Kepala BBPP Kupang Ingin Seluruh Drainase Kantor Jadi Kolam Ikan Lele

pihaknya menginginkan seluruh drainase di kantor tersebut dijadikan kolam ikan Lele.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GECIO VIANA
Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, Dr. Ir. H. Adang Warya, MM ketika ditemui POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya di Kantor BBPP Jln Timor Raya Km 17 Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang, Rabu (23/1/2019). 

"Bagaimana kita melakukan upaya-upaya agar kompetensi para petugas yang ada di Balai Besar Pelatihan Peternakan ini bisa meningkat sesuai dengan perkembangan jaman," katanya.

Kebijakan kedua, lanjut Adang, melakukan pengembangan peningkatan sumber daya, sarana dan prasarana.

Valentine Day Makin Dekat, Inilah 10 Drama Korea yang Cocok Kalian Tonton Pas Hari Kasih Sayang!

Jadwal Liga Italia Pekan 21 di BeIn Sports, AC Milan vs Napoli dan Juventus vs Lazio

"Kami kembangkan di sini sarana untuk pembelajaran, sarana bekerja termasuk juga sarana untuk prakteknya. kita membuat kandang ternak, aula untuk pertemuan yang representative, memperbaiki rumah kelas dan tahun ini kita akan membuat Rumah Pemotongan Hewan (RPH). RPH akan dijadikan outlet rumah potong hewan dan unit pengolahan hasil," ungkapnya.

Lebih lanjut, kebijakan ketiga yakni akan mengembangkan metodologi pelatihan bagi para peternak dan petugas peternakan.

Kebijakan ini diambil agar materi yang disampaikan dapat dimengerti oleh para peternak.

"Karena sekarang memang tugas kita adalah bagaimana kita menyampaikan materi-materi ini dengan benar sehingga materi tersebut mudah di dengar dan diterima oleh peserta pelatihan," paparnya.

Tiga kebijakan ini akan ditindaklanjuti masing-masing oleh eselon tiga dan dilaksanakan oleh eselon empat.

Selain itu, ia juga menjelaskan, tantangan yang dihadapinya sesuai dengan karakteristik wilayah dibawah BBPP Kupang.

BBPP Kupang selama ini mempunyai wilayah kerja 11 provinsi dan 143 kota.

Provinsi di wilayah kerja BBPP Kupang yakni Provinsi Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara.

"Tentu saja setiap wilayah mempunyai kondisi yang berbeda, termasuk juga ada dia wilayah NTT ini yang mempunyai iklim dan daerah yang spesifik," imbuhnya.

Untuk NTT, pihaknya melihat, curah hujan yang sedikit dimana hanya berkisar tiga bulan dan berpengaruh dalam dunia pertanian.

Dijelaskannya, saat musim hujan seperti saat ini merupakan waktu yang tepat bagi para petani untuk menabung dengan memelihara tanaman sebaik mungkin di panen dan hasil panen ini dapat disimpan untuk musim kemarau nanti.

"Keadaan kita saat musim kemarau pakan sangat sulit dan saat itulah dibutuhkan manajemen pakan yang baik untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak," katanya.

Ia menambahkan, permasalahan yang terjadi saat musim hujan yakni para peternak melepas ternaknya secara bebas dan para petani harus menjaga ekstra tanamannya.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved