Geliat Pemuda Watoone Flores Timur, dari Jual Pasir hingga Syuting Film
menjual jasa pengumpulan kayu bakar hingga menjual kolak di sela-sela turnamen bola kaki yang terselenggara di desa tersebut.
Penulis: Lamawuran | Editor: Rosalina Woso
Pria usia 30 tahun itu merasa bersyukur sewaktu acara Natal bersama itu berlangsung.
Mereka menggelar Natal itu pada tanggal 28 Desember 2018, dihadiri para pemuda, orang tua, juga kepala desa setempat.
"Para orang tua sangat mendukung kami. Mereka bilang, 'Apa yang ingin kamu lakukan untuk bersatu, lakukanlah. Kami akan mendukung kamu dari belakang dengan nasihat'," kata Emanuel.
Karena merasa sudah semakin bersatu, maka dibentuklah sebuah pengurus lengkap, dengan pembagian tugas di bidang masing-masing.
Lalu atas keputusan bersama pula, para pemuda tersebut mencari dana untuk melakukan pengadaan pengeras suara, sehingga jika terjadi musibah kematian, mereka bisa menggunakannya.
"Mengetahui adanya rencana itu, orang-orang yang di perantauan juga ingin membantu. Mereka ingin membantu meringankan beban kami, juga berbuat untuk desa," ujarnya.
Acara kumpul-kumpul bersama pun sering mereka gelar. Tentu ada dampaknya. Kini, kata Emanuel, sudah mulai jarang terlihat pemuda-pemuda yang duduk dan minum-minuman keras di pinggir jalan.
Syuting Film Dokumenter
• Diduga Terlilit Hutang,Janda Muda Asal Palembang Diperkosa, Dibunuh Lalu Dibakar
• Kejadian Mengharukan Ini Bikin V BTS Dijuluki Malaikat, Bagaimana Ceritanya?
Geliat pemuda desa Watoone tersebut tak hanya sampai di situ. Mereka akhirnya bersepakat untuk melakukan syuting film dokumenter.
"Seorang videografer, namanya Nagari, melihat potensi teman-teman yang waktu malam Tahun Baru sempat melakukan pantas drama. Dia tertarik dan mengajak kami untuk syuting film dokumenter," kata Emanuel.
Rencananya, mereka akan menggelar syuting film tersebut pada Minggu (27/1) mendatang.
"Sebenarnya kami sudah gelar syuting itu. Tapi masih berkendala. Jadi kami rencanakan hari Minggu ini," paparnya.
Dari draf film yang dikirimkan ke POS-KUPANG.COM, film tersebut mengisahkan kehidupan masyarakat yang penuh dengan isu politik.
Ada dialog-dialog antar tokoh yang memberikan ruang permenungan, bahwa politik haruslah memberikan kontribusi kemajuan bagi sebuah wilayah.
• Jeritan Perempuan Dalam Peti Mati yang Dikremasi Ungkap Kelakuan Sadis Mertua
• Frans Salem Dikukuhkan Jadi Ketua PTMSI NTT
"Film ini juga ingin memberikan pencerahan kepada masyarakat jelang Pemilu ini," kata Emanuel.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ambuga Lamawuran)