Berita Kota Kupang
Bakti Kasih JPKP NTT, Kunjungi Dua Anak Penderita Hidrosefalus di TDM. Bisakah Tumbuh Normal?
kunjungan yang dilakukan timnya berdasarkan temuan tim di lapangan bahwa pasien tersebut ada di tengah warga yang perlu pendampingan
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Dua anak yang menderita Hidrosefalus yang berdomisili di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) Kecamatan Oebobo Kota Kupang mendapat kunjungan bakti kasih dari pengurus Jaringan Pendampingan Kebijakan Pembangunan (JPKP) DPW NTT dan DPD Kota Kupang.
Kunjungan bakti kasih ini merupakan sebuah aksi sosial yang dilaksanakan oleh jaringan untuk memberi dan membangun empati serta rasa solidaritas dalam mendukung upaya penyembuhan kedua bocah ini.
Aksi yang berlangsung pada Minggu (13/1/2019) pagi ini dilakukan di kediaman Aristo Isu, orang tua dari Gefariel Isu, bocah delapan bulan yang mengalami Hidrosefalus sejak lahir dan kediaman Irenius Nailiu, orangtua dari Angela Tekla Skolastika, bocah perempuan delapan tahun yang juga mengalami nasib yang sama.
Aristo Isu berdomisili di RT.18/RW.05, sedangkan Irenius Nailiu di RT.15/RW.04. Mereka merupakan warga Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) Kecamatan Oebobo Kota Kupang, Provinsi NTT.
Kunjungan itu terdiri dari Ketua DPW JPKP NTT, Frans Onggang Msc, Ketua Biro Kesehatan dan Sosial Bonefasius Boas Msc, Ketua Biro Pengkaderan Emilianus Mberong S.Fil, Clara Jenaut serta pengurus DPD JPKP Kota Kupang, Adrianus Samba.
Ketua DPD JPKP NTT Frans Onggang Msc menjelaskan kunjungan yang dilakukan timnya berdasarkan temuan tim di lapangan bahwa pasien tersebut ada di tengah warga yang perlu pendampingan.
“Bentuk advokasi kami adalah agar kedua kasus langka ini diperhatikan pemerintah untuk bisa dilakukan tindakan neurosurgery di fasilitas kesehatan,” katanya.
Oleh karena itu, JPKP akan melaporkan temuan tersebut ke Dinas Sosial, BPJS Kesehatan dan melakukan rujukan medik untuk tindakan selanjutnya.
• BERITA POPULER: VIDEO Dosen Politani Selingkuh Ramalan Zodiak Hari Ini Dan Tarif Grab Gojek Naik
• Dosen yang Selingkuhi Mahasiswinya Dapat Beasiswa Puluhan Juta, Istrinya Hanya Dikasih Segini
“Tindakan penanganan hydrocephalus ini perlu biaya cukup sehingga pendekatan lintas program dan sektor kita tempuh. Diharapkan pemerintah kota dan provinsi bisa membantu dalam hal ini,” ujarnya.
Sementara itu kepada POS-KUPANG.COM, pengurus DPD JPKP Kota Kupang, Adrianus mengaku tersentuh dengan kondisi dua bocah yang menderita Hidrosefalus yang mereka kunjungi. Ia mengatakan, kondisi mereka sangat rentan dan butuh untuk dilakukan tindakan medis.
“Ada keluarga yang sudah mau dilakukan tindakan medis namun ada keluarga yang belum mau karena alasan alasan tertentu, namun kita harap ini bisa ditangani agar kedua bocah bisa sembuh dan dapat hidup normal sebagaimana anak anak umumnya,” ujar aktivis sosial yang biasa disapa Ardi ini.
• Tega Nian. Usai Ajukan Kredit, Kakek 74 Tahun Malah Ditipu Petugas Marketing Taspen Asa Puluhan Juta
JPKP sendiri merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang membantu pemerintah untuk melakukan monitoring dan evaluasi program yg sudah dicanangkan pemerintah, salah satunya Indonesia sehat. Dimana dengannya, diharapkan tidak ada lagi masyarakat kurang mampu yang tidak mengakses informasi kesehatan untuk bisa mendapat akses pelayanan kesehatan.
Mengenal Bayi Hidrosefalus
Istilah hidrosefalus berasal dari bahasa Yunani "hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala, merupakan kondisi dengan ciri utama akumulasi cairan yang berlebihan di otak.
Pemicu hidrosefalus pada bayi belum diketahui dengan jelas, tetapi secara umum dapat disebabkan oleh cacat genetik, perdarahan pada janin sebelum kelahiran, infeksi pada ibu seperti toksoplasma atau sifilis, atau cacat lahir seperti spina bifida.
• Tenda Sempat Rubuh Dihantam Hujan dan Angin, Pelantikan BP Himafora Berjalan Lancar
Terapi hidrosefalus sebaiknya dilakukan sebelum bayi berumur 4 bulan untuk mengurangi risiko kerusakan otak.
Tujuan utama pengobatan penyakit ini adalah mengurangi jumlah cairan di otak.
Biasanya dokter akan menempatkan selang fleksibel yang disebut shunt, ke otak untuk mengeringkan cairan.
Shunt tersebut akan membawa cairan ke bagian tubuh lain, biasanya perut atau jantung, agar cairan itu dapat diserap.
Shunt pada umumnya akan dibiarkan di otak seumur hidup. Penggantian dilakukan bila shunt tersumbat atau terinfeksi.
Selain pemasangan shunt, bisa juga dilakukan operasi ETV (endocopic third ventriculostomy). Dalam prosedur tersebut, dokter akan membuat lubang kecil di bagian dalam otak sehingga cairan di otak bisa mengalir bebas.
Untuk kasus darurat, dokter juga akan memberikan obat-obatan atau prosedur mengeringkan cairan otak sebelum shunt bisa dipasang.
• BPN Prabowo-Sandi, Bangun Posko Dekat Warung Markobar Milik Gibran di Solo. Intip JugaFakta Lain!
Bila anak hidrosefalus mengalami gangguan perkembangan yang disebabkan oleh kerusakan pada otak, terapi untuk mengatasi kelambatan tumbuh kembang itu dapat dilakukan.
Misalnya saja terapi wicara atau terapi fisik untuk mengatasi gangguan kemampuan motorik. Yang harus diperhatikan, orangtua dan dokter harus mewaspadai kemungkinan cairan di otak menumpuk lagi. Shunt juga bisa tersumbat atau terinfeksi.
• Hasil Akhir Keputusan Pemerintah Saat Warga Aceh Ramai Bikin Paspor. Buntut Harga Tiket Melambung
Bila anak tampak rewel, tak nafsu makan, kebanyakan tidur, dan sering muntah, itu merupakan tanda adanya kelebihan cairan berulang di otak.(Laporan Reporter Pos Kupang, Ryan Nong/Kompas.Com)
