Breaking News

Berita Life Style

Hisap Ganja, Makan Daging Manusia dan Lakukan Seks. Intip Cara Hidup Sekte Hindu Aghori Kanibal

Dalam bahasa Sansekerta, Aghori berarti 'tak menakutkan,' namun cerita tentang ritual mereka justru menimbulkan ketakutan orang.

Editor: Rosalina Woso
Shutterstock
Ilustrasi mabuk. 

Baik Mallinson dan Thakkar mengatakan hanya ada sedikit yang benar-benar menjalankan ritual dengan sistem Agori.

Mereka mengatakan banyak yang datang ke festival mandi hanya anggota sekte yang tak pernah menjalani inisiasi. Mereka mengatakan sebagian berperilaku sebagai orang Aghori untuk mendapat uang dari turis dan peserta yang hadir.

Peserta festival ini memberikan makan dan uang kepada mereka, padahal, kata Thakkar, orang Aghori tak tertarik dengan uang.

"Mereka berdoa untuk kesejahteraan semua. Mereka tak peduli apakah orang minta didoakan agar mendapat anak atau bisa membangun rumah."

Ritual Menjijikkan Sekte Hindu Aghori Kanibal Makan Kotoran Sendiri & Lakukan Seks di Acara Kremasi
Ritual Menjijikkan Sekte Hindu Aghori Kanibal Makan Kotoran Sendiri & Lakukan Seks di Acara Kremasi (ISTIMEWA)

Aghoris memuja Siwa - dewa perusak dalam Hindu, serta pasangannya Shakthi. Di India utara, hanya pria yang boleh masuk sekte Aghori.

Beragam Kritikan Terhadap Pidato Prabowo, Nomor 5 Mengejutkan!

Kai EXO Ulang Tahun, Ini yang Dilakukan Jennie BLACKPINK Usai Konser di Bangkok

Namun di Bengal, ada perempuan pemuka Aghori yang tinggal di dekat tempat pembakaran jenazah.

Namun berbeda dengan kaum lelakinya yang telanjang, kaum perempuan Aghori memakai baju.

"Sebagian besar orang takut mati. Tempat pembakaran jenazah menyimbolkan kematian. Itulah titik keberangkatan kaum Aghori. Mereka ingin menantang moral dan nilai-nilai manusia," kata Thakkar.

Jasa sosial

Namun tak semua praktik orang Aghori itu menyeramkan.

Dalam beberapa puluh tahun terakhir, tradisi Aghori mulai bersentuhan dengan gerakan atus utama, dan mereka mulai melakukan layanan penyembuhan kepada pasien lepra.

"Orang Aghori bekerja dengan mereka yang dianggap paling hina di kalangan bangsa manusia," kata Ron Barrett, seorang pakar antropologi budaya dan medis dari Minnesota.

"Klinik lepra misalnya ada di tempat pembakaran mayat, dan mereka tak takut kematian. Dan orang Aghori justru melampaui ketakutan akan penyakit," katanya dalam wawancara dengan Emory Report.

Pasien lepra, banyak yang ditelantarkan keluarga mereka, mendapat perawatan di rumah sakit yang dikelola orang Aghori di kota Varanasi. Pasien menerima berbagai macam terapi, mulai dari metoda pengobatan alternatif Ayurveda, sampai mandi ritual modern.

"Pengobatan dan pemberkatan, digabungkan menjadi satu."

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved