Berita Tamu Kita

Epy Tahun: Menjaga Ternak hingga Jadi Bupati TTS

Begitu pula Egusem Piether Tahun atau Epy Tahun yang saat ini menjadi Bupati TTS terpilih periode 2019-2024.

Penulis: Dion Kota | Editor: Apolonia Matilde
ist
Bupati TTS 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota

POS-KUPANG.COM|KUPANGSETIAP orang berhak memutuskan untuk maju dalam perhelatan pemilihan kepala daerah. Begitu pula dengan Egusem Piether Tahun, MT, MM, yang saat ini menjadi Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) terpilih periode 2019-2024. Ia merasa ada yang salah dengan tata kelola birokrasi di TTS sehingga terpanggil untuk memperbaikinya.

Ini tak lepas dari pengalamannya semasa menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten TTS. Ia galau melihat penempatan aparatur yang tidak sesuai keahlian atau bidang ilmu. Dan, menjadi temuan KPK tahun 2018.

Dan, Epy sapaan akrabnya pernah menjadi korban tata birokrasi yang tak jelas. Saat mengikuti seleksi pejabat esalon II, ia lulus pada jabatan yang sebenarnya tak dilamarnya.

Puput Nastiti Devi Korbankan Hal Ini Demi Menikah dengan BTP Ahok

Berangkat dari pengalaman pahit tersebut, Epy bertekad ingin menata kembali birokrasi. Ia memutuskan mundur dari ASN, dan maju sebagai calon Bupati TTS berpasangan dengan Army Konay pada perhelatan Pilkada 2018.

Pada 5 Desember 2018, berdasarkan putusan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi, paket Tahun-Konay dinyatakan unggul dalam perhelatan Pilkada TTS dengan meraup 69.721 suara.

Saat ini, Epy dan Army Konay menunggu waktu pasti pelantikan sebagai Bupati dan Wakil Bupati TTS terpilih periode 2019-2024. Epy yang semasa kecilnya ditugasi sang ayah menjaga ternak, saat ini menjadi Bupati TTS. Apa yang akan dilakukan setelah pelantikan? Ikuti wawancara Wartawan Pos Kupang, Dion Kota dengan Epy Tahun di kediamannya, Jumat ( 18/1/2019).

Proficiat. Bisa Anda kisahkan perjalanan hidup hingga menjadi Bupati Terpilih saat ini?
Saya lahir di Kampung Oenlasi. Masa kecil saya hampir sama dengan anak-anak kampung lainnya di Kabupaten TTS. Menghabiskan waktu dengan bermain dan memberi makan ternak. Kebetulan keluarga kami waktu itu memiliki cukup banyak ternak sapi. Ayah saya memberikan tanggung jawab kepada setiap anaknya, termasuk saya untuk mengurus masing-masing satu ekor sapi hingga usia jual. Uang dari menjual sapi ditabung untuk biaya sekolah kami. Setelah sapi yang dipelihara laku terjual, ayah akan memberikan lagi satu ekor anak sapi lagi dan seterusnya. Sejak kecil, orang tua sudah mengajarkan kami bagaimana mencari uang dan menanamkan kebiasaan menabung.

Epy Tahun1
Epy Tahun1 (dokumen keluarga)

Anda termasuk luar biasa karena sudah bekerja saat masih kuliah. Bisa diceritakan?
Tahun 1981 saya kuliah di Akademi Teknik Kupang (ATK). Saat itu, sumber daya manusia di bidang teknik masih kurang. Tahun 1982 saya mulai bekerja di proyek pemerintah khususnya di bidang tata ruang sambil tetap berkuliah. Saat itu, orang yang bisa menggunakan alat ukur theodolit masih terbatas, sehingga tenaga kami yang masih berstatus mahasiswa digunakan dalam mengerjakan proyek pemerintah. Beberapa proyek tata ruang yang saya kerjakan semasa masih kuliah, antara lain pembangunan Bandara El Tari Kupang, tata ruang Kota Kefamenanu, tata ruang Kabupaten Sabu dan tata ruang Kota Atambua.

Calon Anggota Komisioner KPU Kecewa dengan Keputusan KPU RI

Uang hasil bekerja sambilan waktu itu, Anda gunakan untuk apa?
Penghasilan waktu itu sudah lumayan. Selain untuk biaya hidup sehari-hari, sebagian saya tabung dan saya gunakan untuk menyelesaikan studi. Selain mendapatkan uang dari bekerja sambilan, saya juga mendapatkan pengalaman kerja dan mendapatkan jaringan yang luas dan membantu saya untuk mendapatkan pekerjaan pasca menyelesaikan studi di ATK.

Usai menyelesaikan studi di ATK, apakah Anda langsung bekerja sebagai ASN?
Saya menyelesaikan studi di ATK tahun 1985. Setelah selesai, bermodalkan relasi sosial saat saya bekerja sambil kuliah, saya dipercaya bekerja di PT Semen Kupang di Bagian Tambang. Sekitar 1,5 tahun bekerja, saya memutuskan untuk mundur karena ada tawaran bekerja di kantor pemerintah yang lebih menggiurkan waktu itu. Di tingkat provinsi saya bekerja di dinas pengairan. Beberapa bulan di Kupang, saya dipindahkan ke SoE, untuk mengawasi pekerjaan embung di TTS.

Kapan Anda diangkat menjadi ASN dan bagaimana karier yang Anda jalani?
Saya diangkat menjadi ASN tahun 1990 dengan penempatan di Dinas PU Kabupaten Ende. Tahun 1991, saat era kepemimpinan Piet A Tallo (alm) sebagai Bupati TTS, beliu menarik kembali saya masuk ke TTS. Beliu berpikir, kenapa anak asli TTS harus di tempatkan di Kabupaten lain, sedangkan Kabupaten TTS masih sangat membutuhkan keahlian di bidang teknik. Saya diperintahkan untuk melanjutkan pendidikan sarjana (S1) di Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Tahun 1993 saya menyelesaikan studi, dan kembali ke TTS. Pada tahun 1996, saya diangkat menjadi Kepala Seksi Operasi dan Pemberdayaan Pengairan. Tahun 1997, saya naik jabatan menjadi Kepala Bidang Fisik Perumahan, Dinas Cipta Karya. Setelah itu, saya sempat dipindahkan ke Bappeda, menjadi Kepala Bidang Fisik dan Prasarana, sebelum akhirnya pada tahun 2008 diangkat menjadi Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Pengembangan Pengairan. Setahun menjabat, tepatnya di tahun 2009, saya dipercayakan menjadi Kepala Dinas Cipta Karya hingga tahun 2011.
Tahun 2011 hingga 2017, saya ditempatkan sebagai Asisten II Bidang Administrasi dan Pembangunan, hingga akhirnya pensiun. Namun sebelum pensiun dini, pada tahun 2017, saya sempat dipercaya sebagai pejabat Sekda TTS merangkap sebagai Asisten II Sekda TTS.

Bagaimana akhirnya Anda bisa memutuskan banting stir untuk terjun ke dunia politik?
Pada tahun 2017 saya sempat mencoba mendaftar mengikuti seleksi jabatan Sekda TTS yang saat itu kosong. Tetapi karena alasan usia, langkah saya untuk mengikuti seleksi terhenti. Saya merasa langkah saya sengaja dicekal oleh pihak tertentu. Setelah berdiskusi panjang dengan keluarga dan mendapatkan restu dari keluarga untuk maju bertarung di Pilkada TTS 2018, saya memutuskan untuk pensiun dini.
Kalau mau jujur niat untuk terjun ke dunia politik sudah lama ada. Beberapa tawaran politik sempat mampir, baik dari kabupaten maupun provinsi, tetapi karena pertimbangan anak-anak masih sekolah saya memutuskan untuk menunda keinginan tersebut. Namun, setelah anak-anak sudah selesai kuliah bahkan ada yang sudah bekerja, saya membulatkan tekad untuk maju bertarung di Pilkada TTS. Dan, Puji Tuhan, masyarakat Kabupaten TTS mempercayakan mandatnya kepada saya dan Pak Army untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati TTS periode 2019-2024.

Tak Terima Veronica Tan Disebut Tak Bisa Masak, Anak Sulung Ahok, Nathania Unggah Ini di Instagram

Menurut Anda apa masalah utama pembangunan di Kabupaten TTS?
Selama melakukan kampanye keliling Kabupaten TTS, saya melihat air bersih menjadi masalah yang urgen yang harus di selesaikan, selain masalah infrastruktur jalan. Air bersih menjadi sumber masalah gizi kurang dan gizi buruk, masalah kemiskinan, penyakit DBD, dan masalah pertanian. Kesulitan air bersih membuat masyarakat tak mampu menerapkan pola hidup sehat. Kekurangan air bersih membuat masyarakat tak bisa memanfaatkan halamannya untuk bercocok tanam sehingga bisa memenuhi kebutuhan gizi dan meningkatkan ekonomi rumah tangga. Kurangnya air bersih membuat masyarakat hanya menanam sekali setahun.

Epy Tahun 2
Epy Tahun 2 (dokumen keluarga)
Halaman
12
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved