  lokasi tidak  bersih sehingga muncul    DBD,”  ujarnya.

Diprediksi Capai 260 Kasus DBD

Sementara itu, sampai saat ini posisi pasien yang positif DBD sebanyak 175 pasien. Pasien tersebut dirawat di 12 Rumah Sakit dan 11 Puskesmas.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Ari Wijana telah memerintahkan Puskesmas untuk menangani pasien DBD grade 1, karena RSUD SK Lerik dan RSU W Z Yohanes sudah mulai over load.

"Jadi bila posko siaga DBD 1x24 jam menemukan kasus dan kondisi pasien masih baik menurut penilaian medis maka dirawat Puskesmas," tuturnya kepada POS-KUPANG. COM, Senin (28/1/2019).

Bencana Banjir dan Longsor di NTT, 13 Orang Meninggal Dunia

Ia mengatakan, dari ratusan kasus sampai saat ini belum ada laporan kalau pasien DBD meninggal. Oleh karena itu diharapkan dengan kecepatan petugas kesehatan menemukan kasus maka bisa mencegah terjadinya kematian," ujarnya.

Menurut perhitungan Dinas Kesehatan, dua minggu setelah penetapan maka posisinya akan terus naik terus. Jadi ada puncak tertentu posisi DBD bisa turun dengan gerakan jumat bersih, abatedasi dan pemberantasan sarang nyamuk.

Lakalantas di Kabupaten Manggarai, 20 Orang Meninggal, 65 Warga Luka Berat

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved