Geliat Pemuda Watoone Flores Timur, dari Jual Pasir hingga Syuting Film

menjual jasa pengumpulan kayu bakar hingga menjual kolak di sela-sela turnamen bola kaki yang terselenggara di desa tersebut.

Penulis: Lamawuran | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/AMBUGA LAMAWURAN
Pemuda Desa Watoone sedang mencari dana menggali dan menjual pasir. (Foto kiriman Emanuel Sanga Lile untuk POS-KUPANG.COM). 

Geliat Persatuan Pemuda Watoone Flores Timur, dari Jual Pasir hingga Syuting Film

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kerinduan para pemuda di Desa Watoone, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur, NTT, untuk bisa menyelenggarakan event-event besar secara bersama-sama kini mulai terlihat.

Upaya menggalang kebersamaan itu tidak mereka mulai dari hal-hal yang besar.

Awalnya, mereka menggalang dana dengan menjual pasir, dilanjutkan menjual jasa pengumpulan kayu bakar hingga menjual kolak di sela-sela turnamen bola kaki yang terselenggara di desa tersebut.

Karena merasa bahwa makin hari persatuan di antara mereka makin kuat, akhirnya diputuskan untuk membentuk sebuah perhimpunan.

Ketua I Emanuel Sanga Lile sewaktu dihubungi POS-KUPANG.COM dari Kota Kupang, menuturkan bahwa selama ini ada kerinduan dari mereka untuk menggelar sebuah kegiatan bersama.

"Selama ini ada kerinduan untuk bersatu, tapi belum tercapai. Sekarang ini, kami sudah memulainya pelan-pelan," katanya, Kamis (24/1/2019).

HASIL Copa del Rey, Sergio Ramos Cetak Dua Gol, Real Madrid Menang Ayas Girona

Tranportasi Jalur Selatan Pulau Timor, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Baru. Begini Faktanya

Emanuel menuturkan semuanya berawal sewaktu Ikatan Pemuda Pelajar Watoone (IP2W) yang berada di Kota Kupang, liburan di desa tersebut.

IP2W lalu menggelar sebuah perlombaan dalam rangka memperingati Hari 17 Agustus.

"Waktu itu, atas inisiatif sendiri, mereka menggelar perlombaan penataan lorong desa. Momen itu diikuti oleh lima Lingkungan. Lingkungan kami yang bernama Benteng Daud menjadi juara 1," kisahnya.

Hadiah untuk juara 1 pada perlombaan penataan lorong desa perdana tersebut adalah uang sejumlah Rp. 500.000,00.

Karena keinginan anak-anak Benteng Daud untuk menggelar satu acara bersama pada Hari Raya Natal, maka dimulailah usaha-usaha pencarian dana demi terselenggaranya acara tersebut.

"Awalnya kami menggali dan menjual pasir. Hasilnya lumayan. Setelah itu, kami menjual jasa mengumpulkan kayu bakar. Ini kami lakukan di bulan Desember," ceritanya.

Tak hanya itu saja. Emanuel mengatakan mereka pun berjualan kolak di sela-sela turnamen bola kaki yang terselenggara di Desa Watoone.

"Karena niatnya kami akan mengundang semua orang tua untuk hadir waktu acara Natal itu. Jadi kami harus kumpulkan dana," katanya.

Pria usia 30 tahun itu merasa bersyukur sewaktu acara Natal bersama itu berlangsung.

Mereka menggelar Natal itu pada tanggal 28 Desember 2018, dihadiri para pemuda, orang tua, juga kepala desa setempat.

"Para orang tua sangat mendukung kami. Mereka bilang, 'Apa yang ingin kamu lakukan untuk bersatu, lakukanlah. Kami akan mendukung kamu dari belakang dengan nasihat'," kata Emanuel.

Karena merasa sudah semakin bersatu, maka dibentuklah sebuah pengurus lengkap, dengan pembagian tugas di bidang masing-masing.

Lalu atas keputusan bersama pula, para pemuda tersebut mencari dana untuk melakukan pengadaan pengeras suara, sehingga jika terjadi musibah kematian, mereka bisa menggunakannya.

"Mengetahui adanya rencana itu, orang-orang yang di perantauan juga ingin membantu. Mereka ingin membantu meringankan beban kami, juga berbuat untuk desa," ujarnya.

Acara kumpul-kumpul bersama pun sering mereka gelar. Tentu ada dampaknya. Kini, kata Emanuel, sudah mulai jarang terlihat pemuda-pemuda yang duduk dan minum-minuman keras di pinggir jalan.

Syuting Film Dokumenter

Diduga Terlilit Hutang,Janda Muda Asal Palembang Diperkosa, Dibunuh Lalu Dibakar

Kejadian Mengharukan Ini Bikin V BTS Dijuluki Malaikat, Bagaimana Ceritanya?

Geliat pemuda desa Watoone tersebut tak hanya sampai di situ. Mereka akhirnya bersepakat untuk melakukan syuting film dokumenter.

"Seorang videografer, namanya Nagari, melihat potensi teman-teman yang waktu malam Tahun Baru sempat melakukan pantas drama. Dia tertarik dan mengajak kami untuk syuting film dokumenter," kata Emanuel.

Rencananya, mereka akan menggelar syuting film tersebut pada Minggu (27/1) mendatang.

"Sebenarnya kami sudah gelar syuting itu. Tapi masih berkendala. Jadi kami rencanakan hari Minggu ini," paparnya.

Dari draf film yang dikirimkan ke POS-KUPANG.COM, film tersebut mengisahkan kehidupan masyarakat yang penuh dengan isu politik.

Ada dialog-dialog antar tokoh yang memberikan ruang permenungan, bahwa politik haruslah memberikan kontribusi kemajuan bagi sebuah wilayah.

Jeritan Perempuan Dalam Peti Mati yang Dikremasi Ungkap Kelakuan Sadis Mertua

Frans Salem Dikukuhkan Jadi Ketua PTMSI NTT

"Film ini juga ingin memberikan pencerahan kepada masyarakat jelang Pemilu ini," kata Emanuel.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ambuga Lamawuran)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved