BREAKING NEWS : 2 Pasien Deman Berdarah Dengue Meninggal Dunia di RSUD Umbu Rara Meha-Waingapu
27 pasien penderita penyakit demam berdarah (DBD) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umbu Rara Meha Waingapu sepanjang dari tanggal 1
Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG. COM, Robert Ropo
POS-KUPANG. COM | WAINGAPU---Sebanyak 27 pasien penderita penyakit demam berdarah (DBD) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umbu Rara Meha Waingapu sepanjang dari tanggal 1 sampai 24 Januari tahun 2019, dua diantaranya meninggal dunia.
Direktur RSUD Umbu Rara Meha Waingapu Dr. Lely Harakai, M.Kes kepada POS-KUPANG. COM di ruang kerjanya, Kamis (24/1/2019) siang menjelaskan sejak tanggal 1 hingga 24 Januari tahun 2019 hari ini sudah 27 orang pasien yang dirawat di RSUD Umbu Rara Meha Waingapu.
Lely merincikan terhitung dari tanggal 1-20 Januari 2019 sebanyak 17 pasien yang dirawat di RSUD tersebut. sementara dari tanggal 21 hingga 24 Januari tahun 2019 sebanyak 10 pasien yang dirawat di Rumah Sakit itu. Dengan total keseluruhan dari tanggal 1-24 Januari 2019 sebanyak 27 pasien DBD yang di rawat di Rumah Sakit itu.
Lely menjelaskan dari 27 pasien DBD yang dirawat tersebut, dua padien DBD diantaranya nyawanya tak bisa tertolong alias meninggal dunia.
• Penemuan Mayat Mahasiswa RDTL ! Pemilik Kos Sebut Besok Dibawa ke Timor Leste
"Jadi yang meninggal dunia itu satu dari Desa Lewa Paku Kecamatan Lewa, dan satu dari Desa Ramuk Sumba Timur,"jelas Lely.
Lely juga menjelaskan sedangkan pasien DBD yang dirawat di RSUD tersebut pada tahun 2018 lalu sebanyak 75 pasien.
Dari 75 pasien yang dirawat di Rumah Sakit itu, satu orang pasien DBD yang meninggal dunia.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur Dr. Chrisnawan Tri Haryantana belum bisa dikonfirmasi terkait perkembangan kasus DBD di Sumba Timur.
"Pak Kabid masih di Jakarta, data ada di saya tapi saya tidak bisa memberikan keterangan, kita taati aturan kelembagaan jangan sampai saya berikan keterangan nanti melangkai pak Kadis lagi. Tunggu pak Kadis pulang baru kita sama-sama bertemu beliau. Kalau beliau minta data saya siap kasih,"ungkap Kabid P2P dinas Kesehatan Sumba Timur Jonker.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Propinsi NTT Drg. Dominikus Minggu Mere, M.Kes ketika ditemui POS-KUPANG. COM di kantor Dinkes Kabupaten Sumba Timur, Selasa (22/1/2019) siang mengatakan berdasarkan laporan yang diterima dinas Kesehatan Propinsi NTT dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur sejak awal Januari hingga tanggal 22 Januari pada tahun 2019 sebanyak 76 kasus demam berdarah (DBD) di Sumba Timur.
Dominikus menjelaskan dari 76 kasus DBD di Sumba Timur di tahun 2019 itu, sebanyak 2 kasus diantaranya pasiennya meninggal dunia.
Dominikus juga menjelaskan, diketahui bersama penyakit DBD ini adalah penyakit yang berbasis lingkungan. Sehingga perlu ada keterlibatan semua komponen, hal ini sangat diperlukan untuk mencegah dari hulu. Harus ada kerja sama lintas sektor srluruh ASN dan masyarakat harus bangkit untuk kerja bakti masal.
"Kita ketahui bahwa DBD ini penyebabnya adalah virus Dengue dengan pengentaranya ada dua jenis nyamuk diantaranya jenis nyamuk
Aedes aegypti dan jenis nyamuk aides albopictus.
Kalau dulu nyamuk Aedes aegypti itu sukanya di dalam rumah dan air bersih tetapi sekarang pola perilaku berubah kini bisa juga di luar rumah dan nyamuk aides albopictus ini ada di semak-semak"jelas Dominikus.
Menurut Dominikus jika tidak ada terpapar virus dangue, nyamuk itu ada namun tidak menyebabkan virus DBD.
"oleh kerena kita kepadatan nyamuk harus kita cegah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk itu dilakukan oleh semua komponen.
Kemudian penting juga kita harus pantau juga keberadaan jentik nyamuk di setiap rumah.
Kemenkes menyarankan agar di setiap rumah itu ada satu orang juru pemantau jentik nyamuk jadi dengan indikantor dari 100 rumah di Sumba Timur 95 rumah tidak boleh ada jentik nyamuk. Nah, kondisi rill sekarang menunjukan bahwa lebih dari 5 persen rumah di Waingapu sudah banyak jentiknya,"kata Dominikus.
Dominikus juga mengatakan, karena itu perlu ada penanganya ada tiga yaitu menguras, pemberian larvasida atau abetisasi, dan juga foging.
Foging yang sudah sementara dilakukan adalah foging focus dengan radius 2.200 meter dari rumah terpapar dan foging masal direncanakan dalam waktu dekat karena harus didiskusikan dengan baik.
"Namun karena nyamuk virus DBD ini sudah menyebar di wilayah Kota Waingapu san sekitarnya maka harus foging masal, selain setiap hari lakukan pembresihan wilayah yang menjadi sarang nyamuk,"kata Dominikus.
Dominikus juga mengatakan Gubernur NTT sangat mendukung kegiatan pencegahan dan penanggulangan DBD ini.
"Karena itu hari ini kami dari Dinas Kesehatan propinsi turun ke Sumba Timur untuk berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Kami juga akan memantau langsung di RSUD Umbu Rara Meha, RSK lindimara, dan RSU imanuel untuk memastikan pasien DBD dirawat dengan baik,"jelas Dominikus.
Selain itu Kata Dominikus sudah ada surat edaran dan kemudian ada juga nantinya penegasan dari bupati Sumba Timur agar Dinas Kesehatan untuk melakukan pemantauan secara ketat terhadap penderita DBD di seluruh wilayah Sumba Timur.
"Kami juga ada kasih 1 mesin foging dan ketersediaan di Dinkes Sumba Timur juga ada enam mesin foging. Kami juga membawa serta plasma darah dari PMI Kupang untuk membantu di Laboratorium RSUD Umbu Rara Meha dan di semua rumah sakit Waingapy untuk penangan DBD,"kata Dominikus.
Dominikus juga meminta kepada pihak Dinkes Sumba Timur harus segara mengusulkan peralatan apa yang masih dibutuhkan untuk penangan kasus DBD di Sumba Timur untuk ditindalanjuti oleh Propinsi dan Pemerintah pusat.(*)